Tujuh mata pejam , detik jam memendam , ingin mengubur jejaknya dalam-dalam…
Letih menyusup , urat menyusut , getas meretas… tetirah…
Bulan sabit nembang, kangen sendirian… ini malam akhir malam…
Sekecup dinginku, embus keningmu… bangun anakku…
Tujuh mata hampa , katup sekedup , bintang pun takjub…
Sekecup dinginku, enggan meletup… bangun anakku…
Malam ini malam akhir malam
Akhir malam terakhir
(kau kan takkan pernah tahu?)
:maka bangkit, anakku!
Tujuh mata , enggan terbuka , air musuh durjana!
:bangun, anakku!
Karena, anakku
Ini bukan tetirah kita!
Tujuh mata , amarah membuncah , dengki menepi…
Rakaat ini berat adanya!
Bangun anakku…
:Neraka sedia di jeli mata!
Tujuh mata , berat berat berat …
Subuh kan tiba
: alhamdulillahi ladzii ahyaanaa ba’da maa amatana wa ilaihinnusyuur
bangun, nak!
Ini bukan tetirah kita
Tetirah kita
Di surga
No comments:
Post a Comment