Saudaraku,
Perang kita kini
Adalah perang yang sungguh hebatnya
Payudan kita,
Pedang-pedang tak kasat mata
Masih berseliweran menetak dan menusuk jantung kita
Darah bercucuran tak terpermanai: bening tanpa wujud
Tapi sakitnya tetap sama, seperti seribu empat ratus tahun silamnya
Karenanya, betapa seringnya kita berlengah
Tak menyadari pedang kita menusuk kawan sendiri
Menggarong dan menggerung,
Mempertanyakan ihsan dan keikhlasan
Bilamana ukhuwah itu angin semilir yang membawa hawa
Manda-manda..
Tidak jelas benar ada tiada, berada di mana..
Tapi masih jua kita berperang
Kadang aku..
Ahh, ralat, seringnya, aku sudah lelah
Karena kurang amunisi dan tak tahu arah
Asal tusuk, asal tangkap
Asal…
Maafkan ikhwah…
Moga Dia ampuni bagian kita yang asal-asalan
No comments:
Post a Comment