Matahariku, engkau adalah terik Agustus
yang tidak pernah mengenal beku
maka bagaimana aku akan menerjemahkan rasa ini padamu?
Tidak salah jika kucemburui keangkuhan itu
Tapi sampai hari ini, aku selalu puas
cukup dengan menjadi bumi
karena di dalam kesahajaanku
bersemayam jiwa-jiwa Para Utusan itu...
== efek samping memutar soundtrack Jelita berulang-ulang, satu-satunya lagu AM yang aku suka (saat ini) ==
Sebagai anak ITB (Ihh Tukang mBangkong), hm,,, bicara soal matahari, hihihi.. jadi kangen pagi di rumah tuaku, di mana cahaya lembutnya semburat mewarnai hutan dan sawah nun di Arjuno sana..
No comments:
Post a Comment