Monday, January 31, 2005
Saturday, January 29, 2005
Sajak Seorang Tua untuk Istrinya
Aku tulis sajak ini
Untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
Yang hampir rampung
Dan dengan lega akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri dan terasing dengan nasib kita
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka kita bukanlah istimewa
Karena setiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samodera
Serta menciptakan dan mengukir dunia.
----------------------------------------------------------------------
(WS. Rendra)
Hari ini tak ada kata-kata
Selamat berjuang, beralih dari medan kata-kata
Menuju medan gerak nyata!
Aku tulis sajak ini
Untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
Kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
Yang hampir rampung
Dan dengan lega akan kita lunaskan
Kita tidaklah sendiri dan terasing dengan nasib kita
Karena soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
Suka duka kita bukanlah istimewa
Karena setiap orang mengalaminya
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samodera
Serta menciptakan dan mengukir dunia.
----------------------------------------------------------------------
(WS. Rendra)
Hari ini tak ada kata-kata
Selamat berjuang, beralih dari medan kata-kata
Menuju medan gerak nyata!
Tak Lagi Bisa Menulis
Ada Banyak banget hal di dunia ini. Banyak banget. Sampai-sampai, kalo kita mau, walau diceritain ke semua orang pun nggak akan pernah habis. Coba itung, sejak kita buka mata, ampe buka mata lagi hari berikutnya, dah berapa juta-juta kejadian tuh. Hehe, itu juag kalo kita sempat ngitung dan nginget. Hm, intinya.. buanyak lah hal yang bisa kita bagi buat orang lain. Apalagi dalam bentuk tulisan. Tulisan yang bisa dibumbui, ditarik-tarik, dikunyah, dan dicecap!
Tapi...
Sebuah kehilangan besar membuatku nggak lagi bisa menulis. Hm, atau jangan-jangan.. jangan-jangan yang aku ketik di atas keyboard selama ini hanya huruf-huruf mati yang kosong? Atau jangan-jangan.. aku memang tak pernah menulis?!?!
--- hiks.. blog ku isinya jadi 'copy paste' tulisan orang ginih ..... ---
Januari 29, Puntang
lautan hijau ,
hijau ranau...
kabut menyeput,
sekawanan ..
ah..
aku tak terbayang
malam mendatang!
hijau ranau...
kabut menyeput,
sekawanan ..
ah..
aku tak terbayang
malam mendatang!
Mencintai itu Keputusan
Mencintai itu Keputusan
Oleh : Anis Matta
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia pun berkata, “ kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui di sini.” Itulah kalimat pertama Utsman Bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi... sebab memberi adalah pekerjaan... sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi itu berat... sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama.. sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh... maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!
Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari ,”Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia... aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin... aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan aku kulakukan padamu... aku juga akan melindungimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu...” Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang , “Aku mencintaimu,” kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa, bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat , dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalamsatu situasi : cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, keluarga berantakan, persahabatan berakhir, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyat.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi di situlah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi diuji. Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada lagi tempat untuk yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.
-- Menyadap secawan asa dari Pohon Tarbawi, Februari pekan perdana --
Selamat kepada Anda semua yang telah memutuskan untuk ‘MENCINTAI’, tidak sekedar mencintai... hingga yang ada hanyalah : “Aku akan memperhatikan diriMU dan semua situasiMU untuk mengetahui apa yang KAMU butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia... aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi diriMU agar bisa tumbuh semaksimal mungkin... aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan diriMU melalui kebajikan harian yang akan aku kulakukan padaMU... aku juga akan melindungiMU dari segala sesuatu yang dapat merusak diriMU dan proses pertumbuhan itu...”
Dan ternyata... MU di sini adalah MU yang sungguh tak butuh apa-apa dari kita. Kitalah yang membutuhkanNYA. Selamat! Selamat buat Anda semua yang memutuskan untuk MENCINTAI-NYA, kekasih sejati kita!
Oleh : Anis Matta
Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia pun berkata, “ kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui di sini.” Itulah kalimat pertama Utsman Bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi... sebab memberi adalah pekerjaan... sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat, dan melindungi itu berat... sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama.. sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh... maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat mengatakan, “Aku mencintaimu.” Kepada siapa pun!
Sebab itu adalah keputusan besar. Ada taruhan kepribadian di situ. “Aku mencintaimu,” adalah ungkapan lain dari, “Aku ingin memberimu sesuatu.” Yang terakhir ini juga adalah ungkapan lain dari ,”Aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia... aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin... aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan aku kulakukan padamu... aku juga akan melindungimu dari segala sesuatu yang dapat merusak dirimu dan proses pertumbuhan itu...” Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. Sekali kamu mengatakan kepada seseorang , “Aku mencintaimu,” kamu harus membuktikan ucapan itu. Itu deklarasi jiwa, bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat , dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya. Atau sahabat kehilangan kepercayaan kepada kawannya. Atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalamsatu situasi : cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, keluarga berantakan, persahabatan berakhir, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyat.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi di situlah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi yang sulit. Di situ konsistensi diuji. Di situ juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar.
Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada lagi tempat untuk yang lain. Bahkan setelah sang pencinta mati. Begitulah Naila. Utsman telah memenuhi seluruh jiwanya dengan cinta. Maka ia memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah suaminya terbunuh. Ia bahkan merusak wajahnya untuk menolak semua pelamarnya. Tak ada yang dapat mencintai sehebat lelaki tua itu.
-- Menyadap secawan asa dari Pohon Tarbawi, Februari pekan perdana --
Selamat kepada Anda semua yang telah memutuskan untuk ‘MENCINTAI’, tidak sekedar mencintai... hingga yang ada hanyalah : “Aku akan memperhatikan diriMU dan semua situasiMU untuk mengetahui apa yang KAMU butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia... aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi diriMU agar bisa tumbuh semaksimal mungkin... aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan diriMU melalui kebajikan harian yang akan aku kulakukan padaMU... aku juga akan melindungiMU dari segala sesuatu yang dapat merusak diriMU dan proses pertumbuhan itu...”
Dan ternyata... MU di sini adalah MU yang sungguh tak butuh apa-apa dari kita. Kitalah yang membutuhkanNYA. Selamat! Selamat buat Anda semua yang memutuskan untuk MENCINTAI-NYA, kekasih sejati kita!
Thursday, January 27, 2005
- sedih ---
Sedih
bila kuingat tentang dirimu
membentang jarak di antara kita
hilang semua ..
hilang canda tawamu
((hehe.. nggak apal oui.. maap yah eDcoustic..))
<>
mungkin karna egoku
mungkin karna egomu ...
maaf aku buat begini
maaf aku begini
pertengkaran kecil kemaren
cukup jadi lembaran hikmah
dst.. dst ...
kacau deh ..
eDCOUSTIC
adouuu....
hehe.. meni lieur ..
yang lagi digosipin ;)
bila kuingat tentang dirimu
membentang jarak di antara kita
hilang semua ..
hilang canda tawamu
((hehe.. nggak apal oui.. maap yah eDcoustic..))
<
mungkin karna egoku
mungkin karna egomu ...
maaf aku buat begini
maaf aku begini
pertengkaran kecil kemaren
cukup jadi lembaran hikmah
dst.. dst ...
kacau deh ..
eDCOUSTIC
adouuu....
hehe.. meni lieur ..
yang lagi digosipin ;)
Monday, January 24, 2005
Kalo Hujan-Hujan Gini...
kalo hujan-hujan gini kadang ngerasa susah..
basah semua, dingin pula ? enakan tidur di rumah
mana cucian ga da yang kering …
wah, manusia memang refot all the time.. ga pandai bersyukur
kemaren2 panas bgt dan berdebu…
ngeluh
sekarang dikasih sejuk hujan-hujan .. ngeluh lagi..
aku jadi inget suasana rumah kalo cuaca sedang sendu gini
huiks, teringat kenangan masa kecil ..
inget almarhum kakek …
ga tau yah kl hujan pagi-pagi atau sore-sore kl aku lagi sendirian,
pasti inget kakek, (aku biasa manggil beliau mbah Kung)
subhanallah, sampai detik ini orang yang paling sabar yang pernah aku temui ya beliau itu , sekaligus orang yang paling dekat dengan aku
dulu, beliau suka bikinin nasi goreng tiap pagi buat sarapan
ehm,
dingin2 makan nasi goreng panas .. wah.. sedaap..
juga suka bikin sambal terasi.. t o p pokoknya ..
kalo mbakku lagi sekolah , jadi ‘tugasku’ hanya nonton anak-anak SD yang mo berangkat sekolah , atau anak-anak yang main pas istirahat
soalnya rumahku deket sama sekolah SD , jadi selalu dilewati anak2 kampung lain yang pulang pergi sekolah
wah.. kl jam pergantian kelas rameee banget
ada yang pulang. Papasan sama yang baru mau masuk
untung ga da tawuran, hehe.. iya lah anak SD gtu loo..
nah , kalo hujan-hujan gini,
suasananya gimana yah.. sendu , dramatis.. pokoknya .. ehm, susah dijelaskan dengan kata-kata..
waktu itu, kalo hujan, anak-anak pada nyopot sepatu mereka,
pulang bertelanjang kaki, padahal jalannya jauuh lo…
trus tas dan buku2nya dimasukin kantong plastik ..
biasanya, depan / teras rumah mbah dipake tempat berteduh sama mereka..
banyak deh, pokoknya
aku hanya nonton dari jendela kamarnya mbah ..
gimana semangat mereka (pagi2 dingin dah mandi, pake seragam, pake payung hujan-hujan.. ada yang dikawal ibu/bapak/kakaknya)
tapi, di mata kecilku , semua itu menggoreskan sesuatu yang beda
ga tau yah, sampai sekarang , kalo suasananya mendung gituh,
aku suka terbawa ke masa itu..
masa-masa lucu , nggak da kerjaan
ndak ada beban.. pokoknya waktu mengalir begitu lambannn…
?
trus, daerah sekitar sekolah itu ? yang kemudian hari jadi sekolah pertamaku juga
banyak banget yang jualan jajanan atau mainan ,
aku dulu suka ngider keliling sana.. maklum , ga da kerjaan dan nggak ada teman
yang seusia sama aku hanya ada 1-2 orang, pada sekolah TK, aku ndak pake sekolah tk
lainnya beberapa tahun di atasku, dah pada sekolah SD semua
tinggallah aku sendiri yang kurang kerjaan,
luntang lantung , main sendirian, atau ke SD, ..
hihi.. kalo aku inget sekarang, malu sendiri deh,
abis suka bgt dulu main di SD, padahal belum…
ah, hujan.. hujan..
kenapa engkau mengirimkan begitu banyak kenangan padaku..
ehm, saking banyaknya, bisa-bisa kalo aku tulis semua jadi 10 halaman lagi neeh.. hehe..
yup, gitu deh
kl hujan sore2 dan deras bangeeet.. aku kadang sampai ketakutan
tapi, suka juga denger suaranya.. bisa teriak kenceng-kenceng..
