Arrgh..
semua yang terjadi di kota itu,
jadi tampak lucu olehku..
bukan, bukan karena seribu dua ratus nyawa tak berarti buatku, bukan
bukan itu
tapi alangkah lucu
jiwa-jiwa itu harus pergi menjemput surga karena ketakutanmu yang semu
ketakutanmu pada dirimu sendiri
adalah melelahkan
melawan bara yang tak pernah lelah,
karena bahan bakarnya adalah keimanan, yang kau sendiri tak mengerti, substansi apakah itu
kau tak mengerti bukan?
bukan, bukan karena kau tak pernah punya
kau punya, tapi keimanan bagimu adalah kabut yang menggantung sementara,
yang gemetar saat ibu suci kota itu menggiring anak-anak mereka,
ya, anak-anak mereka yang lebih-lebih lagi menggentarkanmu, ke masjid-masjid itu
saat kebenaran menjadi musuh yang menyingkap halimun palsumu..
No comments:
Post a Comment