Thursday, November 11, 2010

Fana

Kullu syai-in haalikun illaa wajhaH..

Saturday, November 06, 2010

Parenting VS Childing?

Boleh dibilang saat ini ilmu tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik sudah tersebar dan berkembang ke mana-mana (tanpa basis ni, opinion.. Tapi kayaknya sih nilainya true). Tapi saya belum pernah nemu materi atau sekolah khusus tentang bagaimana menjadi anak yang baik. Maksudnya, dalam kerangka setelah kita dewasa dan orang tua sudah relatif lemah, sehingga posisinya menjadi terbalik: anaklah yang sekarang menjadi pengasuh dalam tanda kutip.


Banyak yang bilang manusia semakin tua, kelakuannya akan balik seperti kanak-kanak. Namun, tentunya psikologinya sangat berbeda dengan kanak-kanak betulan. Dan kalo saya mah, tampaknya memang harus belajar banyak tentang hal ini, terutama mengenai pengendalian diri. Entah belajar di mana. Belum nemu.


Semoga Alloh memberikan kita kesempatan untuk berbakti secara tulus kepada mereka yang padanya kita selamanya berhutang kehidupan. Childing is no kidding.

Telepon Misterius

Ada hal aneh yang dilakukan oleh operator seluler yang saya gunakan, yang menurut saya sangat pantas untuk diwadulkan ke YLKI: Kebiasaannya 'menelepon' sekedar untuk promosi!


Bagaimana tidak?
Saat hari dan jam kerja, telepon dari no tak dikenal tentunya membangkitkan harapan panggilan tugas dari Gordon, bagi job Ranger seperti saya. Sedangkan di waktu-waktu yang eksotis, telepon dari no tak dikenal kadang membangkitkan kekhawatiran tersendiri atas berita keluarga/ kawan yang kurang mengenakkan.


Coba bayangkan, saat udah deg-degan dan mengucap salam, tau2 yang menjawab kita: "halo.. Saya pasha orange, dapatkan ringt..." bla bla bla bluuubz.. **oot! Langsung tak matiin aja.. Menjengkelkan! Masih mending kalo itu pasha langsung yang telpon dari hp nya. Da ini cuma rekaman.. Geram.. Udah gitu, makin sering aja ada panggilan anonoh macam ini.. Benar-benar deh harus protes -_-;

Blocked? Good!

Senangnya..
akhirnya akun pesbuk saya kena blokir, kata bang efbe sih mungkin dalam beberapa jam atau beberapa hari. Kalau berlanjut, mungkin juga akan permanen.
Duh.
karena selalu 'berencana' mulu, akhirnya Alloh memaksaku melakukan yang seharusnya dilakukan ^^
Gud job
met puasa deh

Monday, October 11, 2010

Late Bloomer’s Wishes

Yaa Rabb, jangan biarkan aku bekerja..
Berilah aku pekerjaan yang sangat aku sukai,
Pekerjaan yang menggerakkan hasrat dan potensiku
Hingga selamanya aku tidak pernah merasa bekerja


Yaa Rabb, jangan beri aku ikatan pernikahan
Jadikanlah pernikahan dalam hidupku adalah pembebasan,
Pembebasan yang mempertemukan dua teman,
Teman bermain dan teman bertengkar,
Teman mencari ilmu dan teman bersaing amal,
Teman saat LPJ di hadapanMU kelak…
Hingga tak pernah kurasakan ikatan suci itu adalah beban


Yaa Rabb, jangan biarkan aku sekolah lagi,
Karena Engkau pasti akan memaksaku lulus,
Seperti sekarang..
Berilah padaku manfaat atas apa-apa yang telah Engkau beritahu,
Dan beritahukan padaku apa-apa yang bermanfaat bagiku,
Cukupkanlah itu sebagai modal untuk belajar sepanjang hayatku,
Hingga dunialah ruang kelasku,
Dan kematianlah prosesi wisudaku….

aamiiiiin

Karena Dia

Yaa Alloh, Rabbku..

Sudah lama sekali aku berniat memindahkan sms taushiyah-taushiyah itu ke dalam file word. Juga sudah lama sekali ingin menulis yang bermutu. Tapi selalu saja gagal. Bukan karena tidak ada alat. Juga bukan karena tak sempat. Tapi niat saja yang tak pernah bulat.


