Saturday, August 02, 2008

Marathon SP: Kekuatan tekad si anak autis

baru-baru ini saia menonton pelem dorama (*kalo cuman satu episod namanya tetep dorama kan?*), Marathon SP. Diangkat dari sebuah kisah nyata seorang anak penyandang autis yang berhasil menjadi pelari marathon 3h-40mil (*eh, lupa denk..*) pokoknya standard yang bahkan untuk orang normal pun terbilang sangat sulit.

Ada sosok ibu yang sangat kuat di balik keberhasilan anak tersebut.
Bukan seorang ibu super, tapi seorang ibu manusiawi yang cerdik menyiasati kekurangan anaknya, sekaligus memiliki tekad baja. Hm, memang sehari-harinya, ibu ini tidak bisa melakukan kegiatan apapun selama anaknya yang autis tidak tidur (*seorang anak autis dalam pelem ini digambarkan memilki kepribadian yang sulit, perlu sarana khusus dalam pendidikannya, terutama disebabkan oleh keterbatasan kemampuannya dalam berkomunikasi*) jadi bisa dibayangkan bagaimana kerepotannya dalam membagi waktu dan perhatian antara anaknya yang autis, anaknya yang normal, juga pekerjaan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.

pada umumnya, penyandang autis (*autis bukan penyakit, tapi saia bingung bangaimana memposisikannya*) memiliki fisik yang rentan, baik secara stamina maupun terhadap serangan penyakit. Si anak tokoh dalam pelem ini yang saia lupa namanya telah terbiasa diajak naik turun gunung sejak kecil: selain untuk menguras energinya supaya cepat tidur sehingga ibunya bisa melakukan aktivitas lain, ternyata juga membuat fisik anak tersebut tidak seperti penyandang autis biasanya. Bahkan, melangkahi orang normal! Dan memang, anak tersebut telah mampu bekerja di sebuah perusahaan elektronika.

Ibu itu sendiri hanya punya satu harapan, she said:
I wish I would live one day longer than this child
OMG! Sebuah cinta ibu yang luar biasa, dengan segala kemanusiawiannya, tentang seorang anak istimewa yang dia harapkan dapat hidup seperti orang biasa.. Untuk bisa melatih anak itu menjadi 'orang biasa' ada sebaris perjuangan yang telah dia lakukan (pendekatan yang cukup mencengangkan dilakukan oleh pelatih marathonnya)


Quote yang menginspirasi keluarga ini cukup simple; tapi sangat berkesan di otak saia.

a heart that won't give in?
otengai kokoro wa

won't give up
makenai kimochi

when you're lost?
mayokuta toki wa

face forward
mae yo ike


masak cebon9 kalah sama anak autis?

2 comments:

A. Manaf said...

Prnah nnton pilem serupa, Barefoot Gibong. Pilem Korea. Salah 1 contoh Mestakung, mnurut sy.

Katakecil said...

:D emang ini diangkat dari kisah nyata seorang anak Korea..
mungkin sumbernya sama