Saturday, October 23, 2004
Istanaku
Retak jembatan ini adalah pernik
Pun senyum covergirl-ku yang sudah ketumpahan kecap,
Satu lubang jadi jendela
Langit yang slalu terbuka
Debu selimutku,
Menggumpallah..
Menjelmalah pulauku..
Oh Allah..
Betapa syukur ini..
Lengan kurus alas ternyaman..
Tapi ampun..
Hari ini aku tidur tanpa Isha’
Biar aku mimpi dulu , Allah..
Tegak di atas bukit
Tengadah di tengah sunyi..
Aku ludahi pencakar langit mereka !
Biar aku mimpi dulu, yaa Allah..
Tentang tamanMu Nan agung di sana..
Negeri yang Engkau janjikan…
Jika esok teriakan satpam tak membuatku terjaga,
Ampuni aku .. Tuhanku..
Isha’ SubuhMu teramat agung
Sungguh,
Aku hanya ingin semenit lebih cepat
Mencecap istanaMu …
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment