Tuesday, October 19, 2004

Taman Sari, Satu Pagi

tadi pagi pas aku buru-buru mo pergi ke kampus (biasa dink, telat)
eh, ada rame-rame orang pake seragam ijo-ijo
sampai bikin macet segala
aku pikir kan hari ABRI , trus deket situ kan ada kantor pemerintah,
kirain yah ada acara peringatan atau upacara apah gitu..
eh, ndak taunya..
mereka lagi mbongkar kios dan (* apa yah namanya? Gak tau lah aku .. pokoknya yang tempatnya tukang bikin kunci, jual rongsokan besi dan barang bekas, bikin dan jual mebel,… yang gitu-gitu lah)
lokasinya kebetulan deket rektorat, trus bakal dilewati proyek pasopati kayaknya

campur aduk aku ngelihatnya,
benci.. geram… marah yang nggak tahu harus aku lampiaskan pada siapa
juga sedih… kecewa..
apalagi pas secara nggak sengaja, aku bertatapan mata dengan seorang kakek tua salah satu pemilik kios (*atau apapun namanya)
yaa 4JJ1…
aku nggak punya kata-kata untuk menjelaskannya..
aku lihat wajahnya begitu mendung.. bingung…
aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarganya , jika saja itu adalah satu-satunya mata pencaharian mereka … (tentunya 4JJ1 maha kaya… pasti telah menjamin rezeki bagi mereka)
Kau bisa merasakannya kan ?!?

Tiba-tiba aku merasa sangat lemah..
Dhoif.. tak berdaya…
Aku tak sanggup melakukan apa-apa saat mereka diperlakukan seperti itu…

Aku tak bisa membayangkan,
Jika hal seperti ini menimpa orang tuaku..
Harta dan usaha mereka yang sungguh tidak seberapa itu..
Dihancurkan begitu saja..
Seolah mereka hakim dan raja kecil yang berhak melakukan apa saja
Sesuka mereka ..

Puluhan orang-orang gagah berseragam hijau, merobohkannya…
Itu sama saja dengan merobohkan dapur mereka!!!
Beberapa diantara mereka malah ketawa-tawa,
Seolah tak terbebani melakukan pekerjaan itu..

Sedang para pemilik kios hanya bisa melihat,
Mungkin hati mereka hancur,
Mungkin perasaan mereka remuk… mungkin..
Padahal ini menjelang puasa
Menjelang puasa berarti menjelang lebaran juga..
Dan lebaran sering diartikan dengan kebutuhan…

Mungkin juga diantara bapak-bapak itu ada yang melakukan pekerjaan itu dengan berat hati..
Karena tuntutan tugas..
Toh , mereka hanya pelaksana lapangan
Mereka hanya melaksanakan perintah
Para petinggi mereka lah yang bertanggung jawab …
Entah kenapa aku jadi ingin melumatkan mereka..

Kalau saja aku tidak ingat aku harus kuliah,
Aku pasti turun dari angkot yang kunaiki,
bergabung dengan orang-orang yang hanya bisa menonton pertunjukan gratis pagi hari itu
Ya, pertunjukan gratis
Pertunjukan betapa borok-borok negeri ini kian parah..
Anak-anak negeri yang luka, luka, kian luka dan nganga…
Air mata orang-orang tertindas, tersisih …

Yaa 4JJ1.. aku tak tahu
Akan ada berapa kios lagi yang hancur
Berapa rumah lagi yang tergusur
Aku tak tahu
Air mata mana yang akan menurunkan laknatMu
Do’a dari mulut yang mana yang akan menahan adzabMu…

Yaa 4JJ1..
Di luar sana,
Saudaraku tengadah menatap langit,
Tidur tanpa atap tanpa alas
Di luar sana,
Saudaraku merintih,
Entah lapar
Entah sakit
Entah tak tahu lagi harus merasa apa…
Di luar sana
Di satu sudut kelam
Kepedihan kemarahan kehampaan
Menyatu dalam kemelut
Hidup
Ataukah tak boleh lagi dinamai hidup?
Sekedar menyambung nafas dengan nafas?
Memperpanjang nyeri dengan nyeri?
Sedang kefakiran begitu akrab dengan kekufuran..
Aku harap mereka
Menjumput syukur, keberkahan, dan ridhoMU jua

Di teras negeri yang lain..
Orang-orang sok borjuis membuang duit seenak mereka..
Duit yang entah mereka datangkan dari mana..
Atau mereka memang tak peduli
Emas itu dari keringat orang-orang melarat
Ataukah mereka tak mau tahu
Dengan keserakahan memangsa hutan tanah air angin dan langit negri ini
Untuk mereka sendiri!!
Ataukah mata mereka telah buta pada tangis pilu manusia?
Ataukah telinga mereka telah tuli pada jerit rintih sesama?
Ataukah hati mereka telah beku dari kasih sayang?
Ah.. aku tak tahu

Yaa 4JJ1…
Anugerahkan negeri ini seorang pemimpin yang adil,
Yang menegakkan DienMu di tanah yang kini kering ini..
Dan jadikanlah kami bagian dari nafas-nafas perubahan,
Nafas-nafas yang mengusung kebaikan..

Agar satu saat,
Tak kudengar tangis lapar menyayat
Agar satu ketika,
Tak ada lagi tangan di bawah
Agar satu waktu,
Kami bingung pada siapa kami bagikan zakat kami..

Kurasa aku telah melangkah terlalu jauh,
Bukankah aku hanya bisa berlaga di medan kata-kata?
Sedang hidup ini lebih dari sekedar kata-kata…
Betapa besar kemurkaan 4JJ1 pada orang yang mengatakan hal yang tak dilakukannya..
4JJ1 aku berlindung pada keagunganMu dari kemurkaanMu atas kesia-siaan dalam kata-kata, sikap, dan perbuatanku..





*/ Hehe.. nyari topik baru buat bikin pusing orang …
jelas aku ndak mau pusing sendirian …



No comments: