Friday, May 26, 2006

Me, My Future, and the Simplest Jihad

By: Me, of course! (* and Alloh Willing  )




Who knows ‘bout the future, anyway?


(* peringatan: membaca tulisan ini berarti menyetujui isinya! Hati-hati terhadap serangan jantung yang muncul tiba-tiba akibat terinfeksi narsisme yang tersembunyi dalam tiap paragrafnya. Penulis lepas tangan dari semua efek samping yang mungkin timbul... )

Akhir-akhir ini, kegelisahan sering mewarnai sebagian hari-hariku. (Huhu.. itu artinya nggak banyak kan?). Seiring dengan bertambahnya ‘usia’ kuliahku di Teknik Fisika ITB ini, rupanya belum cukup jelas memetakan ke arah mana aku harus melangkah (maksudnya tentang keprofesiannya, githu..) Hum, kalo dipikir-pikir, bidang yang aku pelajari sekarang, memang sangat jauh dengan bayanganku dulu ketika memilih jurusan ini. Tapi bukan berarti aku merasa salah jurusan lho! Tentu tidak! Soalnya, dari dulu aku memang lebih tertarik pada fenomena fisis dari pada pelajaran lain. Walaupun itu tidak menjadi jaminan kalau aku akan mendapatkan nilai bagus karenanya .. (haha.. syukurlah.. =D )

Menginjak paruh tahun ke tiga ini, aku mulai mengerti dan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang Teknik Fisika (untuk selanjutnya Teknik Fisika cukup disebut FT.. Lho? Kok FT? Bukan TF? *Nah, ini juga ada ceritanya.. tapi bakalan terlalu panjang kalo aku uraikan di sini. Lagian, nggak penting kan? Mending baca cerita saya selanjutnya, hehe..), akan dicetak menjadi apa lulusan jurusan ini. Kalau dulu FT identik dengan jurusan yang nggak jelas sehingga bisa njelasin segala-galanya, sekarang perspektifku tentang disiplin ilmu FT mulai terbentuk. (Jangan salah, banyak juga alumni FT yang nggak ngikutin ’disiplin’, malah jadi gubernur, mentri de es be, hehe.. ini nggak masuk pokok bahasan.. apakah aku akan mengikuti jejak mereka? Kita tunggu saja!)

Singkatnya, mulai ada gambaran kalau sarjana FT akan diproyeksikan sebagai ahli instrumentasi dan kontrol. Dan memang, semua mata kuliah yang diajarkan di FT mengarah ke sana. Mulai dari elektronika, pemrograman, rangkaian listrik, metode pengukuran, teknologi sensor, pengolahan sinyal, kontrol otomatik, dan lain sebagainya. Hal ini masih didukung pula dengan pengetahuan dasar tentang konversi energi (*belajar tentang mesin juga di sini) dan ilmu bahan. Tapi, kalau kata dosen saya, posisioning alumni FT masih bisa lebih dipertajam lagi, nggak sekedar instrumentasi dan kontrol biasa, tapi lebih ke arah pengukuran. (*soalnya, jurusan lain juga pada mempelajari instrumentasi dan kontrol.. )

Begitulah. Keprofesian FT diarahkan ke instrumentasi dan kontrol, dengan fokus pada pengukuran. Soalnya, di era teknologi saat ini, semua hal musti jelas dan pas. Apa jadinya proses produksi yang serba otomatis itu kalo bekerja tanpa kontrol yang baik? Nggak lucu juga kan kalo mata kita jadi sipit sebelah karena pas dioperasi lasernya melenceng 0.001 mili? Nggak menarik juga kan kalo kita musti begadang tiap malam karena rumah kita disatronin maling? Pendeknya, dari bel anti maling pasaran, piranti imut ala nano electro-mechanics, alat-alat kesehatan portabel, sampe ngendaliin reaktor segede gaban, nah .. itulah medan juang FT!

Sebenernya, FT diharapkan bisa menjadi ujung tombak perubahan teknologi (Avant Garde gitu loh..) karena, sebagai disiplin ilmu engineering physics, alias applied physics, seharusnya FT menjadi ’penerjemah’ pertama yang menjembatani dan mewujudkan ilmu-ilmu dasar yang sebagian besar berbasis fisika menjadi suatu teknologi dan aplikasi yang bisa dimanfaatkan baik oleh masyarakat secara langsung maupun oleh disiplin ilmu yang lain. Kalau nyatanya sekarang kebanyakan justru dicetak menjadi pemasok kuli industri, itu soal lain. Terlalu panjang jika diuraikan di sini masalah kebijakan pemerintah, kurikulum pendidikan, dan bla bla bla yang lainnya.. Sayang sekali, saat ini yang benar-benar terjun ke dunia riset dan pengembangan pendidikan hanya puncak piramida saja. Ironis memang. Semoga saja di masa depan, semakin banyak orang yang berpandangan luas dan memiliki visi yang kuat untuk memajukan teknologi Indonesia melalui pengembangan pendidikan kerekayasaan ini. Lho? Kok jadi bahas ini?

