aku ingin menyapamu, seperti hujan yang berlari sore ini: tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi..
tapi engkau bukannya perlu disapa, engkau tahu setiap derak daun dan sayup bisik jiwa, setiap yang tersesat dan yang melewatkanmu dengan sengaja..
ah.. engkau engkau..
yang berlari menyongsong saat aku lata menghiba
sang saksi betapa seringnya kata mengkhianati makna
maka
aku ingin menyapamu, dengan kata yang telah cerai dari makna dan rasa: utuh sekedar kata
andainya engkau punya penyeranta..
;oktober medio;
No comments:
Post a Comment