biasanya aku kecil meringkuk di pojok kasur, pake selimut bertumpuk-tumpuk.. masih ditimbuni bantal pula..
sambil main boneka
trus.. ketiduran deh.. bangun-bangun malem, isya’ karena lapar..
kalo hujannya parah bgt, sampai mau banjir rasanya.. soalnya rumah keluargaku ini letaknya relatif lebih rendah dibanding daerah lainnya, jadi semua luberan air hujan larinya ke situ semua
ada bebek-bebek milik Wak Siti juga…
kayaknya mereka yang paling seneng kalo hujan gitu
ehm, biasanya Ibu / Emak bikin kolak, atau jagung manis rebus, jagung bakar, atau goreng2an, atau singkong ..
pokoknya enak bgt dimakan rame-rame
apalagi kalo musimnya barengan panen padi, suka ada tetangga yang bantu2 njemur dan mbersihin gabah
kalo ngumpul hujan2 gitu, rame.. akrab
padahal sih, sederhana aja.. tapi gimana ya..
beda bgt dengan suasana sekarang
orang-orang jarang yang main ke tetangga, jarang yang kenal , pokoknya lain aja dengan sekarang
orang sekarang lebih individualis
lebih suka nonton tv di kamar sendiri dari pada nongkrong di rumah tetangga,
kalo gerimis sore-sore,
aku inget temen SMA ku, sampai sekarang pun masih sahabatan
sayang jarak dan waktu jadi bikin kami jauhan ,
dulu pas blom bisa e-mail2an, dia itu tempat cerita2 aku
pokoknya sahabat dekeet deh, sampai punya dua buku khusus buat diary or ngobrol, apalagi pas dia ga lagi sekelas sama aku
padahal kami beda banget loh..
banyak yang bilang .. “ kok bisa seeh ??”
aku yang pendiem, cool (hehe.. sok!!)
dan Ivon yang tomboy, rame, gaul,..
gitulah.. (aku dulu satu SMP sama dia, tapi nggak saling kenal, Cuma saling asal tau aja … aku juga sempat sebel banget sama dia.. ga tau gimana ceritanya, tau tau aku dah sobatan kental ma dia.. pokoknya dulunya nyebelin bgt dia itu.. dia juga nganggep aku sangat menyebalkan.. aneh yah.. partemuan dan perpisahan emang nggak bisa diduga, )
kami suka banget jalan ke Batu abis sekolah
padahal seringnya Cuma jalan-jalan doang
kalo gerimis sore-sore,
ehm, bau tanah yang baru kena hujan.. aneh tapi segar..
juga orang-orang yang tergesa.. sementara kami sendiri malah jalan nyantai menikmati suasana
alun-alun yang lengang..
roti bakar Asa yang ehm, sedappp..
aduh aku kok jadi lapar …
basah semua, dingin pula ? enakan tidur di rumah
mana cucian ga da yang kering …
wah, manusia memang refot all the time.. ga pandai bersyukur
kemaren2 panas bgt dan berdebu…
ngeluh
sekarang dikasih sejuk hujan-hujan .. ngeluh lagi..
aku jadi inget suasana rumah kalo cuaca sedang sendu gini
huiks, teringat kenangan masa kecil ..
inget almarhum kakek …
ga tau yah kl hujan pagi-pagi atau sore-sore kl aku lagi sendirian,
pasti inget kakek, (aku biasa manggil beliau mbah Kung)
subhanallah, sampai detik ini orang yang paling sabar yang pernah aku temui ya beliau itu , sekaligus orang yang paling dekat dengan aku
dulu, beliau suka bikinin nasi goreng tiap pagi buat sarapan
ehm,
dingin2 makan nasi goreng panas .. wah.. sedaap..
juga suka bikin sambal terasi.. t o p pokoknya ..
kalo mbakku lagi sekolah , jadi ‘tugasku’ hanya nonton anak-anak SD yang mo berangkat sekolah , atau anak-anak yang main pas istirahat
soalnya rumahku deket sama sekolah SD , jadi selalu dilewati anak2 kampung lain yang pulang pergi sekolah
wah.. kl jam pergantian kelas rameee banget
ada yang pulang. Papasan sama yang baru mau masuk
untung ga da tawuran, hehe.. iya lah anak SD gtu loo..
nah , kalo hujan-hujan gini,
suasananya gimana yah.. sendu , dramatis.. pokoknya .. ehm, susah dijelaskan dengan kata-kata..
waktu itu, kalo hujan, anak-anak pada nyopot sepatu mereka,
pulang bertelanjang kaki, padahal jalannya jauuh lo…
trus tas dan buku2nya dimasukin kantong plastik ..
biasanya, depan / teras rumah mbah dipake tempat berteduh sama mereka..
banyak deh, pokoknya
aku hanya nonton dari jendela kamarnya mbah ..
gimana semangat mereka (pagi2 dingin dah mandi, pake seragam, pake payung hujan-hujan.. ada yang dikawal ibu/bapak/kakaknya)
tapi, di mata kecilku , semua itu menggoreskan sesuatu yang beda
ga tau yah, sampai sekarang , kalo suasananya mendung gituh,
aku suka terbawa ke masa itu..
masa-masa lucu , nggak da kerjaan
ndak ada beban.. pokoknya waktu mengalir begitu lambannn…
?
trus, daerah sekitar sekolah itu ? yang kemudian hari jadi sekolah pertamaku juga
banyak banget yang jualan jajanan atau mainan ,
aku dulu suka ngider keliling sana.. maklum , ga da kerjaan dan nggak ada teman
yang seusia sama aku hanya ada 1-2 orang, pada sekolah TK, aku ndak pake sekolah tk
lainnya beberapa tahun di atasku, dah pada sekolah SD semua
tinggallah aku sendiri yang kurang kerjaan,
luntang lantung , main sendirian, atau ke SD, ..
hihi.. kalo aku inget sekarang, malu sendiri deh,
abis suka bgt dulu main di SD, padahal belum…
ah, hujan.. hujan..
kenapa engkau mengirimkan begitu banyak kenangan padaku..
ehm, saking banyaknya, bisa-bisa kalo aku tulis semua jadi 10 halaman lagi neeh.. hehe..
yup, gitu deh
kl hujan sore2 dan deras bangeeet.. aku kadang sampai ketakutan
tapi, suka juga denger suaranya.. bisa teriak kenceng-kenceng..
biasanya aku kecil meringkuk di pojok kasur, pake selimut bertumpuk-tumpuk.. masih ditimbuni bantal pula..
sambil main boneka
trus.. ketiduran deh.. bangun-bangun malem, isya’ karena lapar..
kalo hujannya parah bgt, sampai mau banjir rasanya.. soalnya rumah keluargaku ini letaknya relatif lebih rendah dibanding daerah lainnya, jadi semua luberan air hujan larinya ke situ semua
ada bebek-bebek milik Wak Siti juga…
kayaknya mereka yang paling seneng kalo hujan gitu
ehm, biasanya Ibu / Emak bikin kolak, atau jagung manis rebus, jagung bakar, atau goreng2an, atau singkong ..
pokoknya enak bgt dimakan rame-rame
apalagi kalo musimnya barengan panen padi, suka ada tetangga yang bantu2 njemur dan mbersihin gabah
kalo ngumpul hujan2 gitu, rame.. akrab
padahal sih, sederhana aja.. tapi gimana ya..
beda bgt dengan suasana sekarang
orang-orang jarang yang main ke tetangga, jarang yang kenal , pokoknya lain aja dengan sekarang
orang sekarang lebih individualis
lebih suka nonton tv di kamar sendiri dari pada nongkrong di rumah tetangga,
kalo gerimis sore-sore,
aku inget temen SMA ku, sampai sekarang pun masih sahabatan
sayang jarak dan waktu jadi bikin kami jauhan ,
dulu pas blom bisa e-mail2an, dia itu tempat cerita2 aku
pokoknya sahabat dekeet deh, sampai punya dua buku khusus buat diary or ngobrol, apalagi pas dia ga lagi sekelas sama aku
padahal kami beda banget loh..
banyak yang bilang .. “ kok bisa seeh ??”
aku yang pendiem, cool (hehe.. sok!!)
dan Ivon yang tomboy, rame, gaul,..
gitulah.. (aku dulu satu SMP sama dia, tapi nggak saling kenal, Cuma saling asal tau aja … aku juga sempat sebel banget sama dia.. ga tau gimana ceritanya, tau tau aku dah sobatan kental ma dia.. pokoknya dulunya nyebelin bgt dia itu.. dia juga nganggep aku sangat menyebalkan.. aneh yah.. partemuan dan perpisahan emang nggak bisa diduga, )
kami suka banget jalan ke Batu abis sekolah
padahal seringnya Cuma jalan-jalan doang
kalo gerimis sore-sore,
ehm, bau tanah yang baru kena hujan.. aneh tapi segar..
juga orang-orang yang tergesa.. sementara kami sendiri malah jalan nyantai menikmati suasana
alun-alun yang lengang..
roti bakar Asa yang ehm, sedappp..
aduh aku kok jadi lapar …
Harap
Yaa 4JJ1…
Anugerahkan negeri ini seorang pemimpin yang adil,
Yang menegakkan DienMu di tanah yang kini kering ini..
Dan jadikanlah kami bagian dari nafas-nafas perubahan,
Nafas-nafas yang mengusung kebaikan..
Agar satu saat,
Tak kudengar tangis lapar menyayat
Agar satu ketika,
Tak ada lagi tangan di bawah
Agar satu waktu,
Kami bingung pada siapa kami bagikan zakat kami..
4JJ1 aku berlindung pada keagunganMu dari kemurkaanMu atas kesia-siaan dalam kata-kata, sikap, dan perbuatanku..
Keep moving,
Keep going,
And…
Istiqomah
Sister Fillah
Anugerahkan negeri ini seorang pemimpin yang adil,
Yang menegakkan DienMu di tanah yang kini kering ini..
Dan jadikanlah kami bagian dari nafas-nafas perubahan,
Nafas-nafas yang mengusung kebaikan..
Agar satu saat,
Tak kudengar tangis lapar menyayat
Agar satu ketika,
Tak ada lagi tangan di bawah
Agar satu waktu,
Kami bingung pada siapa kami bagikan zakat kami..
4JJ1 aku berlindung pada keagunganMu dari kemurkaanMu atas kesia-siaan dalam kata-kata, sikap, dan perbuatanku..
Keep moving,
Keep going,
And…
Istiqomah
Sister Fillah
10/4/2004 6:17 PM
Semoga 4JJ1 memberi kita kesempatan untuk mencuci segala kesalahan, keangkuhan, kejahilan, kealpaan, kekurangan dan kelalaian kita
Di Penghulu Segala Bulan ini, Ramadhan yang Agung
Semoga 4JJ1 meneguhkan tekad dan niat kita
Untuk memanfaatkan kesempatan ini
Agar di setiap guliran waktu,
Kita selalu menjadi
Lebih baik
Amin
Di Penghulu Segala Bulan ini, Ramadhan yang Agung
Semoga 4JJ1 meneguhkan tekad dan niat kita
Untuk memanfaatkan kesempatan ini
Agar di setiap guliran waktu,
Kita selalu menjadi
Lebih baik
Amin
7:18 PM 8/18/2004
sendu, hujan pertama di bulan Agustus
derai nafas lelah setelah beraktivitas seharian
derai nafas lelah setelah beraktivitas seharian
__ 4JJ1 __ Jika Aku__
Bersiaplah untuk hari di mana tak bermanfaat anak, istri, dan harta..
