Monday, June 25, 2007

Perempuan, Perempuan, Perempuan!

Nggak tahu ya, kok dua minggu ini buku-buku yang aku baca isinya perempuan mulu..
Chape' deeh.. (*mengingat diri sendiri juga perempuan!)

Minggu lalu, akhirnya ketemu juga kumpulan cerpennya Hamsad Rangkuti: "Bibir dalam Pispot". Beneran, udah lama banget ga baca tulisan se-famili-nya Horison. Jadi pas baca ni kumcer, terobati juga kangen itu &__&. Cerita-cerita Hamsad boleh dibilang sangat dekat dengan rakyat bawah. Dengan penceritaannya yang khas Hamsad, surpraise menunggu di ujung paragraf terakhir, memotret kehidupan dengan kanvas super-natural namun ironis dan mengiris. Tentang pertikaian penumpang-kondektur mengenai uang kembalian, si 'aku' yang memilih hidup di dunianya sendiri dengan bebunyian walkman dan mengacuhkan sekitarnya, transmigran yang tuli dan miskin, lelaki yang mencari kunang-kunang, atau yang paling menggigit, kisah seorang pencuri yang menelan kalung curiannya sampai tiga kali setelah mampir di pispot..

Salah satu cerita dalam kumpulan ini mengangkat kisah wanita. Sayangnya aku kurang suka dengan cerita ini, jadi tidak akan q bahas. Titik.


Trus, akhirnya aku baca juga salah satu buku Pramoedya Ananta Toer: Larasati. (*sengaja blom milih tetraloginya yang kayaknya jauh lebih mutu itu.. Nunggu waktu yang lebih loang =D). Kekuatan Pram dalam memilih ungkapan satire cukup menyedakkan. Tapi terus-terang, kecewa juga dengan endingnya yang rada-rada terlalu gampangan.. Huhuhu, kok di sini perempuan, yang diwakili oleh Ara sang artis, tak lebih hanya menjadi objek laki-laki untuk ke'wanita'annya. Padahal dia sudah bertekad untuk berjuang menyambung nyawa revolusi yang dia cintai.. Toh nyatanya tidak ada sesuatu pun yang dia sumbangkan.. ah, begitukah wanita di mata Pram? Blom tau jeh, q baru baca satu romannya.. terlalu dini untuk meraba pemikiran sang maestro penulis Indonesia ini. 40 karyanya yang lain blom aku cecap sama sekali.. And I'm looking forward for that..


Buku kedua yang q baca dalam misi 24jammendekamdikamarkosan q adalah "La Barka", karya N.H. Dini yang sudah lama q sisihkan setelah selesai menamatkan rangkaian memoarnya (Langit dan Bumi Sahabat Kami, Ladang Ilalang di Belakang Rumah, Sekayu, dst). Menarik, gaya penulisan yang N.H. Dini buanget, kaya deskripsi dan setting yang detail. Membuat kita melihat kehidupan Perancis Selatan yang ramah dan indah. Konflik yang 'perempuan' banget dengan penceritaan gaya diari yang cukup berhasil menyeret kesertaan pembaca, gagal menguapkan kebosananq. Beneran, bosen! tapi kalau kmu adalah cewek yang sejati, pasti bakalan suka usungan cerita 'Rini' yang mengetengahkan dekadensi masyarakat barat yang mulai kehilangan kepercayaan terhadap lembaga pernikahan, sekaligus nyanyapnya karakter dan watak wanita.

Meskipun ketiga buku di atas ada sangkut pautnya dengan perempuan, hanya N.H Dini yang memotret perempuan secara utuh. (*secara dia adalah perempuan..) Yah, cekap semanten. Udah abis ide dengan datangnya si 'ibu' pengacau misi 36jammendekamdikosan. uhuuukk...

No comments: