Sudah beberapa bulan ini saya sangat ketergantungan dengan jeruk. Iya, jeruk buah yang warnanya orange dan bahasa inggrisnya juga orange itu. Alasan pertama, saya suka rasanya. Alasan ke-dua, saya suka rasanya. Alasan ke-tiga.. sampai ke-tiga puluh tiga karena saya suka rasanya :D hehe.. Nggak deng.. alasan sebenarnya adalah karena saya menikmati proses ketakutan berlebihan untuk jatuh sakit, secara saya mengagendakan hari-hari ini harus sibuk. Daripada membeli suplemen yang tidak jelas klaim-klaimnya itu, saya lebih suka menikmati yang alami (walaupun tidak murni organik): ya jeruk-jeruk tadi! Tapi saya sukanya yang rasanya agak-agak asam gitulah, biar segar di mulut.
Anehnya, sudah berkali-kali saya mencari tahu jeruk manakah yang sesuai selera saya itu. namun tidak ketemu juga. Hmm, bukan jeruk lokal sih :D (*ooi.. dukung petani lokal Bong :D*).
Ponkam, lokam, baby shan.. entah apa.. tapi semua rasanya tidak konsisten; kadang manis kadang asam. Asa aneh kalau nanya penjualnya: "Yang asam yang mana, Pak?", soalnya kan belinya di supermarket (*hayo.. dukung pasar tradisional, Bong!*) hehe.. Akhirnya jalan keluarnya (*didasari kemarukan saya*) saya membeli ketiganya. Ehem.
Satu hari, saya melihat ada jeruk yang sudah dibuka sebagian, rupanya ada pembeli yang mencoba incip-incip. Dan saya pun bertanya pada mas-mas di swalayan tersebut; intinya mah ini teh boleh diicipin? Dan beliaunya pun bilang sok aja. Maka saya dan teman saya si bukan cebong padahal ngefans ke-cebong, masing-masing mengutil satu juring (*bukan sekilo, sayang .. :( haha *). Dan kami pun membelinya setelah tahu rasanya. Ini sudah berminggu-minggu lalu.
Kemarin dulu saya ke swalayan yang sama. Sendirian. Pengen banget beli jeruk, tapi yang asam saja. Eh, ada yang sudah diicip.. Wah, daripada beli ketiganya (*yang lagi mahal dan short budget padahal*), kalo diicip kan bisa beli satu aja. Tapi sesuatu mengganggu saya. Betulkah ini halal? Memang benar yang menjaga bilang silakan saja. Tapi bagaimanapun juga, dia bukan owner. Argh.. Agak berputar-putar jadinya. Tapi akhirnya saya memutuskan tidak mengicipnya; dan membeli ketiga jenis jeruk tadi (*dalam kuantitas kecil, sih, hehe..*). Sesampainya di rumah, saya pun segera menghajar ketiga jeruk tadi, yang surprisingly.. ketiganya asam! Hal yang sangat jarang saya temui.. :D Seneng dan puas...
Sampai kemarin saya tidak kepikiran apa-apa mengenai hal itu. Baru tadi saya ngeh. Ada message-Nya yang luput dari perhatian saya. Hindarilah 'incip-incip' yang tidak jelas, karena Alloh pasti menjaga kita jika kita menjagaNYA; dan memberimu ganti yang jauh lebih baik.. Termasuk 'incip-incip' yang 'lain'.. Inget ya Bong!! Bandel sih kamu mah.. >.<
Anehnya, sudah berkali-kali saya mencari tahu jeruk manakah yang sesuai selera saya itu. namun tidak ketemu juga. Hmm, bukan jeruk lokal sih :D (*ooi.. dukung petani lokal Bong :D*).
Ponkam, lokam, baby shan.. entah apa.. tapi semua rasanya tidak konsisten; kadang manis kadang asam. Asa aneh kalau nanya penjualnya: "Yang asam yang mana, Pak?", soalnya kan belinya di supermarket (*hayo.. dukung pasar tradisional, Bong!*) hehe.. Akhirnya jalan keluarnya (*didasari kemarukan saya*) saya membeli ketiganya. Ehem.
Satu hari, saya melihat ada jeruk yang sudah dibuka sebagian, rupanya ada pembeli yang mencoba incip-incip. Dan saya pun bertanya pada mas-mas di swalayan tersebut; intinya mah ini teh boleh diicipin? Dan beliaunya pun bilang sok aja. Maka saya dan teman saya si bukan cebong padahal ngefans ke-cebong, masing-masing mengutil satu juring (*bukan sekilo, sayang .. :( haha *). Dan kami pun membelinya setelah tahu rasanya. Ini sudah berminggu-minggu lalu.
Kemarin dulu saya ke swalayan yang sama. Sendirian. Pengen banget beli jeruk, tapi yang asam saja. Eh, ada yang sudah diicip.. Wah, daripada beli ketiganya (*yang lagi mahal dan short budget padahal*), kalo diicip kan bisa beli satu aja. Tapi sesuatu mengganggu saya. Betulkah ini halal? Memang benar yang menjaga bilang silakan saja. Tapi bagaimanapun juga, dia bukan owner. Argh.. Agak berputar-putar jadinya. Tapi akhirnya saya memutuskan tidak mengicipnya; dan membeli ketiga jenis jeruk tadi (*dalam kuantitas kecil, sih, hehe..*). Sesampainya di rumah, saya pun segera menghajar ketiga jeruk tadi, yang surprisingly.. ketiganya asam! Hal yang sangat jarang saya temui.. :D Seneng dan puas...
Sampai kemarin saya tidak kepikiran apa-apa mengenai hal itu. Baru tadi saya ngeh. Ada message-Nya yang luput dari perhatian saya. Hindarilah 'incip-incip' yang tidak jelas, karena Alloh pasti menjaga kita jika kita menjagaNYA; dan memberimu ganti yang jauh lebih baik.. Termasuk 'incip-incip' yang 'lain'.. Inget ya Bong!! Bandel sih kamu mah.. >.<
3 comments:
cebong2,,iis ini lutchu, ada2 ajah, subhanallah..
haram ya? o ow...
t eu; Lucu ya :D Senyum dooong.. aamiin
errick; yep so far I know..
Post a Comment