Hari di mana taubat adalah sia-sia
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.
Q.S. Al-Baqarah : 123
jika diriku enggan menimbang
jika diriku melihat dunia ini hanya sebatas yang nampak oleh mata
jika diriku merasa lelah dan bosan
mulailah bertanya,
aku hidup untuk siapa?
Karena surga tak pernah bisa dibeli
Dengan amal sebanyak apapun
Neraka tak pantas ditakuti
Nafsuku lah musuh sejati..
Hiduplah sesukamu
Engkau akan mati juga
Berbuatlah sekehendakmu
Toh engkau akan binasa…
Lalu apa yang akan aku banggakan di hadapanMu kelak?
Apa jawabku jika Munkar Nakir menginterogasiku ..
Lidah tak lagi lincah membuat alasan, wahai diri !!
Lalu api sang Malik ..
Sanggupkah tumpukan tulang daging yang jarang tersentuh air suci ini menghadapinya?
Sanggupkah urat darah yang tak pernah terjamin bersih dari makanan syubhat ini menerimanya?
Sanggupkah.. telinga yang terbuka untuk segala macam suara ini…?
Sanggupkah mulut yang lebih sering berkata sia-sia ini ..?
Tangan yang lebih banyak berbuat amal kiri dari pada kanan ini.. ?
Perut yang penuh, jarang diajak shoum ?
Hati yang meletup-letup…
Sunyi dari cinta 4JJ1 dan RasulNya..
Jauh dari pewaris risalahnya..
Penuh sangka..
Sempit dari rasa qonaah
Gelap dari ilmu yang diamalkan…
Masih bernilaikah…
Ibadah yang ikhlasnya diragukan?
Sementara riya’ dan ujub sudah menanti giliran untuk ditampakkan?
Sementara…. …… ……
Oh 4JJ1 …
Hijab ini begitu tebal..
Bagaimana aku bisa menangkap cahayaMu dengan jiwa yang kotor ini ?
Kenapa pekerjaan yang aku lakukan terasa melelahkan,
Sedang janjiMU pasti..
Bahwa Engkau akan menolong hamba yang menolong agamaMu…
Mengapa aku lelah.. aku capek yaa Robb?
Sedang janjiMu begitu terang..
Sekali-kali, coba aku hitung
Pagi ini,
Pagi baru ..
Tapi labirin yang sama..
Rutinitas yang sudah jadi gerak refleks..
Dua rakaat yang berkilas ..
Mata masih setengah pejam
Ah.. susahnya menghadap penuh seluruh ,
…..
Hari di mana taubat adalah sia-sia
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong.
Q.S. Al-Baqarah : 123
jika diriku enggan menimbang
jika diriku melihat dunia ini hanya sebatas yang nampak oleh mata
jika diriku merasa lelah dan bosan
mulailah bertanya,
aku hidup untuk siapa?
Karena surga tak pernah bisa dibeli
Dengan amal sebanyak apapun
Neraka tak pantas ditakuti
Nafsuku lah musuh sejati..
Hiduplah sesukamu
Engkau akan mati juga
Berbuatlah sekehendakmu
Toh engkau akan binasa…
Lalu apa yang akan aku banggakan di hadapanMu kelak?
Apa jawabku jika Munkar Nakir menginterogasiku ..
Lidah tak lagi lincah membuat alasan, wahai diri !!
Lalu api sang Malik ..
Sanggupkah tumpukan tulang daging yang jarang tersentuh air suci ini menghadapinya?
Sanggupkah urat darah yang tak pernah terjamin bersih dari makanan syubhat ini menerimanya?
Sanggupkah.. telinga yang terbuka untuk segala macam suara ini…?
Sanggupkah mulut yang lebih sering berkata sia-sia ini ..?
Tangan yang lebih banyak berbuat amal kiri dari pada kanan ini.. ?
Perut yang penuh, jarang diajak shoum ?
Hati yang meletup-letup…
Sunyi dari cinta 4JJ1 dan RasulNya..
Jauh dari pewaris risalahnya..
Penuh sangka..
Sempit dari rasa qonaah
Gelap dari ilmu yang diamalkan…
Masih bernilaikah…
Ibadah yang ikhlasnya diragukan?
Sementara riya’ dan ujub sudah menanti giliran untuk ditampakkan?
Sementara…. …… ……
Oh 4JJ1 …
Hijab ini begitu tebal..
Bagaimana aku bisa menangkap cahayaMu dengan jiwa yang kotor ini ?
Kenapa pekerjaan yang aku lakukan terasa melelahkan,
Sedang janjiMU pasti..
Bahwa Engkau akan menolong hamba yang menolong agamaMu…
Mengapa aku lelah.. aku capek yaa Robb?
Sedang janjiMu begitu terang..
Sekali-kali, coba aku hitung
Pagi ini,
Pagi baru ..
Tapi labirin yang sama..
Rutinitas yang sudah jadi gerak refleks..
Dua rakaat yang berkilas ..
Mata masih setengah pejam
Ah.. susahnya menghadap penuh seluruh ,
…..
Thursday, January 20, 2005
Ino
Matahari redup saja. Langit menjadi atap bagi jiwa-jiwa ringan yang beterbangan di kehijauan Dago Pakar, Taman Hutan Raya Djuanda. ‘Hanya’ mata-mata bening yang seakan tembus cahaya, mencerminkan kepolosan bocah yang tak terjamah. Mata-mata yang akan selalu kau rindukan, sekali saja kau longok ke dalamnya. Tak kan bisa kau lupakan….
Namanya Samino. Tapi biasanya cukup dipanggil Ino saja. Sederhana bukan? Mungkin jauh lebih sederhana dari perjalanan dasawarsa pertama hidupnya. Berlarian di antara teman-temannya yang tak jauh beda usia. Teman-temannya yang juga suka memandang terpana jika orang sekitarnya mengeluarkan barang berharga yang lumayan bertekno. Teman-temannya yang baju terbaiknya bolong di dengkul, atau lengannya kekecilan. Atau warnanya sudah pudar. Atau ujungnya kedodoran. Atau.. mungkin pinjaman. Teman-temannya yang tersenyum malu-malu kalau disuruh maju. Teman-temannya yang semangat kalo diajak nyanyi-nyanyi. Teman-temannya yang berebut binokular buat bird-watching. Teman-temannya yang… mirip dengannya.
Puluhan prajurit-prajurit kecil yang berkembang di jantung hutan, menyerap energi alam. Dan aku menghisap remah-remah senyum yang mereka tebarkan ke segenap mata angin. Senyum yang alami. Tanpa tendensi. Beberapa belas kakak Panitia mengembara sejenak ke negeri beberapa puluh pasang mata bening calon pengukir sejarah masa depan bersama dzikir beberapa punggung bukit yang terpekur tenang dipayungi keteduhan beberapa gumpal awan dan celoteh tak terindera beberapa ekor kupu-kupu juga beberapa kulum senyum di beberapa daun kuning yang menyongsong bumi dan beberapa kelopak yang terayun menyongsong angin.
Ino. Ocehan polosnya bersaing dengan desau udara dan pekik burung-burung. Semangat dan gagasan kanak-kanaknya jernih memotret gua tua yang tampak tak menyurutkan nyalinya. Tak bisa diam. Dan waktu terus bergulir…
Tuesday, January 18, 2005
Sebuah Batu dan Seekor Kupu-Kupu
sobat,
tahu kau satu cerita
di bawah sinar bintang .. (reduppppp) ..
dan angin meletupkan salam ... ( plil pluk plak... ))
adih mo nulis apa to ini?
GA SERIUSSS!!!
tahu kau satu cerita
di bawah sinar bintang .. (reduppppp) ..
dan angin meletupkan salam ... ( plil pluk plak... ))
adih mo nulis apa to ini?
GA SERIUSSS!!!
Saturday, January 15, 2005
Bintang-bintang sudah bilang padaku
KAU lah pemilik hatiku
Rumput yang bergoyang membisikkan satu kata padaku
KAU lah yang menggerakkan tariannya
Dedaun yang menguning meranggas menggugur
KAU lah memberinya warna
Tupai yang berlompatan mengabarkan padaku
KAU lah yang memberinya tumpuan
Embun pagi melukiskannya padaku
KAU lah yang memendarkan cahaya di beningnya
KAU lah yang…
KAU lah pemilik hatiku
Rumput yang bergoyang membisikkan satu kata padaku
KAU lah yang menggerakkan tariannya
Dedaun yang menguning meranggas menggugur
KAU lah memberinya warna
Tupai yang berlompatan mengabarkan padaku
KAU lah yang memberinya tumpuan
Embun pagi melukiskannya padaku
KAU lah yang memendarkan cahaya di beningnya
KAU lah yang…
Surga yang di Bumi
> +++++++++ Surga yang di Bumi +++++++++++++
selaksa salam, tebaran kawan di sepulau
terapung
terapung di mega khatulistiwa
kitalah raja!
ah.. surga dunia dimanalah ada?
satu hilang, seribu terpatri
jasad menjadi :
tumpukan usang memamah duri
duri tanpa seri!
Alloh.. Alloh ..
seribu salam tebar menebar
:surga yang di bumi
dimana hakiki?
teriring salam, untuk semua yang sedang mencari surga yang di bumi,
selaksa salam, tebaran kawan di sepulau
terapung
terapung di mega khatulistiwa
kitalah raja!
ah.. surga dunia dimanalah ada?
satu hilang, seribu terpatri
jasad menjadi :
tumpukan usang memamah duri
duri tanpa seri!
Alloh.. Alloh ..
seribu salam tebar menebar
:surga yang di bumi
dimana hakiki?
teriring salam, untuk semua yang sedang mencari surga yang di bumi,
Wednesday, January 12, 2005
###########
Ah.. Kok baru ngerasa kehilangan saat-saat UAS sekarang yah ??
Duh .. Pengen UAS lagi...
Duh .. Pengen UAS lagi...
Dhani-Dhani...
Sepanjang ingatan, UaS mencekam....
Entah mantra apa yang membuat kamar'ku' yang nyempil di pojok ini jadi langganan sesama penghuni, ngobrol di sana, guling-guling di sana, ketawa-ketawa di sana, makan di sana, .. hehe... kadang usroh pun seringnya di sana ... Hm, karena ada penghuninya yang emang bikin kerasan kali yah .. hehehe... ( :P ) _--> maksudnya T'Eu .. NOt me!
dan hari itu ..
satu senja, lewat senja tepatnya..
siiing ......
hanya gedebak gedebuk para penghuni yang sibuk habis makan malam
hanya gedebak gedebuk astriers selepas isya' ...
dan satu makhluk 'kecil' (tapi isinya subhanallah ... sama sekali nggak kecil!!) itu pun nyelip di atas ranjangku. Oi... Dan tangannya yang nggak pernah bisa diem ngelemparin syarafku dengan kejailannya. Hehe.. Lumayan juga ternyata tangan si Mungil SR ini kalo di buat ngusir masuk angin =P ... an lantunan - lantunan lepasnay pun mulai menguar ...
