Hari itu aku berencana pergi mengunjungi salah satu boss (hahaha) di daerah senayan sana. Untuk apa lagi kalau bukan untuk memalak traktiran. Sigh =D
Berangkat dari bilangan Kalibata sekitar jam 8 malam, temanku menyarankanku naik Kopaja yang lewat jalur Gatsu, dari pada kena macet kalau lewat jalur kopaja 57. Yups. Baru beberapa menit duduk di Kopaja, dua pengamen masuk lah. Dan menyanyi lagu yang aku tidak kenal. Usai genjreng-genjreng, mulailah dia berbla-bla-bla, dan menodongkan plastik ke muka tiap penumpang. Lama sekali dia menodongkannya. Uhh.. Pemalakan terselubung?!? Entahlah. Ada sebersit enggan tapi aku sudah menyiapkan segepok uang (*huahhahahaha, boong deng, sebutir doang*) mengingat ini hari Jum'at dan aku memang sudah berniat ingin memberi. Bereslah urusan yang ini.
Beberapa saat kemudian, naiklah lagi dua orang. Salah satu menunggu di belakang, dan yang lainnya berdiri di depan. Dia berblabliblu, dan bilang hal yang intinya dia mau menyanyi dengan suaranya yang pas-pasan. Tapi bukan suara nyanyian yang keluar, malah dia langsung keliling menodongkan topi sambil mengumumkan:
"Ayo.. jangan sampai karena uang seribu dua ribu tas Anda, HP Anda hilang.."
What the.....?!?!
Dia mengulang kata-kata itu sambil terus menodongkan topi ke muka orang-orang. Aku rasakan orang-orang lebih sigap dan cepat mengisi topi itu, dibanding kejadian pertama. Mbak cantik sebelahku yang pada saat kejadian pertama tidak mau memberi berbisik padaku, "Sudah.. kasih aja.. kasih aja...". Aku bisa merasakan urgensi dalam nada bicaranya, menyembunyikan rasa takut yang tidak begitu nyata. Aku tidak membawa terlalu banyak uang kecil (*hmm, semua uang saya berukuran sebesar pintu atau seluas gorden*). Jadi aku harus menggali-gali di halaman belakang rumah dulu (*geurrrrhhh*) sampai akhirnya aku dapat potongan emas yang bisa aku serahkan pada duo pemalak maut ini (emas apaan? duit logam gopekan?). Hmm.. Mungkin ini bukan pertama kalinya aku dipalak di angkutan umum. Tapi seingatku ini yang pertama kali saat aku pergi sendirian di Jekardah, malam hari pulak...
Aku beruntung kena palak ini. Karena aku jadi diingatkan lagi soal kode etik bepergian bagi seorang muslimah. Tentang urgensi punya body guard bla bla bla.. (*lho..? mulai ngawur tho ngomongnya...!*). Memang, the never sleep city ini membawa ancaman lain bagi tukang maen seperti saya. Yang jelas, dan yang penting, walaupun kena palak, toh proyek malakin boss-biss saya berhasil dengan sangat sukses =D hahaha.. menggendut beberapa gram gak apa-apa lah.. =D
Terima kasih untuk biss dan boss yang sudah mentraktir saya...
No comments:
Post a Comment