Monday, June 20, 2005

A MEmoRY

à memory,3/9/2004 10:41:02 PM

Tapi aku tahu ada yang hilang
Sedikit jiwa di sudut jalan panjang
Sebuah persinggahan dikala lara
Dan perhentian dikala lelah
Aku bingung,
Pantai ini untuk siapa
Atau ada mentari kedua?
Atau bulan kembali terbelah?
Bintang enggan bercanda…
Ada banyak kebodohan – kebodohan sudah dibuat
Tak akan hapus biar berjejak
Tak sembuh luka di awang-awang
Seperti lukisan nyata
Karya termegah
Puisi setentang mentari
Berani mati
Tertusuk duri ..
Kesakitan ini tak kan mendua
Dia raja
Dalam raga
Dalam jiwa

aku ragu dan ragu lagi
masihkah ada harap tersisa
di puing istana kita
esok aku akan berlari ke sana..
membawa sejumput rindu
dan rasa kehilangan
yang bersandar di tiang pancang
aku torehkan sebaris luka inidalam larik – larik tanpa seri
seperih hujan bulan Desember
yang tak pernah lupa memberi kecupan
anak gerimis dirundung cemburu
segala kering cinta di ujung jari
kusalurkan di tajam mata pena ini
darahku adalah tintanya
nafasku adalah nafasnya…
aku rindu pulang
ke rumah kita,
hanya ke rumah kita..
atau tiada lagi salam menunggu di balik pintu?
aku tergugu (oh haruskah?)
aku tuliskan semuadengan hati patah (..)
dan mata hati jengah ,
enggan mengalah
pada separuh diri
aku takkan memetik bintang
karena bintang itu sudah pernah bersinar
di hati kita,di hatimu
atau masih tak percaya ?
segala ragu
ingin ku kirim padamu
karena begitu yakinku
kokohmu kan leburkannya jadi debu
ah..
resah ini tiada pelabuhan !
bidadarinya enggan jejak bumi
rasa sakit tinggalkan nyeri
menusuk tiada henti..berat ,
lebih berat,makin berat,
atau paling berat ?
dengan segala kesah
dan keluh yang tak bermuara
akan gundahku yang berkelana
menjemput sepotong do’a
tanpa nyawa

-qit-

==

lama, dikubur masa

No comments: