ah, sudah lupa kalau saya mau menulis tentang ayat-ayat cinta. sekarang cuma bisa mengatakan ini: heran kok bisa buku ini lewat dari sensor para aktivis muslim padahal di halaman 387 Fahri yang baru beberapa menit menikahi Maria bisa-bisanya mengatakan: " .. Cintaku kepadamu seperti cintanya seorang penyembah kepada sesembahannya.."
Hallowww?? Ada yang bisa menjelaskan kepada saya, atas dasar apa kalimat di atas dianggap bebas dari muatan syirik?
5 comments:
Aslkm
Hi, Is...
" .. Cintaku kepadamu seperti cintanya seorang penyembah kepada sesembahannya.."
seperti, bagai, cuma "pengandaian". gaya bahasa hiperbola penulis untuk menggambarkan bahwa rasa cinta tokah A kepada B sebegitu dalam.
Mengenai, ada/banyak muslim/muslimah yang menjadikan novel Islami sebagai buku-ajar, ya... bukan salah penulis. Lihat sisi baiknya aja: orang jadi ghirah dengan agama dlsb. Kalo ada yg "dianggap" keliru, ya silakan di- (diapain yah? hehe)
okeh, Wassalam
ok, trims.. sedang berusaha memikirkannya meskipun sudah tidak mau nerima, hehe (*ini sisi buruk saya..)
duh, nih anak kenapa itu dipikirin juga. jangan 'dimasukan ke hati'... nikmati aja nduk.
:p
oh ada ya... nggak tau saya... well2... cinta penyembah kepada sesembahan tentu beda dengan cinta antar manusia... beda... pokoknya beda
//Trian: Yap, sudah dicoba, dan.. gagal! =D mungkin memang bukan bacaan saya..
//patriot: ya kan? ya kan? (*Plok plok plok! Hehe, akhirnya punya alliance!) =P
Post a Comment