Tuesday, July 24, 2007

Sketsa-Sketsa Umar Kayam: Mangan Ora Mangan Kumpul

Pekan kemaren menghabiskan tiga buku kumpulan cerpen (Ratna Indraswari Ibrahim yang perempuan banget, cerpen pilihan Kompas yang menggigit, dan Kota yang Bernama dan Tak Bernama besutan DKJ yang mengecewakan..) plus satu buku yang perlu tiga hari untuk menuntaskannya, tapi sumpah, buaguus buanget (*at least for meh) ya yang saya gunakan sebagai judul tulisan ini tadi.

Selama ini, sebagai rakyat Jowo yang terdampar di wilayah timur (*dengan kata lain lebih 'preman') saya tidak terlalu akrab dengan budaya priyayi, bahkan sekedar untuk tataran wacana sekalipun. Lha wong memang buyutnya buyut saya aseli petani atau bakul tani tulen, sampai ke temurun tujuh generasi berikutnya. Jadi kami-kami ini memang rakyat alit, dari ujung kepala sampai ujung kuku kaki (*meminjam gaya ungkapan Pramoedya). Tapi lewat kumpulan kolom ini, saya mulai dapat membaca apa sih inti budaya jawa yang katanya agung itu, yang tak lain dan tak bukan terdiri dari dua ramuan: kedigdayaan kaum elit dan filosofi kaum alit. Digdaya di sini berarti kebesaran dengan segala kemegahannya, yang tak pantas ditantang dan tak patut dilawan. Filosofi di sini berarti obat kuat yang ditelan saat yang besar tak bisa dilawan dan yang megah tak bisa diraih. Tapi apa benar yang alit selalu dijepit? Di sini akan kita lihat sesuatu yang beda. Yang cilik ternyata juga punya dunia khusus yang tak bisa di masuki yang agung, dunia yang hanya dimiliki oleh mereka. Simak saja cerita pas Mas Joyo, Pak Ageng, dan Mr. Rigen nonton PSSI lawan Jepang kalo ag salah inget. yang menarik lagi, sindiran terhadap budaya bangsa Indonesia lewat episode Halo-Halo dan Profesor XX (*lupa!).


Melalui tiga lakon sentral, Pak Ageng sang 'aku' priyayi, Mr. Rigen sang ketua Kitchen Cabinet, Beni Prakosa bin Mr. Rigen yang suak mbalela, Ms. Nansiyem alias Mrs. Rigen, Mas Joyoboyo sang penjual penggen eyem.. lho lho..? kok lebih dari tiga? hehehe.. baca sendiri aja deh, 127 kolom yang ditulis Almarhum selama kurun 1989-1992an itu. Tak kan menyesal, meski harus garuk-garuk mata yang nggak sepet kalau menemukan istilah-istilah yang njawani itu. Sketsa yang polos dan menggugah, yang menurut Gunawan Muhammada dalam kata pengantarnya sulit dicari padanannya, bahkan untuk konteks realitas saat ini. Jawa oh jawa..

Kau dan Aku

engkau adalah jiwa yang utuh dalam tangismu
seperti sebutir bola api yang sering kau sebut bintang
tanpa benar-benar tahu,
rautmu yang legit kayak bolu
itulah definisi bintang menurutku

kemarin kau kata,
ayah kita adalah sunyi
dawai kita adalah imaji
tapi di hadapku kini
kita hanyalah cahaya yang lebur
lebur lelah letih oleh sesuatu
yang kau sebut-sebut sebagai rindu

miskin, miskin, miskinkanlah segenap waktu
lalu hantam, hantam, hantam semua keberadaan
mungkin dengan begitu kita sama-sama menjadi tiada
nihil oleh kecilnya badan kita yang tak sanggup memanggul jiwa

tapi kita selalu enggan berdiri

lalu kita lupa
dan berkata
kitalah serat sejarah itu sendiri
kitalah yang memutuskan
untuk larut
dan terhanyut

Pulang

10:28 AM 7/23/2007
hari ini aku akan pulang ke kampungku yang tak lagi kampungan
kembali ke bawah langit yang bilangan bulannya tak lagi bisa menjadi penanda musim
ke tanah para petani yang tak lagi menetaskan gabah

tapi tetap ku namai pulang

meski pulang ini tak lagi padu:
pulang pada badan dan tanah
tapi sang ruh 'rumah' telah tempas kuperas

Cerita Langit (Revised!)

12:34 pm 7/5/2007

”Dek, hari ini bunda mau cerita

Bukan tentang Gundam

Bukan tentang pelangi yang kini enggan bertandang

Juga bukan tentang gagah cantiknya Arok dan Dedes

Hari ini mari melihat langit saja

Langit yang dulu kabarnya menelurkan batu mpu gandring

Juga langit yang dulu disinggahi nabi kita

Apa yang kamu lihat, Dek?

