Monday, February 12, 2007
Persona Non Grata
: Mas-Mas penjual koran di depan kantin Salman
Menjadi seonggok daging yang bernafas dan berjalan
Di dunia yang berputar di atas poros material
Seperti menjaring nyala,
Nyawa tak ubahnya buih di muara
Menukar waktu dengan besi baju
Atau bibir yang bergincu
Atau singgasana batu
Hidup hanya rentetan peristiwa
Nyalang di ujung gang
Seperti balon lepas ke awan-awan
Mau apakah kita?
Bertegak dengan perut hampa,
Atau melata bergelimang permata?
Mau apakah kita?
Dangau, laut, dan langit bukan lagi milik kita
Hutan, sungai, dan pantai adalah milik lembaran duit
Maka aku cemburu
Untuk tawaranmu yang ke-seribu
Pada makhluk-makhluk [pengaku] intelek
Yang lebih suka memelototi roman biru
Dan ngobrol ngalor ngidul minus mutu
Atau ngunduh komik film dan lagu
Lalu menampik koran daganganmu!
Maka aku cemburu
Untuk setiap senyum yang diabaikan
Untuk setiap peluh yang dinafikan
Untuk setiap langkah yang diacuhkan
Karena kemuliaan adalah milik orang-orang yang mencoba, kawan!
mencoba menang, saat menjadi kalah terasa lebih mudah!!!
Dan aku hanya selarik bayang-bayang
Yang bimbang pada tawaranmu ke-seribu
Nian,
Aku bagian dari orang-orang itu!
II
Lalu pagi ini aku terperangah
Melawan kesadaran setengah tercacah:
Tangan itu kini tertadah!
Muka malu-malu dan mata hendak berlalu
Oh, inikah sosok itu?!?
Kenyataan memang bisa sangat kejam, kawan!
Lalu kemana pusaran-pusaran itu?
Nadi kehidupan telah gadai,
Tak hendak memberi arti masa muda..
Jika tidak,
Ke mana larinya si seribu kata?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment