Saat kemarin membeli pasta gigi, saya menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit staring at the bench of the products at Indomart. Maunya sih beli produk yang tidak mengandung U. Tapi yang produk lisensi Jepang, setelah mencoba beberapa kali, saya harus mengakui formulanya tidak cukup kuat, hehe.. Jadi terpaksa harus beralih lagi. Kemaren-kemaren memakai yang merek senyum ala itu lho.. tapi kok ya ada perasaan ‘berdosa’ karena kandungan U nya. Yah. Jadi beralih pada merek yang paling senior, bikinan kakek-kakek Cina. Ya sudah. Tanpa meneliti lebih jauh lagi. Baru pada hari ke-tiga saya sadari:
1. Ternyata tidak ada label halal! Jika selama ini kurang peduli tanda halal untuk produk kebersihan, pikirkan lagi! Produk turunan B@b1 kemungkinan besar merambah sektor ini, silakan cek tulisan-tulisan mengenai hal tsb. Masak iya membersihkan dengan deterjen, sabun, odol yang ‘kotor’? Ya, saya sendiri juga baru sampai pada tahap wacana dan belajar peduli, belum bisa benar-benar strict melaksanakannya.. masih sulit.. as we know belum ada deterjen berlabel halal ;p
2. Ternyata pasta gigi F produksi kakek berjenggot itu jelas-jelas mencantumkan kandungan formaldehyde alias pormalin!!! Oh my God?!? Kok dibiarkan berkeliaran seenaknya ya? Dulu pasta gigi P yang ada U nya itu juga ada yang mengandung zat pengawet mayat ini. Tapi sekarang-sekarang sudah tidak ada tulisannya lagi (*entah ya kandungan sebenarnya.. masih ngendon diam-diam apa benar-benar sudah lenyap..*). Hal ini mengindikasikan isu-isu penarikan pasta gigi berpormalin merek tertentu dari negara tertentu beberapa waktu lalu hanyalah perang dagang. Sok, mana buktinya kalo adil teh…? Konsumen silakan bingung!
3. Saya tidak berani menyebut langsung judul-judul produknya.. bisi jadi mbak Prita ke-dua :D Yuhu.. pokoknya ati-ati aja semua.. Coba tebak, apakah pasta gigi F itu saya gunakan sampe habis atau langsung saya buang…? Hehe..
No comments:
Post a Comment