Yap, begitulah. Bidang keahlian Fisika Teknik tergambar dari tiga kelompok kerja yang ada di sana, yaitu Lab Fisika Bangunan, Lab Instrumentasi Industri, dan Lab Proses dan Komputasi Material.
Fisika bangunan meliputi teknik pengkondisian lingkungan (tata udara dan pendingin ruang, chiller, dan lain sebagainya), akustika (efek akustika ruangan, dsb), optik, dan pencahayaan. Fisika bangunan adalah bidang keahlian spesial yang jarang dikuasai umum. Padahal, kebutuhan akan kondisi ruangan atau gedung yang nyaman dan mendukung fungsi ruangan adalah mutlak diperlukan. Dengan pencahayaan yang tepat, tata suara yang baik, serta kondisi ruangan yang mendukung akan meningkatkan kenyamanan pengguna yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Nilai kegunaan ruang pun dapat ditingkatkan. Di lain sisi, aspek artistik dan penghematan energi juga dapat ditambahkan.

Sementara, instrumentasi industri berhadapan dengan tantangan dunia indutri yang membutuhkan engineer yang handal, baik dalam hal kontrol otomatik, pengadaan instrument yang aman dan sesuai dengan kebutuhan industri. Pengetahuan mendasar dan aplikatif dalam hal ini adalah mutlak demi keselamatan pekerja dan peningkatan produktivitas industri. Pada akhirnya, hal ini akan sangat berpengaruh bagi pembangunan nasional Indonesia. Saat ini, kebanyakan ahli industri didatangkan dari luar negeri. Tentunya hal ini mengurangi lapangan kerja bagi angkatan kerja Indonesia sendiri. Di samping itu, terjadi pemborosan karena gaji ahli luar negeri tersebut lebih tinggi dari pada gaji pekerja Indonesia. Diharapkan, lulusan FT dapat berpartisipasi sebagai anak bangsa yang bisa mengeksplorasi dan mengolah kekayaaan alam Indonesia bagi kesejahteraan bangsa, sehingga mengurangi ketergantungan kita terhadap luar negeri.


Lab Komputasi dan Pemrosesan Material merupakan bagian dari keprofesian teknik fisika dengan bidang keahlian kerekayasaan material. Yang sedang dan akan dikembangkan adalah nano teknologi. Disadari atau tidak, Indonesia memiliki banyak potensi yang bisa dioptimalkan. Sebagai negeri yang kaya dengan bahan tambang dan kekayaan hayati, sudah selayaknya Indonesia menjadi pemimpin dunia dalam hal kesejahteraan. Namun, kenyataannya tidak demikian. Salah satu jalan yang ditempuh untuk memotong mata rantai kemiskinan Indonesia adalah dengan mencari dan mengembangkan teknologi yang murah dan aplikatif dalam hal pengolahan kekayaan alam. Selama ini kita terlalu tergantung dengan teknologi dan modal asing, sehingga kekayaan alam Indonesia tak bisa dinikmati oleh bangsa sendiri, malah dieksploitasi asing. Sedangkan nano teknologi adalah bidang teknologi baru yang sedang menjadi tren dan dikembangkan di dunia. Jika kita tidak bisa mensejajari negeri-negeri lain yang sudah lebih dulu maju dalam hal mikro teknologi, maka kita harus menjadi yang terdepan dalam teknologi nano. Teknologi nano akan menjadi sangat penting dalam beberapa dasawarsa mendatang. Semakin langkanya sumber daya dan terbatasnya sumber energi memaksa manusia melaksanakan efisiensi, yang pada akhirnya membutuhkan teknologi yang lebih hemat dan efisien.

Yang manapun yang akan diambil sebagai keahlian sarjana teknik fisika, semua memiliki tantangan dan peran masing-masing.
So, saya pilih yang mana ya ?!?
Hehehe..
Still confused..
yang jelas, inilah 'the simplest jihad' yang kudu saya lakonin ..
hum, bukankah sebaik-baik makanan adalah makanan hasil keringat tangan kita sendiri?!?

PfUUuHhhH...

=)
Moga Alloh meridhoi

Coratz-coretz ini ditulis dengan berat jari (*ngetiknya, hehe..), karena ditodong oleh pembina asrama. Demi ’masa depan’ku di asrama, ya udah.. terpaksa deh.. Asal pakem ”tulis aja dengan gaya bahasa terserah’ masih diberlakukan aku sih asyik-asyik ajah!
Hahaha ... (hush.. ketawanya yang sopan dunkz..  )


___okNum 13303115___
Siapa lagi kalo bukan.. ??

Selasa, 09 Mei 2006
Jelang senja,
diiringi instrumentalia ‘strong and strike’nya Toshiro Matsuda..
Whuaaa... Panaaaas!

