yo wis, di detik-detik terakhir sebelum pulang daku melintas juga di jantung kota Malang, sekedar mampir dari area kampus adikku di veteran (*nyempil bentar nyari oleh-oleh di MaToS alias Malang Town Square yang baru dibangun itu.. yang ternyata jauh lebih 'lapang' dari BIP*) ke arah Blimbing, kediaman Budhe-ku.
Lima tahun ini, sejak terakhir kulihat, banyak perkembangan positif yang telah dicapai (*sekolah nambah, hampir 70% yang berdomisili di dekat jalan raya menjadi tempat usaha, mulai dari toko, pabrik, resto, sampai art gallery.. dan yang mengejutkan: jajanan udah kaya di Bandung aja! walaupun belum sevariatif di sana, tapi dibanding terakhir kali aku ke sini, udah berubah banget! Masyarakat agaknya mulai bergeser seleranya, seiring dengan maraknya wisata kuliner di tipi barangkali.. begitu juga dengan gaya busana, sedikit banyak mulai lebih metro dalam tanda super kutip*)
harus diakui, Malang jauh lebih rapi daripada Bandung (*tapi masih ketinggalan kalau soal barang elektronik*)
lebih hijau pulak (*suasana oldies-nya juga lebih kerasa*)
pokoknya cocok buat JJS dan ngabuburit, trotoarnya khusus dan lebar, jalannya lurus, hutan kotanya teduh pisan.. masih pantas disebut sebagai kota bunga
kayaknya Malang tuh kaya banget (*nama jalannya: surabaya, bandung, bondowoso, kediri.. semua kali ye..*) dan sepertinya sehat pisan coz setidaknya dalam satu rute yang saya naiki saja saya menemui lebih dari tiga sarana olahraga (*stadion Gajayana, lapangan tenis di daerah yang semua nama jalannya adalah jenis-jenis olah raga, dan lapangan basket yang cukup besar*)
uniknya, di sini kita harus hati-hati. Hampir semua angkot warnanya sama (kombinasi biru putih= AMG, LG, GA, AL, dll..), padahal beda jalur/rute.. harus perhatikan nama yang tertera di kaca atau badan mikrolet. Untuk orang 'baru' seperti saya, ini cukup merepotkan.
uniknya lagi, di sini tarawehan versi reli.. duh, kangen Habib.. hari ke dua aku terpaksa taraweh jama'ahan di rumah (*diimami Ibuk, lumayan, slow motion.. *) soale nggak kebagian tempat.. maklum masih awal Ramadhan, jamaah membludak
yeuh, kapan-kapan, akan kukuliti kota ini with someone special.. pake sepeda pancal seputaran ijen, terus menelisik ke arteri kota tua yang masih berbau kolonial.. hum, sumdai ;p
next move: surabaya, tunggu aku (lagi!)
weeq,, kuangen awakmu, my peT ;p
gambar di kompas dari link terkait
Lima tahun ini, sejak terakhir kulihat, banyak perkembangan positif yang telah dicapai (*sekolah nambah, hampir 70% yang berdomisili di dekat jalan raya menjadi tempat usaha, mulai dari toko, pabrik, resto, sampai art gallery.. dan yang mengejutkan: jajanan udah kaya di Bandung aja! walaupun belum sevariatif di sana, tapi dibanding terakhir kali aku ke sini, udah berubah banget! Masyarakat agaknya mulai bergeser seleranya, seiring dengan maraknya wisata kuliner di tipi barangkali.. begitu juga dengan gaya busana, sedikit banyak mulai lebih metro dalam tanda super kutip*)
harus diakui, Malang jauh lebih rapi daripada Bandung (*tapi masih ketinggalan kalau soal barang elektronik*)
lebih hijau pulak (*suasana oldies-nya juga lebih kerasa*)
pokoknya cocok buat JJS dan ngabuburit, trotoarnya khusus dan lebar, jalannya lurus, hutan kotanya teduh pisan.. masih pantas disebut sebagai kota bunga
kayaknya Malang tuh kaya banget (*nama jalannya: surabaya, bandung, bondowoso, kediri.. semua kali ye..*) dan sepertinya sehat pisan coz setidaknya dalam satu rute yang saya naiki saja saya menemui lebih dari tiga sarana olahraga (*stadion Gajayana, lapangan tenis di daerah yang semua nama jalannya adalah jenis-jenis olah raga, dan lapangan basket yang cukup besar*)
uniknya, di sini kita harus hati-hati. Hampir semua angkot warnanya sama (kombinasi biru putih= AMG, LG, GA, AL, dll..), padahal beda jalur/rute.. harus perhatikan nama yang tertera di kaca atau badan mikrolet. Untuk orang 'baru' seperti saya, ini cukup merepotkan.
uniknya lagi, di sini tarawehan versi reli.. duh, kangen Habib.. hari ke dua aku terpaksa taraweh jama'ahan di rumah (*diimami Ibuk, lumayan, slow motion.. *) soale nggak kebagian tempat.. maklum masih awal Ramadhan, jamaah membludak
yeuh, kapan-kapan, akan kukuliti kota ini with someone special.. pake sepeda pancal seputaran ijen, terus menelisik ke arteri kota tua yang masih berbau kolonial.. hum, sumdai ;p
next move: surabaya, tunggu aku (lagi!)
weeq,, kuangen awakmu, my peT ;p
gambar di kompas dari link terkait
No comments:
Post a Comment