"aduh .. Mbak ini persis banget deh sama mbak ku ... " Begini begitu begini begitu ...
hehe.. aku jadi kebayang bagaimana suasana keluarganya kalo dia ada di rumah ... Si BUngsu sayang yang tak bisa diam ...
dan cerita terus bergulir ....
glekh..
hingga sampailah di satu pertanyaannya yang bikin aku jadi ngerasa bodoh bin bodoh ..
pertanyaan yang luncur begitu saja dari bibir tipisnya, yang aku tahu nggak main-main seriusnya, meskipun dia sedang bermain-main. Dhani.. Engkau membuatku pusing ! Hikz..
"mbak, kalo misalnya saat ini ada yang datang mengkhitbah mbak, bagaimana?"
------------------------------------------------------------------------------------------------
terus merapai bintang ya Dhan!
Entah mantra apa yang membuat kamar'ku' yang nyempil di pojok ini jadi langganan sesama penghuni, ngobrol di sana, guling-guling di sana, ketawa-ketawa di sana, makan di sana, .. hehe... kadang usroh pun seringnya di sana ... Hm, karena ada penghuninya yang emang bikin kerasan kali yah .. hehehe... ( :P ) _--> maksudnya T'Eu .. NOt me!
dan hari itu ..
satu senja, lewat senja tepatnya..
siiing ......
hanya gedebak gedebuk para penghuni yang sibuk habis makan malam
hanya gedebak gedebuk astriers selepas isya' ...
dan satu makhluk 'kecil' (tapi isinya subhanallah ... sama sekali nggak kecil!!) itu pun nyelip di atas ranjangku. Oi... Dan tangannya yang nggak pernah bisa diem ngelemparin syarafku dengan kejailannya. Hehe.. Lumayan juga ternyata tangan si Mungil SR ini kalo di buat ngusir masuk angin =P ... an lantunan - lantunan lepasnay pun mulai menguar ...
"aduh .. Mbak ini persis banget deh sama mbak ku ... " Begini begitu begini begitu ...
hehe.. aku jadi kebayang bagaimana suasana keluarganya kalo dia ada di rumah ... Si BUngsu sayang yang tak bisa diam ...
dan cerita terus bergulir ....
glekh..
hingga sampailah di satu pertanyaannya yang bikin aku jadi ngerasa bodoh bin bodoh ..
pertanyaan yang luncur begitu saja dari bibir tipisnya, yang aku tahu nggak main-main seriusnya, meskipun dia sedang bermain-main. Dhani.. Engkau membuatku pusing ! Hikz..
"mbak, kalo misalnya saat ini ada yang datang mengkhitbah mbak, bagaimana?"
------------------------------------------------------------------------------------------------
terus merapai bintang ya Dhan!
Kangen
....
tik
tuk
tok
tak
tek...
minggu minggu berlalu
aku makin jarang menghampiri 'garasi' yang dulu jadi 'markas' wajibku ..
hm, ada yang menjalar, sekali waktu aku melintas di sana..
selain ... lebih Bersih (!!) juga ...
tak ...
tik ...
tuk...
tek...
hm, tak ada lagi yang menemani aku cekikikan malem malem sambil ngemil keripik singkong di bawah seatap 'Ainan yang ...
hm, tak ada lagi yang bisa cleppp!! ngasih 'ultimatum' or advis-advis ngalor ngidul
hehe... Moga saling merindukan, pertemuan kelak di ... ^_^ yang abadi
tik
tuk
tok
tak
tek...
minggu minggu berlalu
aku makin jarang menghampiri 'garasi' yang dulu jadi 'markas' wajibku ..
hm, ada yang menjalar, sekali waktu aku melintas di sana..
selain ... lebih Bersih (!!) juga ...
tak ...
tik ...
tuk...
tek...
hm, tak ada lagi yang menemani aku cekikikan malem malem sambil ngemil keripik singkong di bawah seatap 'Ainan yang ...
hm, tak ada lagi yang bisa cleppp!! ngasih 'ultimatum' or advis-advis ngalor ngidul
hehe... Moga saling merindukan, pertemuan kelak di ... ^_^ yang abadi
Kampung
Kampung
: caesar_ryu
Adalah syair
Rentang jaman yang kita ukir
Bukit sungai jadi saksi
Keluguan kita yang telah mati
Ah..
Aku kini
Segurat luka di ujung belati
Tebus detik dengan tetes
Lebur tulang oleh uang ..
Duhai,
Syair ini akan berujung ?
Jauh nian negeri impian …
Haruskah aku balik pulang ?!?
: caesar_ryu
Adalah syair
Rentang jaman yang kita ukir
Bukit sungai jadi saksi
Keluguan kita yang telah mati
Ah..
Aku kini
Segurat luka di ujung belati
Tebus detik dengan tetes
Lebur tulang oleh uang ..
Duhai,
Syair ini akan berujung ?
Jauh nian negeri impian …
Haruskah aku balik pulang ?!?
Rahasia terdalam dari danau angsa yang kau ciptakan di semesta jiwa adalah hadirmu…tak berarti segala yang ada di sana jika saja engaku tidak hadir menyemai warnamu.. tinta tergres di tiap detik kisah kita, engaku dan aku adalah elang dan angsa.. angsa tak tercela, putih tanpa noda.. elang ini menuntunmu sesat di danau biri, menjerat mataharimu
Berhenti menatap surya
Berhenti menatap surya
Atau berhentilah berharap
Setengah hati adalah lintah
Menghisap dari belakang
Seperti apakah
Bintang yang Kau ciptakan
Atau sinarnya pudar
Sebelum terpentang
Malam adalah cericit kelelawar
Atau untai dzikir ajal senja
Tak kan mati
Sang Penguasa,
Meski kau tak kan jaga
Tahu juga akhirnya
Atau berhentilah berharap
Setengah hati adalah lintah
Menghisap dari belakang
Seperti apakah
Bintang yang Kau ciptakan
Atau sinarnya pudar
Sebelum terpentang
Malam adalah cericit kelelawar
Atau untai dzikir ajal senja
Tak kan mati
Sang Penguasa,
Meski kau tak kan jaga
Tahu juga akhirnya
Akankah
Ataukah darah yang kan menyuburkan negeri
Mengalir dari nadi ini?
Akankah peluh yang kan menyejukkan angkasa
Meluncur dari dari dahi ini?
Mengalir dari nadi ini?
Akankah peluh yang kan menyejukkan angkasa
Meluncur dari dari dahi ini?
Galaksi Kata-Kata
Galaksi kata-kata
Berjuta-juta-juta bintang aksara
Di satu jiwa pena,
Menulis sekeping legenda
Akhir satu cerita
Berjuta-juta-juta bintang aksara
Di satu jiwa pena,
Menulis sekeping legenda
Akhir satu cerita
setangkaiku
Setangkai mawarku,
Aku adalah penamu
Yang rebah karena pesonamu
Tak ada yang semerah aku
Karena darah tintaku
Aku adalah penamu
Yang rebah karena pesonamu
Tak ada yang semerah aku
Karena darah tintaku
Kadang
Kadang aku bepikir, kalo hidup kita Cuma sepotong es terapung di gelas juice, makin kecil makin kecil … makin kecil … sudah itu, habis.. hanya dingin yang berseorangan,
Toreh
Jejak tertoreh, di punggung sejarah
Berteriak : Arya Dwi Pangga
Yang lidahnya dipenggal
O… Zaman !
Sekarang aku datang
Sesuk aku pulang
Lemah
4JJ1 akan terus menguji kita dengan kelemahan kita,
sampai kita melewati titik nazir kelemahan kita
” Jika Anda tidak berusaha melakukan sesuatu melampaui apa yang telah Anda kuasai, Anda tidak akan pernah tumbuh”
Ralph Waldo Emerson
sampai kita melewati titik nazir kelemahan kita
” Jika Anda tidak berusaha melakukan sesuatu melampaui apa yang telah Anda kuasai, Anda tidak akan pernah tumbuh”
Ralph Waldo Emerson
Lalu Kenapa?
Lalu kenapa kalau keterbatasan itu membuatmu berbeda?
Lalu kenapa kalau kekurangan itu membuatmu unik?
Lalu kenapa kalau kekurangan itu membuatmu unik?
100804
100804
aku kangen menulis di kamarku yang gelap dan suram
setidaknya, itu kamarku sendiri,
yang memberiku jaminan rasa aman, kecuali aman dari mimpi buruk!
Aku kangen suasana sekitar saat hujan menjelang
Bau tanah basah, juga harum kopi
Atau bebek-bebek Wak Siti yang sepertinya kini tak eksis lagi
aku kangen menulis di kamarku yang gelap dan suram
setidaknya, itu kamarku sendiri,
yang memberiku jaminan rasa aman, kecuali aman dari mimpi buruk!
Aku kangen suasana sekitar saat hujan menjelang
Bau tanah basah, juga harum kopi
Atau bebek-bebek Wak Siti yang sepertinya kini tak eksis lagi
hoarfost
Aku bukan seorang yang pintar, benar ..
Aku hanya seseorang yang kebetulan beruntung..
Aku bukan seorang yang saleh, sungguh ..
Aku hanya seseorang yang ……….
…………………………………………………………………………hoarfost………
Aku hanya seseorang yang kebetulan beruntung..
Aku bukan seorang yang saleh, sungguh ..
Aku hanya seseorang yang ……….
…………………………………………………………………………hoarfost………
Betapa..
Betapa 4JJ1 sangat menyayangiku..
Seribu kali aku jatuh,
Seribu satu kali Dia membuatku terbangun
Betapa 4JJ1 sangat melindungiku…
Membayang di setiap langkahku
Mengganti sedihku dengan kebahagiaan yang lebih besar
Betapa 4JJ1 sangat sangat sangat baik padaku…
Tak bisa ku hitung lagi nikmatnya
Dan aku tak pernah kekurangan
Seribu kali aku jatuh,
Seribu satu kali Dia membuatku terbangun
Betapa 4JJ1 sangat melindungiku…
Membayang di setiap langkahku
Mengganti sedihku dengan kebahagiaan yang lebih besar
Betapa 4JJ1 sangat sangat sangat baik padaku…
Tak bisa ku hitung lagi nikmatnya
Dan aku tak pernah kekurangan
Pada sebuah masjid
Aku bilang,
Hey tempat sujudku
Jangan engkau menertawaiku
Bila ku hilang jejak
Saat dahiku beradu denganmu
Dan aku bilang,
Kiblat itu indah ya, Pilar Berukir
Tapi kenap aaku berpaling?
