Ada sebuah dorama yang tak bisa saya tinggalkan segimanapun mendesaknya te-a: Bara No Nai Hanaya alias toko bunga minus mawar. Yups, katanya sih ini dorama paling gress yang masih 'running' di negeri asalnya sono. Sesuai dengan pakem "dorama yang sesungguhnya", yang satu ini pun dikemas seperti memakan satu potongan-potongan kecil cake manis tapi sarat permenungan sederhana yang membawa kita pada satu kue pelajaran utuh quote Agatha Christie: dosa itu bayang-bayangnya panjang, bahkan saat sang pendosa sudah berusaha berubah dan menebus kesalahannya. (*hum, inget Himura Kenshin yang juga lagi diputer di Gombal tivi). BNNH ini menceritakan seorang single parent, sang Papa, dan little girl-nya bersama orang-orang di sekitar mereka. Sang Papa membuka sebuah toko bunga di dekat stasiun yang buka hingga larut malam (*Sang Papa: you know when saat-saat terakhir kamu turun di stasiun setelah kerja seharian dan baru ingat kalo hari ini adalah your lover's birthday, your anniversary, and so on..).
Konflik dibangun dengan munculnya sang mertua yang tiba-tiba menembak membabi buta untuk membalas dendam atas kematian anak gadisnya..(*hayah, gak mungkin lah.. ini pilem jepun, bukan pilem kungfu cina!). Cerita sebenarnya adalah sang mertua menerapkan sebuah intrik (*yang sampai sekarang blom benar2 klir) dengan mengirim salah satu anak buahnya yang seorang nurse untuk berpura-pura buta, and the rest you know lah, honey's bait apa ya istilahnya? sang mertua belum merelakan kematian anaknya saat melahirkan Shizuku (*the little girl) tanpa pernah dicintai Sang Papa. Meskipun sang papa saat ini telah bertaubat dan mengurus Shizuku dengan baik (*dulunya dia berandal gitu ya?), tapi bagi sang mertua itu hanyalah bentuk penyesalan, cuci dosa.
Salah satu adegan paling 'meneteskan' adalah saat sang Papa menjelaskan pada Shizuku yang selalu memakai topeng demi tidak membuat papanya sedih slalu teringat pada sang mama: gak apapa kok kalo kamu mau pake topeng seterusnya, tapi nanti mukamu bisa basi. Tapi Shizuku harus tau, papa tak pernah menyesali kelahiran Shizuku. Shizuku adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidup papa. kamu tahu cerita angin selatan dan matahari kan? memang matahari menang, berhasil membuat entahsan melepas mantelnya. tapi matahari harus selalu berada pada jarak tertentu, jika dia mendekati entahsan, entahsan akan mati terbakar. mungkin begitu juga mama, saat ini meskipun tak bisa bersama kita, pasti selalu mengawasi dari atas sana.
Adegan lainnya adalah ketika sang papa mentraktir bu guru sensei, dan si anak badung di kedai ramen: anak-anak seperti kamu adalah anonymous soldier.. jitsu wa ore mo chiisai to kishou dattanda. ore mo namonai ki senshi-san. (*sebenernya, waktu kecil aku juga begitu. aku juga seorang prajurit tak dikenal) yang berjuang sendiri tanpa ada yang tahu, menghadapi 'kerusuhan' di rumah dan dikejar-kejar di jalanan. lalu sebuah jabat tangan mengakhiri ucapannya, si anak menyambut dengan tangan kiri tanpa menoleh, setia pada ramennya dengan semangat kelaparan empat lima. Sebuah simbol saling pemahaman: derita masih sama, berulang dari generasi sebelumnya.