Friday, May 19, 2006

Sedih

kalo pengulangan kesalahan tidak membawamu selangkah lebih dekat menuju kebenaran ...



*) bukan kebetulan lhooo...

Wednesday, May 17, 2006

<>

Alih-alih mem-proteksi diri dari virus, yang ada malah nggak bisa ngerjain LPJ!

Gitu deh pas aku nge-save semua data yang ada di kompi ke disket,
abis gimana lagi.. kompi tersayang lagi bener-bener nggak berkutik, rupanya derita akibat brontok.C itu terlalu keras untuk usia dan spesifikasinya yang nggak 'up to date' itu .. hehe, tapi jangan salah, he's still da best for meh.. =P

hum, so karena aku begitu dikejar deadline tugas akhir semester yang nggak kenal ampyun, maka aku boyonglah laptop si Memen beserta data-data yang sudah aku pindahkan ke kosan temen buat kerja kelompok..

namun apa daya ..

rupanya data di flashdiskku nggak lengkap, sedangkan data lengkap yang ada di disket sudah dikasih ke PJ yang lain!
yah.. batal deh bikin LPJ!
denger denger .. disket yang aku kasih juga ga bisa di buka..
jadi nggak ada yang bikin LPJ ..

kazao ..


<<
Alloh ampuni
moga ini bukan 'suul khatimah''

<>

Satu kali,
Karena aku ingin nge’lacak’ blog seseorang, aku search aja di blogspot
Ternyata hasilnya lumayan menarik, walaupun aku nggak berhasil menemukan blog yang aku cari
Adanya malah blog seorang Jepang yang lumayan unik, walaupun aku nggak begitu ngerti apa isinya, hikz..
Karena waktuku terlalu sempit buat ngulik blog itu, lagian sayang dari pada ilang, ya udah.. aku klik aja ”blog this...” sehingga link ke blog itu nampang di blogku..
Nothing to lose, tho?

Jaman sekarang ini, kalo mau nyari ’benchmark’ soal tulis menulis emang gampang banget, tinggal klak klik.. maka ratusan penulis mulai dari yang gaya amatir ampe yang jam terbangnya udah tinggi siap dijadiin sumber ilmu. Yah, bukankah kita belajar dari membaca tulisan dan karya orang lain? Dengan membaca tulisan orang, sengaja nggak sengaja kita bakal ngenal sifat dan cara berpikirnya. Right?

Setelah mengganti kata kunci pencarian, akhirnya aku temukan juga blog yang aku cari. Beberapa waktu kemudian, pas sang empunya blog meradang mengira aku mengubah namanya gara-gara membaca nama penulis blog temuanku yang terpajang di blogku, aku bingung dan mengerutkan alis, naon deui?!? Setelah ngeh, baru..
Hahaha..
Lagi-lagi aku bilang,
Nothing to lose, tho?

Ummm,
Nama memang nggak semuanya unik ya? Abis gimana lagi, orang mendapatkan ide buat nama setelah mendengar ato tau tentang nama itu dari orang lain.. makanya, kalo nggak pengen punya nama yang kembar sama orang lain, ya.. bikin kata-kata baru yang belom dikenal orang aja yuuk!! =P

Betewe,
Jangan-jangan nama kamu iiS?!?!?!?

Hahahaha....

<<>>

<< hanya karena semua orang melakukan hal itu, bukan berarti kemudian hal itu menjadi pembenaran!! Kesalahan berjamaah bukanlah pembenaran!>>

Lama gak nulis
Alasan tanpa perlu disiapkan pasti ada

Non-Konstan

Hanya beberapa menit lagi menuju rapat yang ‘seharusnya’ aku hadiri..


Tak pernah ada yang konstan di muka bumi ini.
Mungkin, yang konstan hanya ketidak-konstanan itu sendiri.
Seperti juga keimanan seorang insan, senantiasa bergejolak, naik turun
Bersama aliran darah dan pilihan-pilihan

Memulai ..

Sering kali hal yang paling sulit di dunia ini adalah memulai sesuatu.
Jelas saja, karena saat kita memulai sesuatu, terjadi perubahan yang begitu besar.
Dari tidak menjadi iya.
Atau bahkan dari tidak ada menjadi ada..
Bukankah setiap reaksi kimia pun memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi dibanding energi tingkat berikutnya!
Artinya, untuk menjadi seorang mujadid pembaharu sekaligus perintis dalam mengusung suatu nilai, pastinya memerlukan kekuatan yang lebih, dibandingkan energi yang dibutuhkan oleh para pengikut!
Dan energi itu ada pada diri para da’i!

APA YANG AKU DAPATKAN HARI INI?

Saat aku terjaga dan menyadari bahwa,
Semua sudah berbeda kini..
Semua kenangan masa kecil itu sudah berbalur ‘kedewasa-dewasaan’…

Seperti halnya merentang makna : ‘bahwa kau bukan Fathimah, dan dia bukan ‘Ali…’
Ternyata,
Tak mudah memang ..