Pilar tak mau berkata..
Ah, genderang kembali beretgang
Mataku, mataku..
Tak cukupkah hijab ini?
Atau kau mau api?
Tirai hanya tersipu, \menatapku menanti
Sereamh senyum di ujung
Pojok buram
Dari jendela
Hey tempat sujudku
Jangan engkau menertawaiku
Bila ku hilang jejak
Saat dahiku beradu denganmu
Dan aku bilang,
Kiblat itu indah ya, Pilar Berukir
Tapi kenap aaku berpaling?
Pilar tak mau berkata..
Ah, genderang kembali beretgang
Mataku, mataku..
Tak cukupkah hijab ini?
Atau kau mau api?
Tirai hanya tersipu, \menatapku menanti
Sereamh senyum di ujung
Pojok buram
Dari jendela
Pada sebuah masjid
Aku bilang,
Hey tempat sujudku
Jangan engkau menertawaiku
Bila ku hilang jejak
Saat dahiku beradu denganmu
Dan aku bilang,
Kiblat itu indah ya, Pilar Berukir
Tapi kenap aaku berpaling?
Pilar tak mau berkata..
Ah, genderang kembali beretgang
Mataku, mataku..
Tak cukupkah hijab ini?
Atau kau mau api?
Tirai hanya tersipu, \menatapku menanti
Sereamh senyum di ujung
Pojok buram
Dari jendela
Hey tempat sujudku
Jangan engkau menertawaiku
Bila ku hilang jejak
Saat dahiku beradu denganmu
Dan aku bilang,
Kiblat itu indah ya, Pilar Berukir
Tapi kenap aaku berpaling?
Pilar tak mau berkata..
Ah, genderang kembali beretgang
Mataku, mataku..
Tak cukupkah hijab ini?
Atau kau mau api?
Tirai hanya tersipu, \menatapku menanti
Sereamh senyum di ujung
Pojok buram
Dari jendela
Yaa Alloh .. Jika ...
4JJ1 ,
jika separuh do’aku adalah awan
yang menggantung di awang-awang
buatlah sisanya menjadi kilat
yang kan menerangi walau sekejap
4JJ1,
jika separuh dosaku adalah api
yang membakar belantara hati
maka genapkan jadi abu
yang kan menyuburkan bumiMu
jika separuh do’aku adalah awan
yang menggantung di awang-awang
buatlah sisanya menjadi kilat
yang kan menerangi walau sekejap
4JJ1,
jika separuh dosaku adalah api
yang membakar belantara hati
maka genapkan jadi abu
yang kan menyuburkan bumiMu
Kebon BIbit, Satu Sore
Kebon Bibit, Rabu menjelang sore
Sisa-sisa gerahnya siang masih menyerang, menambah keenggananku melewati jalan pulang ini. Ehm, entah sudah berapa puluh, bahkan mungkin ratus kali aku melewati jalan ini. Tapi tak tahu mengapa, tiba-tiba saja sebuah ide menyeruak menggelitik pikiranku. Hm, beberapa ekor lalat kayaknya asyik banget ngerubutin tumpukan sampah. Terbang muter-muter, nari-nari. Padahal, tumpukan sampah itu ada di depan kompleks sekolah!! Memang sih, nggak pernah ada peraturan bahwa lalat nggak boleh berkeliaran di area sekitar sekolah. Tapi.. kan .. namanya juga sekolah .. harusnya tempat ini menjadi sentr apembelajaran dan pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia berbudi. Salah satunya ya tentang barang dan mantan barang yang lagi dikerubutin lalat tadi. Hm, it’s sounds impossible for me, kalo sejak kecil mereka sudah disuguhi serakan sampah di got, trus tiba-tiba pas mereka jadi orang diharapkan bisa jaga kebersihan! Non sense ! Kalau nyampah sembarangan sudah dianggap sebagai sebuah kewajaran, yah.. ?????????????????????????????????????
Sisa-sisa gerahnya siang masih menyerang, menambah keenggananku melewati jalan pulang ini. Ehm, entah sudah berapa puluh, bahkan mungkin ratus kali aku melewati jalan ini. Tapi tak tahu mengapa, tiba-tiba saja sebuah ide menyeruak menggelitik pikiranku. Hm, beberapa ekor lalat kayaknya asyik banget ngerubutin tumpukan sampah. Terbang muter-muter, nari-nari. Padahal, tumpukan sampah itu ada di depan kompleks sekolah!! Memang sih, nggak pernah ada peraturan bahwa lalat nggak boleh berkeliaran di area sekitar sekolah. Tapi.. kan .. namanya juga sekolah .. harusnya tempat ini menjadi sentr apembelajaran dan pendidikan yang akan mencetak manusia-manusia berbudi. Salah satunya ya tentang barang dan mantan barang yang lagi dikerubutin lalat tadi. Hm, it’s sounds impossible for me, kalo sejak kecil mereka sudah disuguhi serakan sampah di got, trus tiba-tiba pas mereka jadi orang diharapkan bisa jaga kebersihan! Non sense ! Kalau nyampah sembarangan sudah dianggap sebagai sebuah kewajaran, yah.. ?????????????????????????????????????
Di sini aku
___:P
Manusia tanpa harapan laksana seonggok tulang
Di sini aku
Sembunyi
Di negeri tanpa kincir
Karena angin telah lama mati
Tanpa memprasastikan bangkai
Betapa rindunya aku
Pada angin yang membuai
Di laut kita
Saat rembulan baru nyata
Juga desir ombak
Membuih putih
Manusia tanpa harapan laksana seonggok tulang
Di sini aku
Sembunyi
Di negeri tanpa kincir
Karena angin telah lama mati
Tanpa memprasastikan bangkai
Betapa rindunya aku
Pada angin yang membuai
Di laut kita
Saat rembulan baru nyata
Juga desir ombak
Membuih putih
Sajak Langit
Sajak-sajak langit
turun menyertai rinai petang mengalunkan
(dia bilang langitku hijau?
Apa benar?)
Teja memburu malam telah menyabda:
Lumpuh ku sang lintang tiba mati aku dalam sunyi kerinduan
turun menyertai rinai petang mengalunkan
(dia bilang langitku hijau?
Apa benar?)
Teja memburu malam telah menyabda:
Lumpuh ku sang lintang tiba mati aku dalam sunyi kerinduan
4/15/04 1:56:14 AM
4/15/04 1:56:14 AM
oh… 4JJ1.. betapa engkau sangat dekat
Engkau mengabulkan semua do’a hamba
Padahal hamba hanyalah makhlukMU yang hina..
Saat aku menginginkan sesuatu,
Engakulah yang pertama kali tahu
Engkau yan pertama kali paham..
Apa yang terbaik buatku
Engkau dekat saja
Melebihi urat darahku..
4JJ1 … syukurku..
Engkau telah kirimkan sepaket cinta
Dan selaksa hikmah dalam setiap langkahku
oh… 4JJ1.. betapa engkau sangat dekat
Engkau mengabulkan semua do’a hamba
Padahal hamba hanyalah makhlukMU yang hina..
Saat aku menginginkan sesuatu,
Engakulah yang pertama kali tahu
Engkau yan pertama kali paham..
Apa yang terbaik buatku
Engkau dekat saja
Melebihi urat darahku..
4JJ1 … syukurku..
Engkau telah kirimkan sepaket cinta
Dan selaksa hikmah dalam setiap langkahku
Sebilah sejarah patah
Februari 8, 2004
Sebilah sejarah patah
Raung bangsa ini tinggal gema
Menempel di tiang bendera
Diinjak putra sendiri
Ludah memancar tanpa peri!
Ah.. lagu usang
Kisah anak jaman
Segenggam beras jadi taruhan
Usung rindu rindu dendam
Langit tak kan menangis
Patah sejarah kesayangan
Patah hati teririrs
..
lelai ini anak negeri
sembunyi di batu kebungkaman
mengulum logam ‘keabadian’,
esok boleh nista
hari ini aku Radja
aku lihat lampu redup di mata kalian , wahai
pedang pedang patah..
leher kalian tak kan pernah gores
kalau hanya dengan sekedar parang
Sebilah sejarah patah
Raung bangsa ini tinggal gema
Menempel di tiang bendera
Diinjak putra sendiri
Ludah memancar tanpa peri!
Ah.. lagu usang
Kisah anak jaman
Segenggam beras jadi taruhan
Usung rindu rindu dendam
Langit tak kan menangis
Patah sejarah kesayangan
Patah hati teririrs
..
lelai ini anak negeri
sembunyi di batu kebungkaman
mengulum logam ‘keabadian’,
esok boleh nista
hari ini aku Radja
aku lihat lampu redup di mata kalian , wahai
pedang pedang patah..
leher kalian tak kan pernah gores
kalau hanya dengan sekedar parang
Sebilah sejarah patah
Februari 8, 2004
Sebilah sejarah patah
Raung bangsa ini tinggal gema
Menempel di tiang bendera
Diinjak putra sendiri
Ludah memancar tanpa peri!
Ah.. lagu usang
Kisah anak jaman
Segenggam beras jadi taruhan
Usung rindu rindu dendam
Langit tak kan menangis
Patah sejarah kesayangan
Patah hati teririrs
..
lelai ini anak negeri
sembunyi di batu kebungkaman
mengulum logam ‘keabadian’,
esok boleh nista
hari ini aku Radja
aku lihat lampu redup di mata kalian , wahai
pedang pedang patah..
leher kalian tak kan pernah gores
kalau hanya dengan sekedar parang
Sebilah sejarah patah
Raung bangsa ini tinggal gema
Menempel di tiang bendera
Diinjak putra sendiri
Ludah memancar tanpa peri!
Ah.. lagu usang
Kisah anak jaman
Segenggam beras jadi taruhan
Usung rindu rindu dendam
Langit tak kan menangis
Patah sejarah kesayangan
Patah hati teririrs
..
lelai ini anak negeri
sembunyi di batu kebungkaman
mengulum logam ‘keabadian’,
esok boleh nista
hari ini aku Radja
aku lihat lampu redup di mata kalian , wahai
pedang pedang patah..
leher kalian tak kan pernah gores
kalau hanya dengan sekedar parang
Sebuah renungan
-------------------- : CR --------------------
Aku sudah banyak kehilangan
Detik-detikku yang tidak akan pernah kembali
Juga kesempatan untuk bertemu denganMu
Dalam keadaan suci..
4JJ1 …
betapa lemahnya aku..
tiap kali aku melalaikan seruanMu
dalam sadar ataupun lupa..
Aku sepotong gabus
Terapung di tengah ganasnya gelombang,
Jika bukan Engkau penolongku,
Pada siapa ku ikatkan harap?
Aku sudah banyak kecewa,
Sebanyak lupaku padaMu
Aku sering bersedih,
Sesering lalaiku padaMu..
Tapi aku tidak berputus asa,
Yaa Robb..