Ah.. ternyata rindu itu masih ada, tinggal rimpang kering di kandungan tanah hati. Kerinduanku untuk menulis lagi. Yang penting masih ada. Maka dia masih akan bisa meraup hujan dan bersemi kembali; musim ini lebih ramah bukan? Begitu yang aku yakini setelah membaca tulisan-tulisannya. Tulisannya yang serenyah dan senendang dahulu; dahulu waktu kami masih sama-sama muda (haha, sekarang aku masih muda dan beliau hmm, makin dewasa…? =p). Sang observer. Sang lone fighter. Membaca tulisannya berarti mengingatkanku pada diskusi-diskusi kami yang kadang ngalor ngidul tapi ada benang merahnya. Percakapan dua introvert dengan background super kontras mendekati tengah malam, kadang lewat pukul dua. Duh. Akan adakah hari-hari semacam itu lagi?


Membaca tulisannya juga mengingatkanku pada rasa haus yang selama ini selalu aku tekan; yang kalah oleh keinginan untuk sekedar hura-hura atau pura-pura. Membaca tulisannya mengingatkanku pada diriku sendiri. Mungkin ada sedikit ‘ruh’ku yang kutitipkan pada hembusan kata-kata dari jiwanya.

Oktober hari ke-enam, 2010. Hari Rabu yang kusukai.


Tribute untuk RA. Thank you =) Semoga engkau selalu tegar dan berbahagia. Peluk kangen. Keep it up, girl!

Friday, September 24, 2010

Pak MT Bilang...

Keluarga adalah karir terbaik.
Keluarga adalah tempat dibangunnya semua kualitas kepemimpinan hidup, yang sesungguhnya ditentukan oleh kualitas hati dari seorang Ibu, yang vital bagi pertumbuhan, perkembangan, dan keceriaan hati suami ...dan anak-anaknya.

Menjadi Ibu adalah karir yang paling mulia.
Sedang berusaha merenungkannya. Meski terbata. Begitulah. Saat orang-orang itu mulai bertanya; "Habis ini mau ngapain..?" , sedang jawaban terbaik saya adalah: MELANJUTKAN HIDUP, kawan!

Monday, August 02, 2010

KCB,

Ketika Cebong Berhibernasi

Friday, July 23, 2010

Pendoa Sebelah Rumah

Lelaki itu, tak tau siapa, yang padanya tali rahmat jatuh berbinar-binar, mengarungi malam dengan do'a-do'anya yang menyayat; rindukah dia padaNya, ataukah Dia yang rindu padanya?

Malam masih selalu datang, tapi suara pendo'a itu menghilang.
Tak ada lagi yang menemaniku mengiris sunyi; engkaukah itu yang pergi di senja hari dan tak kan pernah kembali? Maafkan aku tak sempat berucap salam padamu: terima kasih sudah mengingatkanku akan nadi kehidupan. Semoga kebaikan juga selalu atasmu, di atas bumi dan di bawah bumi...

Bi

Bi,

that's how i'll call you..
yang dikirim oleh langit sebagai salam rindu..
sang hujan!

When I See Her

I keep imagining this scene :)

...why do you cut, pound on, put salt then sugar on, fry and steam my heart? Am I a fish in your cutting board?
Seo Yoo Kyung
=Pasta, eps. 8=

Thursday, July 22, 2010

Bisa!

Jika Engkau bertanya padaku,
maka akan aku jawab: aku pasti tidak bisa..
Jadi biarlah aku yang bertanya padaMU,
karena aku tau pasti: apa yang Engkau tak bisa?

Wednesday, June 23, 2010

Kasus Kasus yang Memanggil Anak eFTe

Halah..
Sebenernya ini adalah sedikit lintasan pikiran yang mengganggu pikiran saya saat 'terjebak' dalam kerumunan pengguna lift. Saya kira banyak orang pasti sudah pernah merasakan betapa tidak menyenangkannya berada dalam lift yang penuh sesak. Saat di tempat umum, hal ini sangat menyulitkan selain karena alasan keamanan dan hijab, juga kesulitan dalam hal mobilisasi. Nggak kebayang kalo posisi kita sudah terlanjur terdorong di pojok belakang, padahal tidak ada yang memencetkan nomor lokasi lantai yang kita tuju. Sudah itu, kalaupun ternyata pintu lift terbuka di lantai yang tepat kita tuju, ternyata posisi kita yang di belakang itu terblokir oelh orang-orang di depan kita, jangankan mau jalan keluar, bernafas aja susah.. (*dooh lebay amat..*)
Itu adalah salah satu masalah praktis yang sangat sederhana namun ternyata saya belum mendengar ada penyelesaian sederhana yang memuaskan. Di Jepang, ada petugas khusus yang bertugas di dalamnya. Tapi., kok rasanya itu tidak praktis dan kurang efisien. Hmm..

Sedang menghayal hal-hal aneh mengenai kemungkinan-kemungkinan solusinya..
Mau ikutan..?
Haha..

