Thursday, March 04, 2010

Jeruk Tidak Halal

Sudah beberapa bulan ini saya sangat ketergantungan dengan jeruk. Iya, jeruk buah yang warnanya orange dan bahasa inggrisnya juga orange itu. Alasan pertama, saya suka rasanya. Alasan ke-dua, saya suka rasanya. Alasan ke-tiga.. sampai ke-tiga puluh tiga karena saya suka rasanya :D hehe.. Nggak deng.. alasan sebenarnya adalah karena saya menikmati proses ketakutan berlebihan untuk jatuh sakit, secara saya mengagendakan hari-hari ini harus sibuk. Daripada membeli suplemen yang tidak jelas klaim-klaimnya itu, saya lebih suka menikmati yang alami (walaupun tidak murni organik): ya jeruk-jeruk tadi! Tapi saya sukanya yang rasanya agak-agak asam gitulah, biar segar di mulut.

Anehnya, sudah berkali-kali saya mencari tahu jeruk manakah yang sesuai selera saya itu. namun tidak ketemu juga. Hmm, bukan jeruk lokal sih :D (*ooi.. dukung petani lokal Bong :D*).
Ponkam, lokam, baby shan.. entah apa.. tapi semua rasanya tidak konsisten; kadang manis kadang asam. Asa aneh kalau nanya penjualnya: "Yang asam yang mana, Pak?", soalnya kan belinya di supermarket (*hayo.. dukung pasar tradisional, Bong!*) hehe.. Akhirnya jalan keluarnya (*didasari kemarukan saya*) saya membeli ketiganya. Ehem.

Satu hari, saya melihat ada jeruk yang sudah dibuka sebagian, rupanya ada pembeli yang mencoba incip-incip. Dan saya pun bertanya pada mas-mas di swalayan tersebut; intinya mah ini teh boleh diicipin? Dan beliaunya pun bilang sok aja. Maka saya dan teman saya si bukan cebong padahal ngefans ke-cebong, masing-masing mengutil satu juring (*bukan sekilo, sayang .. :( haha *). Dan kami pun membelinya setelah tahu rasanya. Ini sudah berminggu-minggu lalu.

Kemarin dulu saya ke swalayan yang sama. Sendirian. Pengen banget beli jeruk, tapi yang asam saja. Eh, ada yang sudah diicip.. Wah, daripada beli ketiganya (*yang lagi mahal dan short budget padahal*), kalo diicip kan bisa beli satu aja. Tapi sesuatu mengganggu saya. Betulkah ini halal? Memang benar yang menjaga bilang silakan saja. Tapi bagaimanapun juga, dia bukan owner. Argh.. Agak berputar-putar jadinya. Tapi akhirnya saya memutuskan tidak mengicipnya; dan membeli ketiga jenis jeruk tadi (*dalam kuantitas kecil, sih, hehe..*). Sesampainya di rumah, saya pun segera menghajar ketiga jeruk tadi, yang surprisingly.. ketiganya asam! Hal yang sangat jarang saya temui.. :D Seneng dan puas...

Sampai kemarin saya tidak kepikiran apa-apa mengenai hal itu. Baru tadi saya ngeh. Ada message-Nya yang luput dari perhatian saya. Hindarilah 'incip-incip' yang tidak jelas, karena Alloh pasti menjaga kita jika kita menjagaNYA; dan memberimu ganti yang jauh lebih baik.. Termasuk 'incip-incip' yang 'lain'.. Inget ya Bong!! Bandel sih kamu mah.. >.<

3 comments:

euis asriani said...

cebong2,,iis ini lutchu, ada2 ajah, subhanallah..

errick said...

haram ya? o ow...

Katakecil said...

t eu; Lucu ya :D Senyum dooong.. aamiin

errick; yep so far I know..