Seorang teman menyentil saya dengan peristiwa kematian Rasulullah.
Lalu di mabit itu, sang guru membuat saya malu; mengapa saya tak kenal dengan Manusia Agung itu? Lagi-lagi peristiwa kematiannya diedarkan lagi ke pelupuk mata saya.
Lalu saya teringat ada sebuah buku yang seharusnya sudah saya tamatkan; tentang sejarah Insan Cahaya yang seharusnya paling saya cintai setelahNYA itu. Lalu saya mulai mengejanya (*tak sesempurna seperti kususuri sihir Grisham; dan ini membuatku makin malu..*).
Dan sebuah kesadaran membuatku terpukau.
Sisinya sebagai manusia biasa, itu yang membuatku terhenyak.
Ketika dia tak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, itu yang membuatku mengerti.
Ketika dia ke puncak gunung, lalu ingin terjun.. dan berharap kematian akan menghapus semuanya.. Itulah yang membuatku terpana!
Dia.. adalah sebenar-benar sang muallim.. sebagai manusia, sebagai nabi..
Maka aku mengerti, selalu ada titik di tiap sandungan hidup manusia di mana dia berpikir tentang keputusasaan dan kematian.. Dan itu bukan dosa.. karena pada akhirnya engkau kalahkan ketakutan dan melenyapkan semua keputusasaan dengan bimbingan Rabbmu. Moga dalam tiap liku hidupku, aku pun begitu..
Wahai nabi, tiga tahun engkau menyepi sebelum Rabbmu mempertemukanmu dengan tujuan khusus penciptaanmu.
Tiga tahun sudah aku 'menyepi', moga aku temukan tujuan khusus penciptaanku..
Lalu di mabit itu, sang guru membuat saya malu; mengapa saya tak kenal dengan Manusia Agung itu? Lagi-lagi peristiwa kematiannya diedarkan lagi ke pelupuk mata saya.
Lalu saya teringat ada sebuah buku yang seharusnya sudah saya tamatkan; tentang sejarah Insan Cahaya yang seharusnya paling saya cintai setelahNYA itu. Lalu saya mulai mengejanya (*tak sesempurna seperti kususuri sihir Grisham; dan ini membuatku makin malu..*).
Dan sebuah kesadaran membuatku terpukau.
Sisinya sebagai manusia biasa, itu yang membuatku terhenyak.
Ketika dia tak bisa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, itu yang membuatku mengerti.
Ketika dia ke puncak gunung, lalu ingin terjun.. dan berharap kematian akan menghapus semuanya.. Itulah yang membuatku terpana!
Dia.. adalah sebenar-benar sang muallim.. sebagai manusia, sebagai nabi..
Maka aku mengerti, selalu ada titik di tiap sandungan hidup manusia di mana dia berpikir tentang keputusasaan dan kematian.. Dan itu bukan dosa.. karena pada akhirnya engkau kalahkan ketakutan dan melenyapkan semua keputusasaan dengan bimbingan Rabbmu. Moga dalam tiap liku hidupku, aku pun begitu..
Wahai nabi, tiga tahun engkau menyepi sebelum Rabbmu mempertemukanmu dengan tujuan khusus penciptaanmu.
Tiga tahun sudah aku 'menyepi', moga aku temukan tujuan khusus penciptaanku..
4 comments:
aamiin, jazakillah iis, tth jadi teringatkan juga..
^^ waiyyaki..
is is, hp nya kenapa?moga Allah menurunkan rezeki untuk iis agar bisa beli yang lebih baik..
aaamiiin :D
Nope Teh, iA pasti dapat gantinya yang terbaik di saat yang terbaik.. :>
Post a Comment