Tragedi di Hari eFEe

Dua hari terakhir ini saya mengikuti ujian Fund@ment@l Engineering alias k0mpre versi jurusan saya. Mengulang semua mata kuliah pokok ini bisa jadi adalah pekerjaan besar yang melelahkan (*bagi yang benar-benar mengikuti prosesnya dengan baik dan benar, heu..*). Tingkat kelulusan di negeri asalnya sana rata-rata membutuhkan skor minimal sebesar 68 persen. Hmm,, angka yang sangat tinggi bagi kepala saya saat ini.. haha.. ^,^ setelah sekian lama tidak kuliah, dan tau-tau harus ujian segambreng-gambreng, hmm, walaupun hasilnya bisa saya perkirakan tidak akan mencapai grade 'good enough', tapi saya sangat menikmatinya.. heu.. Empat jam yang berlalu tanpa terasa; the battle with your own mind.. decision making (*huahahhahhahaha.. yes.. decision making.. I'm talking about 4 option that you must 'forecast' and 'foretell' which one is the most beautiful one :P Uhuk.. ini untuk kasus-kasus yang benar-benar out of my league.. sebut saja KO dan teman-temannya itu.. *,* mengingat begitu banyaknya nomor yang saya isi dengan cara ini, tanpa melihat soal, umm.. wow.. Yaa Alloh.. izinkan saya lolos.. heu.. U.U aamiin..)

Terus tragedinya apa?
Tragedinya adalah saya baru tau kalo ujiannya dimulai jam 8 di gedung jurusan saya lantai 4. Setau dan seyakin saya, ujiannya dimulai jam 9, di C0ml@bs. Hmm.. Syukurlah.. Teman saya mengirim pesan kepada saya. Tepat jam 8 waktu cebong. Bahwa ujiannya jam 8. Di lantai empat. Padahal saya belum beres bebenah.. Arrghhh.. sia-sialah semua yang saya siapkan karena pada akhirnya.. ujung-ujungnya saya memakai 'seragam' kesukaan saya yang langsung sruwat-sruwet itu.. Haha.. *.* Udah gitu, bawa si A yang segambreng itu, tapi lupa ngga bawa charger. Punggung pegel tapi tidak menghasilkan apa-apa.. halah..

Alhamdulillah 'ala kulli haal..


Tuesday, June 22, 2010

Di mana?


... bagaimana dengan cinta untuk seorang lelaki is? Disimpan di mana sebaiknya? :-) ..


Begitu engkau bertanya.
Sungguh ingin kutingkahi: "Aku pun tak punya jawabnya, kawan!"
Pertanyaan sederhanamu itu benar-benar tak punya jawaban yang sederhana.
Setidaknya menurutku.
Setidaknya bagiku...
Tapi rumput yang bergoyang pun enggan berbagi suara denganku,


Maka..


Tertatih kuketik jawaban itu,
(semoga elektron-elektron yang menerbangkan pesanku itu memintakan ampunanNYA untukku.. apalah diri ini, yang masih mencoba mendaki jurang integritas yang begitu curam.. )


: di jalan Alloh =)


Kawan, dan engkau pun balas :) padaku..
Ah..
Indah nian caraMU mengingatkanku, Tuhan..

Thursday, June 10, 2010

Ever since...





Yang di atas ini adalah gambar para korban yang sudah masuk dalam peredaran darah saya..
Hm, I'm bit maniac bout this food *tapi tenaaaang.. nggak saban hari kok saya nyorat-nyoret telor kayak gini.. heuheu.. I still remember my first 'ornamented egg'.. I got it from my Aunty..
Halah.. Sebenernya ini dipublish sekedar sambil lalu karena inget: Oh My God! On May I only leave one entry! Do I believe it...? Hmm, believe it or not, whether the computer whatsoever is in your hand or not, it's not the determining factor of your writing productivity.. Your mind-state is! Haduh.. ini nulis juga sambil ngaco.. bye bye lah.. Bong, maen sama yang di atas ini dulu ya.. I'll leave you behind for a while.. Kalo laper, caplok aja yang gondrong tuh.. Saya merenungkan hidup saya dulu kawan ^^ Adios..

Sunday, May 02, 2010

may may MAY!

I am ready to give up
I am ready to give in
But,
Is there anything left to give...?
:D

Monday, March 29, 2010

Kusuri wa...

Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.

al-Ra'd [13]: 28

Sunday, March 28, 2010

Lewat Angin

Ketika dia berkata,
Lalu semua buhul pun terurai jadi laku
Dan bicara jadi do’a

Tuhanku yang Agung,
Jagalah wanita mulia di ujung sana..
Cintailah ia melebihi cintaku padanya
Dan cintailah ia melebihi cintanya kepadaku

Amiin

Friday, March 26, 2010

Re~sensi Novel: State of Fear

Judul Novel : Kondisi Ketakutan

Judul Asli : State of Fear

Genre : Fiksi Ilmiah

Penulis : Michael Crichton

Alih Bahasa : Arif Subiyanto

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tempat/ Tahun Terbit : Jakarta, Maret 2009

Jumlah Halaman/ Ukuran : 632 halaman, 23x15 cm


Apakah alam ini seimbang?