Dulu di biru sana ada sekawanan unggas terbang,

Menukik menyambut rizkinya

Lalu satu-dua capung terbang merendah menyapa kekupu

Dulu awan senja mengangkang menebar kharisma sejuta warna

Dulu dari timur,

Bintang yang pertama terbit akan mengedipmu manja

Dulu..”

”Kisah Bunda selalu bagai dulang lebar bersampir air

Jernih

Seolah kristal para peramal

Lalu..?”

“Lalu satu waktu, langit pecah, Dek!

Rahimnya memberi kehidupan satu Gulliver

Lalu dua Gulliver

Empat, delapan, delapan belas..”

”Siapa dia, Bunda?”

”Dia sama seperti kita, Dek..

Bernafas dengan udara,

Dan makan dari tanah..

Tapi dia, mereka menggigit langit dari tepi-tepi..”

”Oh, mengapa Bunda?”

”Andai ibu tahu..

Dek, para Gulliver itu menjangkau hijau

Tapi tak penuh juga perut liliputnya

Meminum segala telaga

Tapi tak jenuh dahaga menerpanya..”

”Matamu mulai seperti bulan kanginan. Tidurlah Dek....”

”Aku tak mengantuk, Bu..”

”Maka rahim langit kembali menebal

Awan gelap sebagai tumbal

Asap yang naik seperti dulu salju turun rapat-rapat

Hanya arahnya berkebalikan”

”Kau lihat, Dek?

Langit kini punya lubang..”

Kali ini tak ada jawaban..

”Semoga bintang yang tak muncul di luar sana,

Muncul dalam mimpi kecilmu, Dek..

Esok pagi kala bangun,

Mendoalah agar langit tak makin hitam..”

Lewat kecup,

Kata-kata yang lembab menyergap

Kukemas dari dahimu yang beraroma bayi

Sambil menutup jendela kamarmu,

Kan kulepas mereka terbang layaknya merpati

”Mendoalah, Dek..”

Monday, July 16, 2007

Pet, how r u?

Pet, heii pet?!?! Kok diem aja sih? Dasar blog kampring, baru dianggurin beberapa hari aja udah belagu. Pake pundung-pundung mrengut ala Bolliwut.. Accha-accha..!! ini lho, si akuh sudah datang.. tuh, aku ^_^ kan? Jadi jangan protes lagi. Apalagi demo minta ganti majikan. Nehi-nehi.. tak kan ku kasih yu know!

Pet, beneran ini. Menulis itu adalah candu! Jadi, hati-hatilah. Jangan sampe kamu ikut-ikutan nulis. Lha kalok kamu nulis, akunyah nulis di manah? Bisa berabe..

Jadi yang anteng ya, kasih tangan buat tamu-tamu kita.. abis itu goyangkan ekormu, lalu nyanyi: wuk.. wuk.. wuk.. wow.. wow.. wow..

Eh, eh.. aku lupa! Pet, ko-e teh sapi apa kuda sih? Nggak mungkin, mana kuat aku beli rajakaya. Apa kucing? Ogah, geli.. Apa dogi?! Ihh, pasti bukan dogi, fobiii..! Apa kelinci? Apa nuri? Apa monki? Apa ..?!?

Whew, men! Ai yem lakki yu knou!

Yes, I am lucky. A very lucky young woman… J to realize this thing makes me wanna smile and smile and smile and smile and smile.. A very big grin, heuheu..


do U know why?


Pertama, aku punya kamu! Iya, kamu! Kamu-kamu-kamu dan tetangga-tetanggamu yang lagi baca tulisan ini (*uhuk uhuk.. Pede amir!), hehehehe.. Soalnya gak semua orang berkesempatan nulis, ato seenggak-enggaknya sempat nulis. Bagi sebagian orang, menulis dengan tangan adalah impian. Dan menulis dengan komputer adalah sebuah kemewahan.. Saya sangat beruntung, meski tak punya (*ralat, belon punya..) kompi, tapi daku punya teman-teman yang menjadikan kompinya adalah kompiku.. Hiks-hiks.. (*telhaluu.. t’Myth, ndah, Ra, Yen, huhuhu.. Jasamu takkan kulupakan! <= bayangkan Naruto yang berleleran air mata saat mengenang Sasuke.. Gombal denk!). Nah, selain dari pada itu, saya sangat beruntung bisa mempublikasikan tulisan jelek itu dalam blog, setidaknya saya jadi punya tumpukan tulisan jelek yang bisa dikulik kapan saja, sama siapa saja, hohoho! Alangkah kerennya saya.. (*hahahahha.. Bagian ini tak boleh kena sensor)

