Puisi: Slamet Rahardjo Rais
Sumber: Republika, Edisi 02/27/2005
--------------------------------------------------------------------------------
MENUNGGU BULAN DATANG
seberapa lama orang-orang menunggu
suatu kedatangan. sedemikian dahaga
kepada sebuah jamuan panen raya. rahasia
lalu atas kesaksian peristiwa
diturunkan hujan senyap beserta ribuan sayap
seluruh mata angin memberinya kekuatan
memasuki taman-taman di atasnya lukisan
sajadah yang meluas orang pun mabuk percintaan
diluaskan sajadah atas rebah seribu taubatan
tak batas gemerlap. menjadi akar terus melebar
dan tak seruang-ruang terbuka
nyala terkumpulkan menjadi milik terang
terjadilah. wajah dan cahaya
lalu satu membasah air sembahyang
suara yang tertangkap setelah menyusupkan
terbang diantara bintang-bintang
dan bahkan merebut tanda-tanda semesta
"Adakah sesuatu yang lebih layak
untuk dimuliakan dalam berindah-indah di dunia
kecuali hijrah memasuki benderang terang
ketika orang-orang menunggu rembulan datang!"
mustahil menjauhkan jarak
sekaligus memisahkan
atas kerinduan begitu erat menyatu
rindu, rindu. sebutlah seribu padang rembulan
jkt, 10.2004
====
Jangan menunggu saat itu tiba!
karena jika ditunggu dia tak akan pernah tiba!
rebut! sambut! peluk dengan penuh kerinduan ..
rindu tuk bertemu di jalanNYA
melihat purnama di langitNYA
dan ketika panggilan itu datang...
No comments:
Post a Comment