Atau justru sebaliknya? Tak pernah seimbang?

Lalu di manakah posisi manusia?


Orang yang merusak alam karena bodoh dan tidak tahu, atau karena sok tahu lalu membuat aksi keliru, sama berbahayanya”, begitu kata MC. Setelah Anda membaca novel ini, Anda pasti akan sepakat dengannya. Betapa manusia adalah makhluk istimewa yang penuh dengan keterbatasan, yang bahkan tidak memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tempat tinggalnya, baik di masa lalu, masa kini, maupun (kemungkinan besar) di masa mendatang. Lingkungan adalah sebuah sistem super besar yang senantiasa berubah dan bergerak: tidak pernah setimbang. Dinamika lingkungan tersebut, termasuk di dalamnya pengaruh geologis dan iklim, telah menempatkan manusia sebagai subjek sekaligus objek yang sangat rentan. Diterbitkan pertama kali pada tahun 2004, novel ini masih cukup hangat dan pas untuk disantap para pemerhati dan pecinta lingkungan hidup. Tapi saya bacanya yang versi English, though ^^;


Pemikiran yang coba diusung MC ini bertentangan dengan pandangan yang dianut secara umum. Global warming, benar-benar nyatakah teori tersebut? Ataukah sekedar akal-akalan politis ekonomis demi menciptakan sebuah teror bagi semua negara di dunia? Mengapa kita harus mencemaskan fenomena alam yang normal yang baru akan terjadi lebih dari seribu tahun yang akan datang? Ada apakah di balik semua itu? Sebuah konspirasi? Or what? Hmm, saya sempat ngobrol tidak serius tapi serius dengan kawan bologi saya, dan beliau bilang memang menurut sebagian penelitian, bumi ini cenderung turun temperaturnya.


Dibuka dengan fragmen-fragmen pendek yang khas, dan cerita pun saling bertautan menanamkan benih penasaran tumbuh di benak para pembaca. Didukung ilustrasi grafik-grafik dan data ilmiah (16 lembar bibliografi disertai komentar pribadi penulis!) membuat novel ini sukar dibantah. Di awal, alur berjalan cukup lambat, namun setelah menamatkan novel ini, Anda tak akan menyesal karena akan mendapatkan jawaban dari semua misteri yang telah ditebar penulis di awal cerita.


Lebih dari novel-novel Michael Crichton yang lain, pesan yang ingin disampaikan Crichton lewat novel ini sangat masif dan tebal. Namun, Anda tak perlu khawatir akan mendapati teks-teks panjang yang bernada menggurui, karena semua pesan tersebut dikemas dengan baik dalam dialog antar tokohnya tanpa melibatkan para pembaca.


Kritik yang dilontarkannya di antaranya adalah mengenai lembaga pendidikan tinggi sebagai institusi yang seharusnya netral dan tidak terbelit hubungan yang rumit dengan pihak sponsor penyandang dana. Dalam catatan akhirnya, Michael Crichton menekankan bahwa saat ini yang lebih dibutuhkan oleh bumi adalah semakin banyak orang yang bekerja nyata bagi lingkungan, bukan sekedar teori-teori yang dipoles sesuai pesanan para pendonor yang tak lain dan tak bukan para pemilik industri dan pemerintah.


Yang sangat saya sayangkan adalah penerjemahan judul novel ini menjadi Keadaan Ketakutan, yang terdengar kurang sastrawi. Padahal, jika judulnya dipertahankan tetap sesuai judul aslinya, akan lebih menjanjikan suatu permainan kata-kata yang menarik. Sebuah negeri yang selalu dicekam ketakutan? Ataukah keadaan ketakutan itu sendiri?



Hehe, baru beres diotak-atik sekarang.. padahal bacanya kapaaan gitu.. Mana ngga jelas ini teh yang diresensi buku yang Indonesia (*yang belum dibaca?!*) tapi pake 'data' dari yang versi English,..

Alhamdulillah..

Wednesday, March 24, 2010

Sebuah Percakapan Tanpa Saksi

++ Pokok'e, ngkok lek arek-arek wis podo mentas, ayok nabung ya Pak..
&& Gawe opo?
++ Yo digawe munggah kaji.. Opo maneh..?
&& Iso tha..? Wong saiki ilo wong lungo kaji iku dibatesi sampe umur suwidak limo.. Lha awak iki sakiki sak piro.. nutut tha..
++ Yo nutut ae Pak lek dikersakna Gusti Alloh...