Kedua, saya punya keluarga yang selalu menyayangi saya. Jangan bayangkan ‘keluarga’ di sini adalah sebuah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari satu ayah, satu ibu, dua anak (*KB dunk?), dua pasang kakek nenek, dan tetek bengeknya.. Bukan! Keluarga di sini adalah sebuah ikatan yang tumbuh bukan ‘hanya’ karena ikatan primordialisme, namun juga oleh lembut dan manisnya iman. Tahu kan ini keluarga yang mana? Ya, ini adalah keluarga yang setia menunggu saia datang, bahkan saat saya terlambat lebih dari satu jam. Keluarga yang selalu menerima saia kembali, setelah ‘inpisibel’ berminggu minggu.. Keluarga yang selalu menawarkan cahaya, sambil mendokan moga-moga sang saia yang imannya super-cetek-blom-nyampe-sedengkul ini segera insyaf. Yaa Alloh, balaslah mereka dengan balasan yang terbaik! Dasar saia ini benar-benar beruntung! Alloh memberi saia tidak hanya satu keluarga yang semacam ini, melainkan selalu buanyak, berlimpah ukhuwah! Mo pas di KBB, AP Kanaya, Ganesha7, bahkan kini di Pelesiran. Di kampus dan di ow-ow juga. Tentu saja keluarga biologis sayah adalah salah satunya yang pertama dan utama, karena dari mereka pertama kali sayah belajar mencintainya dengan sederhana.. (*Prof. Sapardi, cocok gak konteksnya?). Sungguh, saya beruntung. Duh, ni’matmu yang mana lagi yang dq dustakan, yaa Rabb! Maka bantulah dq bersyukur padamu!

Ketiga, saia adalah bagian dari sedikit manusia Indonesia yang berkesempatan mengecap OHP dan infokus pendidikan tinggi (*nggak jaman bangku lagi..). Hooo, jangan tanya apa dulu pas kecil saia pernah mimpi menjadi mahasiswa? Nggak tuh! Orang mimpinya pengen langsung jadi orang sukses yang tidak beken koq! Sumpe! =P heuheu,.. Saia ini beruntung, benar-benar beruntung, meskipun otak biasa-biasa saja, (*diduga malah lebih sering pas-pasan.. ) kok ndilalah atas berkat Rahmat Alloh, nomor SPMB saia tercetak di koran pengumuman. Duh Gusti, alhamdulillah, pilihan wahid lagi! Dan Alloh benar-benar melapangkan jalan saia ke negeri Sunda ini. Subhanalloh.. Moga-moga ilmu ini tidak tersia, bakal berbunga amal dan berbuah jannah!

Keempat, mau ta’ tulis woouuukeeh.. (*bahasa mandarinnya buuuaaanyyaak) lagi. Tapi aku takut orang-orang di point pertama pada lari saking panjangnya. Segenap sendi dan tulang-tulang yang lengkap, lambung yang selalu bisa diisi, meskupin eh meskipun kadang rewel kalu disalahgunakan, indria dan syaraf yang peka, juga hati yang nggak romantis-romantis amat tapi cukup bisa diandalkan untuk membuat hati wanita geregetan. (*hush.. Hush.. Jangan berpikiran aneh! Aku ini masih ikhwit normil! Kamsudnya adalah bikin bingkisan atawa benda lutcyu buwat kadow, kertu, dsb. Asal bukan kertu domino! Ogah!). Saya beruntung punya channel untuk menikmati pustaka. Juga akses internet yang mudah dan murah. Juga adek-adek feat ponakan yang meski jarang ketemu tapi mau meladeni perintah saia. Abis itu bersedia berantem pula. Juga teman-teman yang kayak permen karet, werna-werni tapi lengket. Dosen-dosen yang mutu dan yang garing. Tukang gorengan yang mau dortudor kekosan.. Tukang somay.. Mamang lumpiah.. Waduh-waduh! Bisa-bisa ngabsen segala domain tukang..


Maka dengan ini saya simpulkan, Saya adalah orang yang beruntung. Satu dari sedikit orang di dunia ini yang masih dicemplungkan dalam belanga kategori makhluk yang bahagia. Alhamdulillah. Maka tataplah cermin, cermin yang tergantung mati di dinding atau cermin yang berkedip di wajah orang-orang yang asing maupun yang kau kenal. Akan kau dapati, aku ini, adalah orang yang beruntung. Subhanallah… and I wish the same thing 4 U..


**) note: dalam tulisan ini, kata ganti orang pertama digunakan seenaknya (aku, daku, saya, saia, pokoknyah intinya mah si iis we lah..). Silakan protes, namun tidak akan ditindak.. Triing.. (*kilatan dari gigi yang meringis..)

de-ghil

Teman, aku punya cerita gila yang jangan sampe kalian laksanain. Ntar aku yang kena dosanya.. dun trai dis et hom! Baca aja..