Engkaulah sebenar-benar penolongku
Tapi aku tidak berhenti berharap,
Yaa Robb…
Karena Engkau tidak pernah lupa
Tidak pernah tidur
Dan Maha Tidak pernah ingkar janji
Segala kesulitan yang menghadangku
Adalah pelajaran tentang cintaMu
Betapa Engkau tak pernah meninggalkanku
Dalam setiap sesakku
Engkau ubah takutku jadi harap
Engkau ganti air mataku dengan senyum
Engkau perbaiki setiap kesalahan dengan kebaikan
Engkau tukar yang pergi dengan yang baru..
Engkau hiasi badaiku dengan kilatMu….
Sungguh…
Engkau tak pernah mengecewakanku…
Bila ku khilaf,
Maka jangan hukum ku
Karena ku lemah
Tapi beri aku pelajaran baru
Tentang ridhoMu
4JJ1..
aku lelah berharap
Pada yang selainMu..
Kudekap segala muram
Ku bawa ke hadapanMu
Karena Engkau
Satu-satunya yang mendengarkanku
Tanpa kuminta
Kurengga bait puisi patah ini
Beserta kelopak dan durinya
Karena hanya Engkau
Yang melihatku utuh
Apa adanya..
Kutuang seisi jiwaku ke gelasMu…
4JJ1
Aku tak punya energi
Untuk mengarungi gelombang ini
Jika bukan dengan kemudahanMu
Aku tak berdaya
Di tengah padang kehidupan ini
Tiada punya apa-apa..
Hanya secarik do’a
Dan secangkir makna..
Kelak Engkau akan memintaku berkata
Tentang apa yang kualami di dunia
Sungguh aku tak punya kata
Kecuali yang Kau ilhamkan padaKu
Sungguh aku tak tahu apa-apa
Selain yang Kau beritahukan padaku
Segala yang menantiku di luar sana
Adalah rahasiaMu jua
Tapi aku percaya
Engkau merancangnya bukan dengan sia-sia
Bila aku belum menemukannya
Maka itu adalah kebodohanku..
Berkali aku jatuh
Dan terluka
Dan menangis
Berkali aku kehilangan
Lalu bersedih
Lalu putus asa
Tapi semua akan baik-baik saja
Engkau yang menciptakanku
Engkau pula yang kan menjagaku
Aku bukan makhlukMu yang terbaik
Tapi aku yakin..
Engkau telah mengatur hidupku
Dengan jalan yang terbaik…
Aku bukan hambaMu yang paling bertaqwa
Tapi aku yakin
Kau mendengar setiap do’aku
Agar Kau jadikan aku bagian di antara mereka
Aku akan terus melangkah
Dan menatap langit
Mungkin langit ini kelabu
Mungkin langit ini hitam
Tapi aku tahu
Di luar sana ada banyak sekali bintang
Yang tidak sanggup kuhitung
Yang telah kau sediakan
Aku tinggal membuka mataku
Membuka kepalaku
Dan hatiku….
Aku berpasrah padaMu
Agar tentram gejolak di jiwa ini
Dan aku berpasrah
Untuk hidup mulia
Atau mati di jalanMu
Jaring-jaring yang tak terlihat
Tlah Kau rajut untukku
Sebelum kuminta
Tapi mengapa aku tak bersyukur juga?
Yaa 4JJ1..
Betapa banyak amanah yang kulalaikan
Betapa nafsu dan kemalasanku
Menguasai gerak langkahku
Aku malu, yaa Robb
Aku malu padaMu
Aku malu pada saudara muslimku…
Betapa dhoifnya aku..
Yaa 4JJ1….
Janganlah Engkau memanggilku
Dalam keadaan penuh noda
Kecuali Engkau ridho atasku
Janganlah Engkau mencabut nikmat iman dari hati yang lemah ini..
Karena tiada lagi yang kuharapkan
Kecuali Engkau , Robbi…
Dengan segala cacat dan lemahku
Keterbatasan ini adalah anugerahMu
Aku yakin,
Engkau telah memberi
Segala yang aku perlu
Segala lelah ini
Segenap luka ini
Tak kan tersia
Engkau yang berkuasa
Atas hidupku
Atas alam ini
Maka aku mohon ampun padaMu
Atas segala khilafku
Atas semua salahku
Untuk semua dosaku
Dan semua lemahku..
Robbi.. sesungguhnya aku telah menganiaya diriku
Jika Engkau tidak mengampuniku dan menyayangiku
Maka aku benar-benar termasuk orang yang merugi
seperti penantian sang pengantin
1/13/2005 11:32:15 AM
seperti penantian sang pengantin
{tak kutemukan
satu frase yang setara
atau mungkin hanya ada satu frase
yang punya makna itu ?}
seperti penantian seorang kekasih
begitu ingin ku merinduMu
tersiksa dan tersesak
sakit yang melegakan..
atau apa?
Aku tak mengerti ..
seperti penantian sang pengantin
{tak kutemukan
satu frase yang setara
atau mungkin hanya ada satu frase
yang punya makna itu ?}
seperti penantian seorang kekasih
begitu ingin ku merinduMu
tersiksa dan tersesak
sakit yang melegakan..
atau apa?
Aku tak mengerti ..
Kenapa Jika..
Kenapa jika subuh datang?
Bintang lelaki tua hilang
Toh besok dia akan pulang
Menepis kembali tepian sarang
&&&
Aku tak menyesal
Engkau menciptakan aku dengan segala keterbatasanku
Aku tak takut
Engkau menuliskan jalan hidupku
Tak lupa segala lika-likunya
Karena yakinku
Jauh sebelum aku tercipta
Engkau sudah menyiapkan semua
Skenario paling indah
Kisah teragung
Tak perlu takut ..
Engaku tidak akan memberi
Semua yang aku pinta
Engkau pasti telah menyiapkan
Segala yang aku perlu
Engkau menciptakan aku dengan segala keterbatasanku
Aku tak takut
Engkau menuliskan jalan hidupku
Tak lupa segala lika-likunya
Karena yakinku
Jauh sebelum aku tercipta
Engkau sudah menyiapkan semua
Skenario paling indah
Kisah teragung
Tak perlu takut ..
Engaku tidak akan memberi
Semua yang aku pinta
Engkau pasti telah menyiapkan
Segala yang aku perlu
Kepada yang Dinantikan
: Omar el_Farouq
kusisir gang-gang di hatiku
bilakah ak menemukanmu di sana
memanggul sekarung amanahmu , sendiri
tapi gang kotor ini sunyi
aku cari kau di luas samudera raya
bilakah ombak mendamparkan kau
di pantai jiwa..
namun tak pernah kutemukan
aku menjemputmu dengan suka cedera
ke awang-awang sana
tapi bulan bilang kau tak ada..
berapa lama lagi kau minta?
Detik-detik penebus rindu
Ataukah segala bunga telah layu?
Mataku boleh pejam.
Penantian ini jangan..
kusisir gang-gang di hatiku
bilakah ak menemukanmu di sana
memanggul sekarung amanahmu , sendiri
tapi gang kotor ini sunyi
aku cari kau di luas samudera raya
bilakah ombak mendamparkan kau
di pantai jiwa..
namun tak pernah kutemukan
aku menjemputmu dengan suka cedera
ke awang-awang sana
tapi bulan bilang kau tak ada..
berapa lama lagi kau minta?
Detik-detik penebus rindu
Ataukah segala bunga telah layu?
Mataku boleh pejam.
Penantian ini jangan..
Luka Abadi
Luka itu tidak akan pernah kering ..
Ia terus menerus merebak
Menebas leher-leher waktu
Tak berdaya!
Luka itu tidak akan pernah hilang
Membekas di tiap detak jejak zaman
Anggur para wildan tak jua menawarkannya!
Luka itu meleleh
Membeku, lalu terbakar ..
Dan terus begitu
Anggur para wildan
Tak sanggup menawarkan!
Ia terus menerus merebak
Menebas leher-leher waktu
Tak berdaya!
Luka itu tidak akan pernah hilang
Membekas di tiap detak jejak zaman
Anggur para wildan tak jua menawarkannya!
Luka itu meleleh
Membeku, lalu terbakar ..
Dan terus begitu
Anggur para wildan
Tak sanggup menawarkan!
Bukan Rumah
Ini bukan rumah, tapi sebuah neraka kecil yang dipenuhi binatang jalang dan kecoa liar/mereka menyusui anjing-anjing yang sudah seperti anak mereka sendiri/lalu lautan waktu pun laksana terhenti, di neraka itu
Panas yang ...
O, yang panas yang menempel di pipiku
Adakah sutera ungu yang menyamai lembutmu
Atau kembang merekah menyaingi wangimu
Wahai, yang panas yang menempel di pipiku
Adakah salam selembut galurmu
Atau tinggal kau seorang menjejak salju
Yang panas yang melekat di pipik
Tak pernah ada yang sepertimu sebelumnya
Tak kan pernah ada yang sesudahnya
Panas, wahai yang melekat di pipiku
Simpul mati telah kau tali
Ikat hati telah kau patri
Yang panas
Yang menjerat
Di pipiku
: seorang dara
mengepak sayap muda
terbang ek lautan cahaya
dengan panas
yang menejrat
di pipiku
Adakah sutera ungu yang menyamai lembutmu
Atau kembang merekah menyaingi wangimu
Wahai, yang panas yang menempel di pipiku
Adakah salam selembut galurmu
Atau tinggal kau seorang menjejak salju
Yang panas yang melekat di pipik
Tak pernah ada yang sepertimu sebelumnya
Tak kan pernah ada yang sesudahnya
Panas, wahai yang melekat di pipiku
Simpul mati telah kau tali
Ikat hati telah kau patri
Yang panas
Yang menjerat
Di pipiku
: seorang dara
mengepak sayap muda
terbang ek lautan cahaya
dengan panas
yang menejrat
di pipiku
Tiket ke Surga
Tiket ke surga
gadis mungil, mata bola menelisik ke dasar
biir menyuarakan dengung tak kedengaran
menguap di kerongkongan
ah,
tiba-tiba aku sudah terjongkok
tersihir mata bundarnya
sembab?
Aku tak pasti
“kenapa?”
tapi ia cuma menggelang
senyum getirnya menusuk
:”Aku mau beli tiket,”
akhir kata dalam tunduknya
“kemana?”
:”surga!”
gadis mungil, mata bola menelisik ke dasar
biir menyuarakan dengung tak kedengaran
menguap di kerongkongan
ah,
tiba-tiba aku sudah terjongkok
tersihir mata bundarnya
sembab?
Aku tak pasti
“kenapa?”
tapi ia cuma menggelang
senyum getirnya menusuk
:”Aku mau beli tiket,”
akhir kata dalam tunduknya
“kemana?”
:”surga!”
Siapakah yang berdiri di balik bukit
Siapakah yang berdiri di balik bukit
Menghantarkan surya terbenam
Adalah tangan tangan terbuka
Ridho menatap perubahan
Aku adalah sedesir angin
Dari belantara tak berkesudahan
Terlena dalam jalan panjang
Tak punya taman persinggahan
Akulah sang penjemput fajar
Terus berkelan mencerap keterasingan
Badan ini takkan tua
Tapi akan hancur binasa
Rakus melahap dunia
Hanya satu cubitan kecil
Gigitan nyamuk di kala malam
Adalah candraku ..