Dan telaga-telaga itu mengalirlah ke kanal-kanal yang selama ini kering, nun padanya, yang di dalam sana. Moga roboh kuil ketakutan itu, berganti menara ketegaran yang jauh menghunjam.. Duh, wahai yang telah mengarungi usia, yang menapaki umur bambumu dalam rendaman arus kehidupan yang keras.. Telah liat tekadmu.. Apalah arti darah setampuk pinang ini..


Tanpa saksi, kecuali Engkau, Rabb..

Re~Sensi JWD: The Monkey Stone

Setelah beres 'menghukum' diri dengan punishment yang juga saya nikmati *haha*, saya tak bisa menahan godaan salah satu novel hasil petualangan-nekad-jadi-kolektor-amatir saya. Salah satu keping dari serial Lincoln Rhyme. Boleh dibilang, novel ini tidak semenegangkan The Bone Collector, tapi ada karakter 'surprise' yang khas, yang sejenis dengan gaya penulisannya dalam The Blue Nowhere. (*haha, alhamdulillaah.. Judul yang ini pun telah berhasil saya dapatkan.. ^^*)

Bercerita tentang perburuan seorang smuggler yang terlibat dalam penyelundupan manusia alias imigran gelap yang kejam dan tak segan-segan membunuh klien atau siapapun yang menghalangi tujuannya. Rhyme, tentunya masih bersama Detektif Amelia Sachs, dengan kejelian pengamatan berdasarkan deduksinya sebagai ahli forensik berhasil menggagalkan misi pembunuhan berantai sang penjahat yang diberi kode Ghost tersebut. Tapi korban telah terlanjur berjatuhan. Apa dan siapa sebenarnya Ghost ini? Bagaimana kisah selengkapnya? Baca sendiri ya.. Sayangnya sepertinya belum ada edisi Indonesianya, so, musti bersabar =) haha..

Bagi yang udah pernah baca Rising Sun-nya MC, mungkin bisa membandingkan bagaimana karakter dua penulis ini dalam mengeksplorasi budaya timur; Rising Sun berlatar komunitas Jepang di Amerika, sedang Monkey Stone berlatar warga China dan pecinan juga di Amerika.

Karena?

Janggal sekali rasanya saat mata ini tertumbuk sebuah rambu peringatan di sana, di pusat riwuhnya Jakarta sana.. Kukira sedetik itu aku telah terlempar ke jaman feodal Batavia, atau setidaknya pelosok Jogja sana. Tapi tidak. Ini sekarang, saat ini.


HATI-HATI
KELUAR MASUK
KENDARAAN ISTANA

Hmm...

Agar Istimewa

Sebuah tanya tiba-tiba hinggap di kepala saya yang kecil ini..
Mengapa, mengapa duhai Rabb, Engkau jadikan proses kelahiran manusia ini begitu menyusahpayahkan? Tidak hanya bagi ibu (yang baginya tiga kali kebaikan) tapi juga bagi bapak dan keluarga besarnya..? Ketika jasad, bahkan ruh seorang ibu menjadi tak karuan, (walaupun di dalamnya menyimpan keindahan), tapi bukankah adalah sangat sangat mudah bagiMU membuatnya ringan-ringan saja? Atau kenapa tidak Engkau mudahkan proses itu bagi hambaMU yang beriman, dan Engkau sulitkan bagi hambaMU yang ingkar saja...?

Lalu kepala kecil ini merasa sedikit ringan..
Bila Dia memudahkan proses itu bagi hambaNYA yang beriman, dan menyusahkannya bagi hambaNYA yang ingkar, niscaya semua manusia akan memilih menjadi beriman.. Tak akan berani dia ingkar secara nyata.. Lalu gagal lah skenario hidup yang adalah 'ujian' ini..

Bila Dia jadikan proses itu biasa-biasa saja, maka biasa-biasa pula mungkin kita menyambutnya. Tak ada kegembiraan, tak ada kekhawatiran, tak ada persiapan. Lagi pula, Dia bukannya ingin menciptakan anak manusia yang biasa saja, apalagi yang banyak tapi lemah tak berharga (seperti cacing atau plasmodium atau spons atau patrick eh bintang laut yang dengan mudah dapat memperbanyak diri*). Dia mendesain makhluk manusia ini untuk tugas istimewa, maka Dia istimewakan proses kejadiannya, agar orang tuanya memelihara dan mendidiknya dengan istimewa. Seperti ini misalnya.


*) tanpa bermaksud merendahkan hakikat dan hikmah penciptaan makhlukNYA yang lain, insyaALLOH.. Astaghfirulloh

Tuesday, March 23, 2010

Melangkahlah Terus..