Kenapa ya, tem.. (*dari kata teman) orang mau nulis itu ya kok repot tenan. Mo nyari ide, eh susah mancingnya. Begitu ada ide yang cukup shining-shining kucing (*maksude datengnya malu-malu) kok kalu mau dikopi ke disket lhah malah mblayu. Dhasar penulis kacangan cap semprong. Weh, pas giliran udah nyerah, pas lagi enak-enaknya takbiratul ihram lha kok mbedunduk berkelebat scene-scene kueren. Moro-moro daku yang segini-gininya ini menjadi fantasi-er huwebat! Gelo! Dus, mbahnya Herpot si JKR aja kayaknya kalah.. wus wus.. badai ide sontoloyo tiba-tiba jatuh, kayak salju di Eropa musim dingin yang paling beku.. Brrr.. untungnya itu salju ide nggak numpuk di atas kepala. Rupanya, Alloh masih menutupi aib hamba yang hina ini. Mau khusuk kok kayak masukin benang ke lubang jarum nano! Susyaah betool! Lagi-lagi setan yang jadi serigala berbulu domba, ehh.. domba hitam! Duh, begitu asat kah telaga iman ini? Hingga benang itu tak bisa dibasahi dengan airnya? Soalnya, kata Ibundaku tersayang, biar gampang, masukin benangnya kudu dibasahin dulu.. Makanya, tem, doain ya..

**) maap, bukannya mau sok gaye, masi keenakan ber-jawa-lah endonesiya.. tanpa bermaksut melecehkan eyede,,

gimana kabar XX dan XX

Bismillahirrahmaanirrahiim,,

7/15/07 6:13:39 PM

diarieonlenmodeon

Masih akibat serangan Jhonny yang tiada sembuh juga, karena gak dipundhut2 dari agen serpis, maka banyak juga ide yang keburu menguap. Lagian memang akhir-akhir ini sang daku ogah-ogahan ngetik. Payah nian nasib sang daku ini, ditengah dakwaan te-a und ka-pe yang akan segera bertandang, hiyak hiyak..


TA = tugas asyik! (*susah juga ngubah paradigma, fufufu.. but I’ll try! Gotta move on!)

Ini ditulis pake kompi Yen~chan, ‘coz sang Jhonny lagi cuti.. Semoga segera sembuh.. Aamiin! [*syukron ya Yen.. Muchu-muchu-luphu4u, hehehehe..]

Saturday, July 07, 2007


ketika optimisme itu menjadi kekuatan

dan kekuatan itu menjadi daya

maka tak akan surut mimpi ini

karena Engkau kuat,

dan selalu dibelakangku..

meski kadang aku meninggalkanMU..

Dua kali nggak ikut foto angkatan


05/07/2007 12:21:07

Benar

Saya adalah seorang contoh yang buruk untuk seorang anggota korps, walaupun ini bukan korps militer. Ini adalah korps angkatan FT 2003. Tapi di mana pun juga, korps adalah korps. Yang harus menjunjung tinggi solidaritas dan seterusnya. Dan saya melanggarnya, lagi. Duh, yang pertama sih saya sempat ikut walaupun hanya di bagian akhir saja. Tapi pas foto angkatan yang ke dua, saya benar-benar tidak datang. Padahal sebelumnya saya sangat bersemangat dan menanti-nantikan momen ini. Hiks, hal seperti ini sering terulang dalam hal-hal lain. Payahnya.

postingan dipotong, selanjutnya di file small :D

ape-volusi

Mungkin lama kita sadari

Jauh lebih lama dari pada proses evolusi ini terjadi

Luapan dioksin telah merenggut kepolosan balita-balita kita

Terasing dalam penjara mental di kepalanya

Entah perlu berapa kali jalan-jalan santai

Untuk sekedar menyadari

Adik-adik kita menanggalkan catatan sekolahnya

Lalu memasang rias mata ala tante-tante, entah buat apa

Segala teori masa remaja mati muda


shock setelah papasan dengan setengah lusin 'Bocah' es em pe bermuka tante-tante

[di dunia ini hanya ada satu barang yang harus kamu miliki dalam ukuran besar:

HATImu!]

12:34 PM 7/5/2007
dek, hari ini mama mau cerita
bukan tentang Gundam
juga bukan tentang gagah cantiknya Arok dan Dedes

hari ini mari melihat langit saja
langit yang dulu kabarnya menelurkan batu mPu Gandring
juga langit yang dulu disinggahi Nabi kita

apa yang kamu lihat, dek?
dulu di biru sana ada sekawanan unggas terbang,
menukik menyambut rizkinya
lalu satu-dua capung terbang merendah menyapa kekupu
menemani pelangi yang kini enggan bertandang
dulu awan senja mengangkang menebar kharisma sejuta warna
dulu dari timur,
bintang yang pertama terbit akan mengedipmu manja
dulu..

"ah, ma.. dulu mulu?"
"nak, sekarang langit hanya panggilan sunyi.."