Aku sang waktu
Tak kan kau kenali
Walau kau peluk aku
Erat dalam nadimu
Akulah, sang waktu
Menghantarkan surya terbenam
Adalah tangan tangan terbuka
Ridho menatap perubahan
Aku adalah sedesir angin
Dari belantara tak berkesudahan
Terlena dalam jalan panjang
Tak punya taman persinggahan
Akulah sang penjemput fajar
Terus berkelan mencerap keterasingan
Badan ini takkan tua
Tapi akan hancur binasa
Rakus melahap dunia
Hanya satu cubitan kecil
Gigitan nyamuk di kala malam
Adalah candraku ..
Aku sang waktu
Tak kan kau kenali
Walau kau peluk aku
Erat dalam nadimu
Akulah, sang waktu
Monster
Leher monster-monster
Dijerat dasi ketat
Cuap-cuap
Soal roti idealisme
Hak rakyat lalau digulir
Kan dibela batin lahir
Nyatanya habis digilir
Angin sepoi di kantor monster hitam
Duduk nyandar di atas kursi putar
Lalu dasi mereka membeku
Nutup kuping rapat kesat
Janji sonder bukti
Ah.. taman monster hijau
Ngehormat bendera
Diiring lagu kosong
Lalu tangannya terangkat
Bukan menghormat
Menadah!
Dijerat dasi ketat
Cuap-cuap
Soal roti idealisme
Hak rakyat lalau digulir
Kan dibela batin lahir
Nyatanya habis digilir
Angin sepoi di kantor monster hitam
Duduk nyandar di atas kursi putar
Lalu dasi mereka membeku
Nutup kuping rapat kesat
Janji sonder bukti
Ah.. taman monster hijau
Ngehormat bendera
Diiring lagu kosong
Lalu tangannya terangkat
Bukan menghormat
Menadah!
Remukanku
Badanku tinggal remah-remah roti
Tulang dari pinggiran gosong
Hanya aroma sedap mentega
Jantungku Cuma sedompol anggur
Nadi yang meliuk bagai sulur
Hanya darahku yanga sam
Sayapku menyisakan sehelai bulu
Lembar terakhir riwayatku
Aku pernah membumbung
Di angkasa !
Tulang dari pinggiran gosong
Hanya aroma sedap mentega
Jantungku Cuma sedompol anggur
Nadi yang meliuk bagai sulur
Hanya darahku yanga sam
Sayapku menyisakan sehelai bulu
Lembar terakhir riwayatku
Aku pernah membumbung
Di angkasa !
Ibu, Pagi ini
Ibu,
Pagi ini suara serakmu gocangkan sudut kalbuku
Bahwa engkau selalu mendampingiku
Selalu dengan lautan doa-doamu
Dan adakah aku bersungguh-sungguh
Ibu, ,sungguh ..
Bagaimana aku lupa derai tangismu di malam buta?
Bagaimana aku bisa lupa
Doa panjang yang tiada putusnya
Ibu, aku mengaku
Anak durhaka ini melukaimu!
Pagi ini suara serakmu gocangkan sudut kalbuku
Bahwa engkau selalu mendampingiku
Selalu dengan lautan doa-doamu
Dan adakah aku bersungguh-sungguh
Ibu, ,sungguh ..
Bagaimana aku lupa derai tangismu di malam buta?
Bagaimana aku bisa lupa
Doa panjang yang tiada putusnya
Ibu, aku mengaku
Anak durhaka ini melukaimu!
Kaki Berdaki
Kaki berdaki
Ingus merayapi pipi
Ah.. tangan kecil
Tengadah tak peduli
Mata kesal dan letih
Seperak dua incaran hati
Atau iba merajuk menghampa
4JJ1… dia tak menangis!!
Saat aku cengeng merintih!
Ingus merayapi pipi
Ah.. tangan kecil
Tengadah tak peduli
Mata kesal dan letih
Seperak dua incaran hati
Atau iba merajuk menghampa
4JJ1… dia tak menangis!!
Saat aku cengeng merintih!
Inginnnya Matahari
Inginnya Matahari
: CR
Kadang aku benar-benar ingin lari dan pergi dari sini…
Benar-benar ingin meninggalkan semuanya di belakang ..
Berlari dan terbang
Menuju langit yang luas… ahh..
Meresap nafas alam yang lapang
Aku ingin terbang ke langit impian kita
Terselubungi embun..
Kabut..
Ahh…
Di mana kulabuhkan sayap
Meneduhkan setengah hati yang terbakar ..
Hujan tak pernah lagi kepagian
Ahh..,
Andai fajar adalah tiap detik kita
Maka aku adalah semburat saga..
Terlalu angkuh matahari yang ini,
Terlalu silau
Ahh..,
Coba tengok !
Matahari ini membakar dirinya sendiri !!!
: CR
Kadang aku benar-benar ingin lari dan pergi dari sini…
Benar-benar ingin meninggalkan semuanya di belakang ..
Berlari dan terbang
Menuju langit yang luas… ahh..
Meresap nafas alam yang lapang
Aku ingin terbang ke langit impian kita
Terselubungi embun..
Kabut..
Ahh…
Di mana kulabuhkan sayap
Meneduhkan setengah hati yang terbakar ..
Hujan tak pernah lagi kepagian
Ahh..,
Andai fajar adalah tiap detik kita
Maka aku adalah semburat saga..
Terlalu angkuh matahari yang ini,
Terlalu silau
Ahh..,
Coba tengok !
Matahari ini membakar dirinya sendiri !!!
Satu...
Bismillah…
--- Satu batu berukir,
Sejuta pancaran sihir … ---
Hati gelisah
Mengharap
Bulan terbit di ufuk barat
Ingin berontak
Meronta
Lidah kelu saja
Silang hilang
Kawan seperaduan
--- Satu batu berukir,
Sejuta pancaran sihir … ---
Hati gelisah
Mengharap
Bulan terbit di ufuk barat
Ingin berontak
Meronta
Lidah kelu saja
Silang hilang
Kawan seperaduan
Satu...
Bismillah…
--- Satu batu berukir,
Sejuta pancaran sihir … ---
Hati gelisah
Mengharap
Bulan terbit di ufuk barat
Ingin berontak
Meronta
Lidah kelu saja
Silang hilang
Kawan seperaduan
--- Satu batu berukir,
Sejuta pancaran sihir … ---
Hati gelisah
Mengharap
Bulan terbit di ufuk barat
Ingin berontak
Meronta
Lidah kelu saja
Silang hilang
Kawan seperaduan
Istanaku
Retak jembatan ini adalah pernik
Pun senyum covergirl-ku yang sudah ketumpahan kecap,
Satu lubang jadi jendela
Langit yang slalu terbuka
Debu selimutku,
Menggumpallah..
Menjelmalah pulauku..
Oh Allah..
Betapa syukur ini..
Lengan kurus alas ternyaman..
Tapi ampun..
Hari ini aku tidur tanpa Isha’
Biar aku mimpi dulu , Allah..
Tegak di atas bukit
Tengadah di tengah sunyi..
Aku ludahi pencakar langit mereka !
Biar aku mimpi dulu, yaa Allah..
Tentang tamanMu Nan agung di sana..
Negeri yang Engkau janjikan…
Jika esok teriakan satpam tak membuatku terjaga,
Ampuni aku .. Tuhanku..
Isha’ SubuhMu teramat agung
Sungguh,
Aku hanya ingin semenit lebih cepat
Mencecap istanaMu …
Pun senyum covergirl-ku yang sudah ketumpahan kecap,
Satu lubang jadi jendela
Langit yang slalu terbuka
Debu selimutku,
Menggumpallah..
Menjelmalah pulauku..
Oh Allah..
Betapa syukur ini..
Lengan kurus alas ternyaman..
Tapi ampun..
Hari ini aku tidur tanpa Isha’
Biar aku mimpi dulu , Allah..
Tegak di atas bukit
Tengadah di tengah sunyi..
Aku ludahi pencakar langit mereka !
Biar aku mimpi dulu, yaa Allah..
Tentang tamanMu Nan agung di sana..
Negeri yang Engkau janjikan…
Jika esok teriakan satpam tak membuatku terjaga,
Ampuni aku .. Tuhanku..
Isha’ SubuhMu teramat agung
Sungguh,
Aku hanya ingin semenit lebih cepat
Mencecap istanaMu …
Robohkah Suraumu?
Hujan kini
Tempiasnya melembabkan gorden
Tapi hati yang ini kering
Aku hayati ayat ini
Hujan tak sunyi
Ah.. rasa-rasa sepi
Tapi alam tak pernah berhenti
Mengkaji
Tak semua yang ada di mata
Harus habis kau cerna
Bumi bukan akhir segalanya
Langit masih punya cerita
Sepintas panggilan,
Dari hati
Pada hati..
Sayup ..
Patah ..
Sayup saja
Kalah , bukan oleh hujan
Bukan oleh guntur
Oleh hati !
Bulan bintang menyemayam
Di puncaknya yang agung
Kurasa ia mulai mendo’a
:” Allah.. UmatMu… !! “
Aku dengar ia menggelirih
:” Irama ini tinggal segerisik daun
Gugur di musim yang salah “
Tempiasnya melembabkan gorden
Tapi hati yang ini kering
Aku hayati ayat ini
Hujan tak sunyi
Ah.. rasa-rasa sepi
Tapi alam tak pernah berhenti
Mengkaji
Tak semua yang ada di mata
Harus habis kau cerna
Bumi bukan akhir segalanya
Langit masih punya cerita
Sepintas panggilan,
Dari hati
Pada hati..
Sayup ..
Patah ..
Sayup saja
Kalah , bukan oleh hujan
Bukan oleh guntur
Oleh hati !
Bulan bintang menyemayam
Di puncaknya yang agung
Kurasa ia mulai mendo’a
:” Allah.. UmatMu… !! “
Aku dengar ia menggelirih
:” Irama ini tinggal segerisik daun
Gugur di musim yang salah “
Dalam Keheningan
Kutemukan satu bentuk
Segala yang kuingin
Di kandungan sunyi
Terhalau berjala-jala
Gelap
Diam
Tak berkutik
Hitam terjulur-julur
Tanpa penyerahan
Helaan hawa terakhir
Uap tersembul
Menghampa
Tiada sisa
Hanya jasad
Membatu ..
Berat …
9/16/2004 12:10:19 AM
9/16/2004 12:10:19 AM
Hidup ini memang aneh
Tak bisa ditebak
Terlalu misterius …
Bahkan untuk mempelajari suatu fakta kecil
Aku butuh tujuh tahun !!
Yup,
Dan waktu pun terus bergulir
Selayaknya air yang terus mengalir
Muara di ujung sana
Telah menanti langkah kita ..
Hidup ini memang aneh
Tak bisa ditebak
Terlalu misterius …
Bahkan untuk mempelajari suatu fakta kecil
Aku butuh tujuh tahun !!