Dan di sinilah kutemukan jawaban itu.
Telah lama kucari, mengapa Ruhul Quddus itu mengulang perintahnya hingga tiga kali? Tidakkah dia telah faham bagaimana keadaan Rasul Ummiy itu?
Rabb, setiap pertanyaanku pasti ENGKAU jawab..
Aku hanya harus bersabar merenda tiap keping puzzle hidup ini..
^^ Begitu kan, Rabb?

Alhamdulillah

Lalu seperti katanya dan katanya, biar tak ada lagi lelah :)


-=dari Mabit Ashabul Qur'an @Salman, dengan SAF=-

Thursday, March 04, 2010

Padamu, Sang Nabi, Aku Ingin Mengadu..

Seorang teman menyentil saya dengan peristiwa kematian Rasulullah.
Lalu di mabit itu, sang guru membuat saya malu; mengapa saya tak kenal dengan Manusia Agung itu? Lagi-lagi peristiwa kematiannya diedarkan lagi ke pelupuk mata saya.
Lalu saya teringat ada sebuah buku yang seharusnya sudah saya tamatkan; tentang sejarah Insan Cahaya yang seharusnya paling saya cintai setelahNYA itu. Lalu saya mulai mengejanya (*tak sesempurna seperti kususuri sihir Grisham; dan ini membuatku makin malu..*).
Dan sebuah kesadaran membuatku terpukau.

Sisinya sebagai manusia biasa, itu yang membuatku terhenyak.
Ketika dia tak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, itu yang membuatku mengerti.
Ketika dia ke puncak gunung, lalu ingin terjun.. dan berharap kematian akan menghapus semuanya.. Itulah yang membuatku terpana!
Dia.. adalah sebenar-benar sang muallim.. sebagai manusia, sebagai nabi..
Maka aku mengerti, selalu ada titik di tiap sandungan hidup manusia di mana dia berpikir tentang keputusasaan dan kematian.. Dan itu bukan dosa.. karena pada akhirnya engkau kalahkan ketakutan dan melenyapkan semua keputusasaan dengan bimbingan Rabbmu. Moga dalam tiap liku hidupku, aku pun begitu..

Wahai nabi, tiga tahun engkau menyepi sebelum Rabbmu mempertemukanmu dengan tujuan khusus penciptaanmu.
Tiga tahun sudah aku 'menyepi', moga aku temukan tujuan khusus penciptaanku..


Jeruk Tidak Halal

Sudah beberapa bulan ini saya sangat ketergantungan dengan jeruk. Iya, jeruk buah yang warnanya orange dan bahasa inggrisnya juga orange itu. Alasan pertama, saya suka rasanya. Alasan ke-dua, saya suka rasanya. Alasan ke-tiga.. sampai ke-tiga puluh tiga karena saya suka rasanya :D hehe.. Nggak deng.. alasan sebenarnya adalah karena saya menikmati proses ketakutan berlebihan untuk jatuh sakit, secara saya mengagendakan hari-hari ini harus sibuk. Daripada membeli suplemen yang tidak jelas klaim-klaimnya itu, saya lebih suka menikmati yang alami (walaupun tidak murni organik): ya jeruk-jeruk tadi! Tapi saya sukanya yang rasanya agak-agak asam gitulah, biar segar di mulut.

Anehnya, sudah berkali-kali saya mencari tahu jeruk manakah yang sesuai selera saya itu. namun tidak ketemu juga. Hmm, bukan jeruk lokal sih :D (*ooi.. dukung petani lokal Bong :D*).
Ponkam, lokam, baby shan.. entah apa.. tapi semua rasanya tidak konsisten; kadang manis kadang asam. Asa aneh kalau nanya penjualnya: "Yang asam yang mana, Pak?", soalnya kan belinya di supermarket (*hayo.. dukung pasar tradisional, Bong!*) hehe.. Akhirnya jalan keluarnya (*didasari kemarukan saya*) saya membeli ketiganya. Ehem.

Satu hari, saya melihat ada jeruk yang sudah dibuka sebagian, rupanya ada pembeli yang mencoba incip-incip. Dan saya pun bertanya pada mas-mas di swalayan tersebut; intinya mah ini teh boleh diicipin? Dan beliaunya pun bilang sok aja. Maka saya dan teman saya si bukan cebong padahal ngefans ke-cebong, masing-masing mengutil satu juring (*bukan sekilo, sayang .. :( haha *). Dan kami pun membelinya setelah tahu rasanya. Ini sudah berminggu-minggu lalu.