Nah, kalo BNNH ceritanya nguras mata (*gak gitu juga sih.. cuman harryuu..), serial anime imbangannya (*yang berarti nguras tawa dan ekstra konyol) adalah minami-ke alias keluarga minami dan lucky star. bego lah kalo nonton ini mah.. (*karena ada beberapa scene yang mirip ma ke-schum-an ku). Lainnya ada true tears yang konfliknya mbulet, tapi kayaknya so-so aja sih. Nah, kalo mau yang simple tapi 'deep' ada pilem anime The Girl Who Leap Through Time. yang ini oke banget biar kita berpikir ulang: bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Jadi jangan disia-siakan dengan membaca petto jelek ini =D hehehehe...
next coming, insyaAlloh resensi bukunya Moei, Affair: Obrolan tentang Jakarta-nya Seno Gumira Ajidharma (*what the heck, aku suka penulis ini tapi jarang mau baca tulisannya yang berbentuk buku).
Konflik dibangun dengan munculnya sang mertua yang tiba-tiba menembak membabi buta untuk membalas dendam atas kematian anak gadisnya..(*hayah, gak mungkin lah.. ini pilem jepun, bukan pilem kungfu cina!). Cerita sebenarnya adalah sang mertua menerapkan sebuah intrik (*yang sampai sekarang blom benar2 klir) dengan mengirim salah satu anak buahnya yang seorang nurse untuk berpura-pura buta, and the rest you know lah, honey's bait apa ya istilahnya? sang mertua belum merelakan kematian anaknya saat melahirkan Shizuku (*the little girl) tanpa pernah dicintai Sang Papa. Meskipun sang papa saat ini telah bertaubat dan mengurus Shizuku dengan baik (*dulunya dia berandal gitu ya?), tapi bagi sang mertua itu hanyalah bentuk penyesalan, cuci dosa.
Salah satu adegan paling 'meneteskan' adalah saat sang Papa menjelaskan pada Shizuku yang selalu memakai topeng demi tidak membuat papanya sedih slalu teringat pada sang mama: gak apapa kok kalo kamu mau pake topeng seterusnya, tapi nanti mukamu bisa basi. Tapi Shizuku harus tau, papa tak pernah menyesali kelahiran Shizuku. Shizuku adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidup papa. kamu tahu cerita angin selatan dan matahari kan? memang matahari menang, berhasil membuat entahsan melepas mantelnya. tapi matahari harus selalu berada pada jarak tertentu, jika dia mendekati entahsan, entahsan akan mati terbakar. mungkin begitu juga mama, saat ini meskipun tak bisa bersama kita, pasti selalu mengawasi dari atas sana.
Adegan lainnya adalah ketika sang papa mentraktir bu guru sensei, dan si anak badung di kedai ramen: anak-anak seperti kamu adalah anonymous soldier.. jitsu wa ore mo chiisai to kishou dattanda. ore mo namonai ki senshi-san. (*sebenernya, waktu kecil aku juga begitu. aku juga seorang prajurit tak dikenal) yang berjuang sendiri tanpa ada yang tahu, menghadapi 'kerusuhan' di rumah dan dikejar-kejar di jalanan. lalu sebuah jabat tangan mengakhiri ucapannya, si anak menyambut dengan tangan kiri tanpa menoleh, setia pada ramennya dengan semangat kelaparan empat lima. Sebuah simbol saling pemahaman: derita masih sama, berulang dari generasi sebelumnya.
Nah, kalo BNNH ceritanya nguras mata (*gak gitu juga sih.. cuman harryuu..), serial anime imbangannya (*yang berarti nguras tawa dan ekstra konyol) adalah minami-ke alias keluarga minami dan lucky star. bego lah kalo nonton ini mah.. (*karena ada beberapa scene yang mirip ma ke-schum-an ku). Lainnya ada true tears yang konfliknya mbulet, tapi kayaknya so-so aja sih. Nah, kalo mau yang simple tapi 'deep' ada pilem anime The Girl Who Leap Through Time. yang ini oke banget biar kita berpikir ulang: bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Jadi jangan disia-siakan dengan membaca petto jelek ini =D hehehehe...
next coming, insyaAlloh resensi bukunya Moei, Affair: Obrolan tentang Jakarta-nya Seno Gumira Ajidharma (*what the heck, aku suka penulis ini tapi jarang mau baca tulisannya yang berbentuk buku).
No comments:
Post a Comment