9:19 AM 3/28/2007
debu-debu purba masih menjangkau remuk redam hati kita
udara ini pernahkah menyelinap di paru-paru orang suci empat belas abad yang lalu?
pagi ini kita bayangkan di antara sejuta debu itu
ada satu yang menyelindap diam-diam
jatuh laksana embun ke daunan
debu yang sama pernah mengucuri darah syahid Hamzah
debu yang juga sempat melekat di jubah Sang Umar
atau kalau boleh lagi bermimpi,
debu yang juga telah menyambangi nafas Sang Rasul Pilihan
debu yang mengabarkan kepada kita:
cintaNYA yang abadi masih memayungi penggalan alam ini
mungkin dia telah melalui beribu perjalanan
menjadi saksi sejarah yang berpulang:
dari kematian telah diciptakan
menuju kematian dipurnakan
masih debu yang sama
empat belas abad silam
mengedar di antara paru-paru kita yang gosong
pekat abu dosa dan asap nista
:menghirup udara yang sama tak lagi membuatmu seteduh mereka
ketika pulang kita hanya tetirah raga,
bukan lagi mengembalikan jiwa
:kubah itu bukan untuk dikagumi
:batu itu bukan untuk dibanggakan
atau,
kita hanya sekedar ingin menyambung nama?
dua huruf di depan seakan stempel kesalihan kita?
dan talbiyah itu telah gadai, rupanya..
[][][] entah kapan bisa 'pulang' memenuhi panggilanMU..
semoga diberikan keberkahan..
semoga sebelum dua puluh lima dapat kucium wangi jejak Muhammad,
tepat di mana dia dulu berpijak.. [][][]
No comments:
Post a Comment