Kemarin dulu saya ke swalayan yang sama. Sendirian. Pengen banget beli jeruk, tapi yang asam saja. Eh, ada yang sudah diicip.. Wah, daripada beli ketiganya (*yang lagi mahal dan short budget padahal*), kalo diicip kan bisa beli satu aja. Tapi sesuatu mengganggu saya. Betulkah ini halal? Memang benar yang menjaga bilang silakan saja. Tapi bagaimanapun juga, dia bukan owner. Argh.. Agak berputar-putar jadinya. Tapi akhirnya saya memutuskan tidak mengicipnya; dan membeli ketiga jenis jeruk tadi (*dalam kuantitas kecil, sih, hehe..*). Sesampainya di rumah, saya pun segera menghajar ketiga jeruk tadi, yang surprisingly.. ketiganya asam! Hal yang sangat jarang saya temui.. :D Seneng dan puas...

Sampai kemarin saya tidak kepikiran apa-apa mengenai hal itu. Baru tadi saya ngeh. Ada message-Nya yang luput dari perhatian saya. Hindarilah 'incip-incip' yang tidak jelas, karena Alloh pasti menjaga kita jika kita menjagaNYA; dan memberimu ganti yang jauh lebih baik.. Termasuk 'incip-incip' yang 'lain'.. Inget ya Bong!! Bandel sih kamu mah.. >.<

Friday, February 19, 2010

Selalu ada alasan untuk berhenti merokok.
Seperti yang ini..

--

If you can still see things clearly, it only means one thing: you didn't go fast enough!

-cangkir Risk Taker Nur-

Friday, February 12, 2010

The 'Come Back'

Setelah dengan sepuasnya saya menggunakan blog ini untuk kesewenang-wenangan saya pribadi, terjebak dengan microblogging atau nggak ngeblog sama sekali, mungkin sudah saatnya sedikit lebih banyak berkonsentrasi pada apa yang 'ingin', 'harus', dan 'patut' ditulis. (*apakah ini artinya saya sudah wake up? Jangan senang dulu :D Ini artinya hanya satu: si cebong harus lebih banyak lagi belajar berenang di empang perbloggingan ini.*) Yeah. Hmm, ngiri liat blog orang lain, haha... (*bagus Bong, itu sebuah langkah awal yang bagus setelah sekian lama kamu tidur, dorman akut!*)


Mohon maaf ke semua, saya sengaja tidak membawa banyak oleh-oleh dari kepulangan saya yang terakhir kemarin. Ada beberapa hal yang menggelitik hati saya, entah itu menarik atau tidak. Yang jelas, saya belum menemukan sebuah jawaban yang memuaskan hati.

Ini tentang tiga orang yang pasti saya temui sepanjang perjalanan. 
Peminta-minta. 
Pengamen.
Penjual asongan.

Yang pertama ini, pada banyak kasus, modalnya adalah kemampuan teatrikal untuk menggugah simpati massa. Tidak semuanya berpura-pura, tentu. Tapi adalah kenyataan bahwa 'profesi' ini tidaklah disukai oleh Tuntunan kita. Tapi adalah juga kenyataan, saya lebih mudah memberi kepada mereka daripada kepada dua golongan yang lain: berharap pahala menolong dzuafa. Tapi kian susah saja membedakan mana yang benar-benar dzuafa, mana yang boong-boongan. Terlebih jika melibatkan anak-anak; jadinya sesal.


Golongan ke-dua ini lebih variatif; dari yang menjual hiburan benar-benar, sampai golongan pertama yang nyaru dengan bermodal suara. Hmm, saya salut sekali dengan seniman jalanan yang mendedikasikan seluruh diri dan kemampuannya untuk berekspresi di hadapan orang-orang asing ini. Tapi jika sekedar perform pas-pasan, hmm, gondok juga. Terkadang merasa tak adil dan berdosa jika saya memberi apresiasi golongan ini tak sebanding dengan biaya kendaraan umum itu sendiri :D Tapi begitulah seni. It's all about 'what your heart taste'


Golongan ke-tiga ini yang seringnya saya abaikan. Kerja keras mereka menawarkan dan menaruh barang-barang sekedar supaya penumpang tertarik dan bisa memeriksa barang lebih lanjut, bagi saya adalah angin lalu saja. Tak ada hubungannya dengan saya. Saya toh tidak membutuhkan barang-barang yang mereka jual (yang seringnya adalah barang-barang berharga murah dengan kualitas rendah). Tapi ketika saya balik menuju Surabaya kemarin, dengan bis karena tidak ada jadwal kereta yang match, sesuatu mengenai kepala saya. Ini gara-garanya saya membeli sebungkus kacang dan emping melinjo yang ditawarkan mas-mas pengasong (yang sebelumnya seingat saya tak pernah saya lakukan), yang pada gilirannya mengingatkan saya kisah orang-orang dekat teman-teman saya (kakaknya, ayahnya, dsb) yang menyambung hidup dengan berjualan demikian. Dan saya sedang meninjau ulang 'penilaian' saya terhadap ketiga orang yang mewarnai perjalanan saya itu. Kenapa saya bisa sekejam itu? Bukankah membantu golongan yang mencari nafkah dengan cara terhormat walaupun pendapatannya kecil adalah juga sebuah langkah yang ....?