Yup,
Dan waktu pun terus bergulir
Selayaknya air yang terus mengalir
Muara di ujung sana
Telah menanti langkah kita ..
Tudung biru
: C R
biar aku memandang
ahh..
mengintip pun rasanya tak apa
sekerlip pendar di senyummu
jejakmu terlalu suci..
tak meninggalkan bayangan ..
tak tergapai sinar rembulan yang kutenun
kau pergi, kini
hanya sekejap
ya.. cukup sekejap untuk terpesona padamu
(atau harus kubilang aku mati sejenak?)
aku hilang kata
hanya terpana..
nian..
Maut
Saturday, July 10, 2004
PerMeNunGaN
Maut…
Betapa misteriusnya dia..
Ajal..
Dijanjikan…
Kepastian!
Dia datang
Diam-diam
Tanpa bayangan
Tanpa peringatan
Ah..
Dia hanya makhluk
Sama sepertiku
Satu akhir nanti..
Dia pun akan mengalami maut…
Usahlah takut pada gerbang …
Khawatirlah pada pertanggungjawaban…
Takutlah pada HIDUP !!
``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
aku bukan lagi sebutir debu…
bukan lagi setitik atom…
hah..
elektron pun masih begitu besarnya…
aku…
ehm,
tak ada lagi kata
sanggup ukurnya..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
badan,
akan binasa
jiwa,
pasti mati
harta,
habis juga
cendekia,
tak sempurna
Allohumma Anta Robbi..
Laa Ilaaha illa Anta
PerMeNunGaN
Maut…
Betapa misteriusnya dia..
Ajal..
Dijanjikan…
Kepastian!
Dia datang
Diam-diam
Tanpa bayangan
Tanpa peringatan
Ah..
Dia hanya makhluk
Sama sepertiku
Satu akhir nanti..
Dia pun akan mengalami maut…
Usahlah takut pada gerbang …
Khawatirlah pada pertanggungjawaban…
Takutlah pada HIDUP !!
``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
aku bukan lagi sebutir debu…
bukan lagi setitik atom…
hah..
elektron pun masih begitu besarnya…
aku…
ehm,
tak ada lagi kata
sanggup ukurnya..
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
badan,
akan binasa
jiwa,
pasti mati
harta,
habis juga
cendekia,
tak sempurna
Allohumma Anta Robbi..
Laa Ilaaha illa Anta
Keajaiban Ini
Ya 4JJ1, kadang aku heran
Bagaimana bisa aku bertemu dengan orang-orang ini?
Padahal jarak di antara kami begitu jauh..
Betapa mudahnya Engkau menyatukan hati yang Engkau kehendaki..
Kadang aku merasa
Betapa ajaibnya hidup ini
Berbagai macam hal yang tak pernah terbayangkan harus dihadapi
Berbagai macam harapan dan keinginan
Terkabul sebagai ujian
Kadang aku merasa hidup ini aneh
Bertemu dengan orang-orang yang unik
Mengalami kejadian-kejadian istimewa
Dan betapa agungnya hidup ini
Jika dipersembahkan hanya untukMu
Aku ingin menyebut asmaMu di setiap detik yang kulalui
Mendesahkan dzikir di tiap helai nafas yang terhembus dari hidungku
Tapi pusaran ini
Lebih sering menghanyutkanku…
Aku ingin merenda kisah hidup yang terbaik
Untuk ku banggakan di hadapanMu
Aku ingin merangkai kata-kata terindah
Untuk ku ucapkan saat bertemu denganMu kelak..
[ Izinkan aku berharap untuk melepas rinduku padaMu..
Meski kutahu
Aku bukanlah insan yang Engkau janjikan..
Agar bersemi segala harapku
Dan kupetik hanya untukMu]
Bagaimana bisa aku bertemu dengan orang-orang ini?
Padahal jarak di antara kami begitu jauh..
Betapa mudahnya Engkau menyatukan hati yang Engkau kehendaki..
Kadang aku merasa
Betapa ajaibnya hidup ini
Berbagai macam hal yang tak pernah terbayangkan harus dihadapi
Berbagai macam harapan dan keinginan
Terkabul sebagai ujian
Kadang aku merasa hidup ini aneh
Bertemu dengan orang-orang yang unik
Mengalami kejadian-kejadian istimewa
Dan betapa agungnya hidup ini
Jika dipersembahkan hanya untukMu
Aku ingin menyebut asmaMu di setiap detik yang kulalui
Mendesahkan dzikir di tiap helai nafas yang terhembus dari hidungku
Tapi pusaran ini
Lebih sering menghanyutkanku…
Aku ingin merenda kisah hidup yang terbaik
Untuk ku banggakan di hadapanMu
Aku ingin merangkai kata-kata terindah
Untuk ku ucapkan saat bertemu denganMu kelak..
[ Izinkan aku berharap untuk melepas rinduku padaMu..
Meski kutahu
Aku bukanlah insan yang Engkau janjikan..
Agar bersemi segala harapku
Dan kupetik hanya untukMu]
Jika Aku...
Yaa 4JJ1 ,
Jika kau bukan sebutir bintang di galaksi ini
Maka jadikanlah kedua mataku
Bintang yang memancarkan sinar
Kebenaran..
Keimanan..
Bagi sebanyak banyak manusia..
Yaa Rabb,
Ingatkanlah aku di kala gembira…
Ada adzabMu di Sana
Isilah kekosongan kalbu Hamba dengan AsmaMu
Agar saat duka merubungku ..
Aku tak terlalu malu
Untuk mengetuk pintumu
Yaa Habiib ,
Aku adalah hambaMu
Yang seharusnya mengabdi hanya padaMu
MAKA RENDAM AKU
Dalam lautan cintaMu..
Agar luruh ..
Segala kesombongan
Semua keangkuhan
Yang bercokol di hati ini
Amin
Jika Aku...
Yaa 4JJ1 ,
Jika kau bukan sebutir bintang di galaksi ini
Maka jadikanlah kedua mataku
Bintang yang memancarkan sinar
Kebenaran..
Keimanan..
Bagi sebanyak banyak manusia..
Yaa Rabb,
Ingatkanlah aku di kala gembira…
Ada adzabMu di Sana
Isilah kekosongan kalbu Hamba dengan AsmaMu
Agar saat duka merubungku ..
Aku tak terlalu malu
Untuk mengetuk pintumu
Yaa Habiib ,
Aku adalah hambaMu
Yang seharusnya mengabdi hanya padaMu
MAKA RENDAM AKU
Dalam lautan cintaMu..
Agar luruh ..
Segala kesombongan
Semua keangkuhan
Yang bercokol di hati ini
Amin
Betapa Alloh
Betapa Alloh sangat menyayangiku..
seribu kali aku jatuh,
seribu satu kali Dia membuatku terbangun
seribu kali aku jatuh,
seribu satu kali Dia membuatku terbangun
Saturday, December 18, 200410:45:19 PM
Saturday, December 18, 200410:45:19 PM
Buka-buka lagi catatan-catatan tua. Dan aku pun terkejut dengan perbedaan yang mungkin telah menjelma. Ah.. kadang aku tak bisa mengerti, rasanya tak percaya dulu pernah sekecil adik-adik ‘Ainan. Ow... ow… J
Thursday, January 06, 2005
And here we are!
January 2005!!!
Ah betapa cepatnya
Buka-buka lagi catatan-catatan tua. Dan aku pun terkejut dengan perbedaan yang mungkin telah menjelma. Ah.. kadang aku tak bisa mengerti, rasanya tak percaya dulu pernah sekecil adik-adik ‘Ainan. Ow... ow… J
Thursday, January 06, 2005
And here we are!
January 2005!!!
Ah betapa cepatnya
: bidadariku
: bidadariku
jangan berhenti, dindaku!
Demi malam-malam kita yang panjang
Dan rembulan kita yang selalu purnama
Meski esok kepal ini tinju langit penghabisan
Jangan berhenti dinda
Ukir sajak-sajak kita
Di tiap jengkal kafiyeh kita
Kafiyeh ini bumi kita
Penampung tetes darah mulia
Dinda,
Tanganku akan lebih panjang dari jarak bintang-bintang
Lalu air matamu biar mengkristal
Pantang menetesi jagad kita
Kita bangun gerbang jannah-Nya!
Dinda,
janji ditunai ditagihNya
pedang mencium nadi
nadi mencari nadi
terbanglah dinda, duhai..
tunggu aku di gerbang kita!
jangan berhenti, dindaku!
Demi malam-malam kita yang panjang
Dan rembulan kita yang selalu purnama
Meski esok kepal ini tinju langit penghabisan
Jangan berhenti dinda
Ukir sajak-sajak kita
Di tiap jengkal kafiyeh kita
Kafiyeh ini bumi kita
Penampung tetes darah mulia
Dinda,
Tanganku akan lebih panjang dari jarak bintang-bintang
Lalu air matamu biar mengkristal
Pantang menetesi jagad kita
Kita bangun gerbang jannah-Nya!
Dinda,
janji ditunai ditagihNya
pedang mencium nadi
nadi mencari nadi
terbanglah dinda, duhai..
tunggu aku di gerbang kita!
Sebuah Catatan Kecil
Ya 4JJ1 … Do’aku Pagi Ini….
Semoga waktu berlari lebih cepat hari-hari ini..
Agar aku tak punya waktu untuk khawatir..
Agar aku tak sempat merasa sempit..
Ya 4JJ1 ..
Lapangkanlah hatiku…
Robbi … isrohli sodri…
Tampakkan cakrawala kesyukuran…
Luas membentang…
Ya 4JJ1 ..
Pasungan kilau dunia ini..
Halaulah dari qolbuku…
Biar futuh…
Semesta …
Di hadapan keagunganMu
Ya 4JJ1…
Butakan mataku ..
Dari kilap kencana…
Bukakan mataku...
Pada dzikir bintang-bintang…
Juga tasbih bebatuan…
Ya 4JJ1 …
Perkenankan do’aku…
Gerimis Ibu
Gerimis Ibu
Yang melembabkan pipi bulan Desember
Hati jadi layu, beku
Aku tergugu
Mencari gerimis milik ibu
Tiada kawan tahu
Aku merajuk
Tapi dia tak datang juga
Yang melembabkan pipi bulan Desember
Hati jadi layu, beku
Aku tergugu
Mencari gerimis milik ibu
Tiada kawan tahu
Aku merajuk
Tapi dia tak datang juga
Monday, January 03, 2005
Lalu Rambulan Separuh Tersenyum Padaku ...
Januari Tiga, ....
Menyapa alam terbuka
salammu terserak pada semesta
cintaMu yang .....
tak berhingga
malam jelang
bintang kirim seutas sayang
menyimpulkan senyum bulan:
Dia Maha Sayang
Menyapa alam terbuka
salammu terserak pada semesta
cintaMu yang .....
tak berhingga
malam jelang
bintang kirim seutas sayang
menyimpulkan senyum bulan:
Dia Maha Sayang
Subscribe to:
Posts (Atom)