Dan David melihat pantulan dirinya di dalam mata si Tukang Kayu, dan di sana dia bukan lagi lelaki tua, melainkan anak kecil, sebab seorang lelaki selalu merasa sebagai anak kecil di hadapan ayahnya, betapapun tuanya dia, betapa lama pun mereka telah berpisah.
Buku ini mengajarkan banyak hal, kebanyakan lewat kontemplasi-kontemplasinya yang ironis, menyindir tanpa memvonis. Manungsa tan kena kinira, begitu tetua orang Jawa bilang. Manusia itu tidak bisa diduga. Dalam buku ini, Connolly menggambarkan sifat-sifat manusia melalui perlambang tokoh-tokoh, dengan memutarbalikkan semua dongeng konvensional yang sudah kita percayai. Pada awalnya, cerita bergelayut seperti meniti titian di atas sungai: perlahan dan hati-hati. Sampai-sampai saya bertanya-tanya: buku ini apa bagusnya? Tapi begitu masuk ke ‘menu utama’, barulah saya mengerti mengapa teman saya sang perekomendasi tidak mampu menaruh buku ini sebelum tamat. Dua tahun lalu buku genre ini akan langsung saya singkirkan dari prioritas bacaan saya. Tapi sekarang, sejak HP-nya JKR, saya tak gentar lagi membaca buku-buku serupa.
Mau?
Postingan tentang buku favorit saya ini diikutsertakan dalam The Hunger Games Giveaway yang diadakan oleh Elfrida Chania
4 comments:
memang bagus bukunya, aku dikasi sama indah, awalnya berkesan muram, tapi kesananya daleem.
makasi buat indah yang udah kasi buku ini, makasi juga buat iis yang udah ngeresensi hehehe...
Aku juga mau dong baca resensi-resensi buku Nu :D Makasih ya untuk semuanya.. Kalo ada rekomendasi buku, kontek ya ^^
Sudah terdaftar! Terima kasih atas partisipasinya :)
Terima kasih sudah mengadakan acaranya :)
Post a Comment