Di sana ada keberkahan, insyaALLOH.

1-10 Feb, 2010

Friday, January 29, 2010

Wake Me Up,

bila nanti pijakan kita bukan lagi kata-kata bersayap,
bukan pula hayalan mengawang,
dan semua kepalsuan itu usai sudah kita tanggalkan...

bangunkan aku..

mungkin saat itu
nalarku sudah akan sempurna menjejak TanahNya



-=remaining_full_rainbowed_sky=-
end of January, medio Shaffar

Friday, January 15, 2010

Ingin Kukatakan: ...Seperti Alloh Sedang Memelukku!

Setiap hari adalah denting waktu, sampai sebuah gelegar datang membawamu terbang; lalu berakhirlah semua yang selama ini ditakut-takutkan, juga semua yang dibangga-banggakan..

Seperti hari-hari ini, Kawan..
Kita meniti denting itu, berharap gelegar itu cuma geletar saat utusanNYA menyampaikan salam;

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai.."

Tapi denting itu begitu jarang terdengar, seperti beeper infrasonik yang tenggelam ditindas background noise yang kelewat kejam; sedang gelegar itu terbang mengawang lupa daratan, seperti ketukan bom ultrasonik yang diabaikan. Maka jadilah aku, terseok menanti iluminansi jauh di ujung lorong hari; dengan senang hati berkubang lumpur saat lautan di depan (nampak) terlalu menantang..


Jika detik yang berderik dan gelegar yang tak ingin kita kenang (namun selalu membayang-bayangi) itu begitu licin tuk dipegang dalam ingatan; apatah lagi DIA yang denganNya segala yang tiada menjadi ada.. Dengan bahasa apa harus kuocehkan TanganNya-TanganNya yang ajaib itu..?!? Yang tersisa hanya sebuah kesadaran, seperti yang kujadikan judul paragraf-paragraf hina ini..


-hmm, meracau after M.A.Newton session-

Tuesday, January 12, 2010

-wanna keep it in mind 4 ever-

Monday, January 11, 2010

Taun Baru, Masih Demam?


Sang Cebong tengah menikmati makan siangnya malam itu (*?, tapi percayalah*) di temani cebong-cebong lain, di depan Pearl Harbour yang tengah panas-panasnya. Lalu iklan sebuah layanan operator tentang mesbuq pia hape pun menyela sang pelem.

CE: Halah, kayak gini ini mau aja ya orang ikutan..
CS: Ya ini mah buat yang hapenya udah generasi baru, mana bisa untuk hape awak..
SC: (*tetap asyik maem, padahal dalam hati bilang he-eh*)
CE: Jaman sekarang ini orang mesbuq mulu.. di mana-mana..
CS: Eh, tau nggak.. aku dikasih tau temanku.. Ceritanya tentang tukang bakso nih.. dia tuh sambil jualan tetep pesbukan lho.. dikit-dikit apdet statusnya kek semacam ini: "waduh, kok lagi sepi ya.. pada ke mana ni yang beli", atau "wah, bakso di tuuut (*tempatnya sendiri*) enak banget lho.." pokoknya gitu-gitu lah
CE: Waduh niat banget... (*membayangkan tangan kiri sang tukang ngetik di hape, tangan kanan melayani pembeli*)
CS: Iya.. padahal kalian tau nggak, hapenya tu model kayak punyaku yang ngga bisa GPRSan gitu-gitu...
CE: Oh iya? Masak? Canggih juga..
SC: (*tetap dalam hati; pake three kali.. yang model pake sms itu lho*)
CS: (*ngakak*) Tau nggak gimana caranya?
CE: ??
SC: ???
CS: Iya, jadi gini.. dia ngirim sms ke ceweknya.. ceweknya itu penjaga warnet gitu deh.. jadi ceweknya ini yang ngapdetin statusnya..
CE: hahah... niat banget.. mau-maunya si ceweknya..
SC: huahaha.. jadi hikmahnya:
  1. jangan jadi pacar tukang bakso (*yang gila pesbuq*)
  2. carilah penjaga warnet aja
haha..

*based on true accidents, hanya kata-kata saja yang diubah demi keamanan daya ingat saya*

pic by: ben heine

awakening




...I'll rise my hand to heaven...









as always




thank you Alloh, for all this learning process
-keep ikhlas, bong!-