6:31 AM 12/13/2007
bilakah angin mendengar
panggilan dari kesunyian
menggenta seperti nyayian perang suku puritan
maka angin berlari
menjemput denyut sekerat hati
yang lesap dicecap para petarung surga
: denyar itu bukan koar,
dia bisik yang menguar
mewangi rahasia seperti cempaka
maka angin-angin hanya bisa mengikutinya
diam-diam berbagi cerita
Sunday, December 30, 2007
Hidup ini = Paradoks
hidup ini memang paradoksial
seorang gadis awal belasan, kulirik makanan di pangkuannya yang terdiri dari sepeleton nasi dan sepasang lauk berlabel harga termurah di warung makan. beberapa meter dari tempatnya bersantap sambil melahap sinetron-tak-bermutu, berbagai marga lauk berbalut bumbu menggoda sudah tiarap menunggu dimangsa. dari ayam bumbu kecap, cumi-cumi asam manis, bandeng balado, bali telur, sampai rempeyek udang. ya, giris saya melihatnya. bahkan anak pemilik kantin ini tak mampu menikmati kelezatan ultimate masakan ibunya! malang? mungkin. tapi di luar sana jauh lebih banyak lagi anak penjual ayam bakar yang nggak setiap hari makan anak ayam, eh, ayam bakar.. anak penjual martabak yang nggak setiap hari bisa makan martabak.. anak penjual mobil pun nggak setiap hari bisa beli mobil!
(angkot dago, bersama gerimis)
Gonjreng.. jreng jreng gonjreng.. jreng jreng jreng... (suara fales yang dengan pedenya menarik-narik lagu Ungu)
duh, ini ngamen apa demo? Rame-rame gitu.. (tapi gak sampai bikin kanon yang ada suara 1, 2, 3-nya)
wah, kasih ga ya? Kalo ngasi, ga enakeun kalo cuman cepek! umm, emang sabaraha sih standar memberi 'gaji' pengamen? (duh, apa iya harus bikin komisi khusus buat bahas UMR pengamen? gelo siah..)
ya, pas saya pikir-pikir (tentunya dengan otak saya yang jernih dan cemerlang akibat jarang dipake), kasarannya tiap orang di angkot anggap aja ngasih cepek. anggap ada lima orangeun, jadi gopek kan.. In the other words, dengan bekal gebyak mulut dan gitar, pendapatan bersih pengamen adalah gopek perangkot per lampu merah menyala. Katakanlah waktu tempuh satu trayek angkot adalah dua jam, dan lampu merah menyala tiap lima menit sekali, maka selama seorang sopir angkot mengembara di belantara trayeknya, seorang pengamen akan mengeringkan tenggorokannya minimal sebanyak 2 x 60 / 5 = 24 kali. artinya dia mengantongi uang setidaknya rata-rata 12000 rupiah (huhu, berlebihan banget ya angkanya.. tapi yaa.. segituan lah kayaknya).sedangkan sopir yang rajin bekerja dan mempertaruhkan jiwa raganya dengan sesekali ngebut tadi akan menerima: 5 x 2500 yang tak lain tak bukan sama dengan 12500! hayyaah.. ini belon dikurangi biaya bensin, calo, investasi kendaraan, setoran ke juragan, nraktir penumpang (ada ya?), beli balsem (buat kerikan masuk angin), dll.. pegimane kagak bakal gulung kuming tu supir: brenti di mana dia butuh, ngetem selama dia mau, nyalib serobot sana sini.. =D Kalo tuh sopir beruntung, penumpangnya full dari terminal ampe terminal tujuan gak ada yang turun-turun maksimal yang didapat bakal: 2500 X (5+7+2+2) = 40000. um, pantes aja banyak sopir yang rese, soalnya para penumpangnya kadang-kadang nggak ngehargai perjuwangannya menghadapi segala resiko menjaga nyawa mereka. sejujurnya, kadang saya masih mikir-mikir (mengingat kantong pengangguran saya yang cekak) buat nambahin 500 rupiah kalo bayar angkot. tapi bisa jadi, (kadang-kadang) ngasi pengamen cepak-cepek tanpa diitung-itung lagi.. yaa, emang gak sia-sia sih, moga-moga dicatat sebagai amal. tapi kapan kita mulai menghargai perbedaan tanggung jawab antara sopir dan pengamen: 30% ? C'mon!!!!!!!! serius lah..
seorang gadis awal belasan, kulirik makanan di pangkuannya yang terdiri dari sepeleton nasi dan sepasang lauk berlabel harga termurah di warung makan. beberapa meter dari tempatnya bersantap sambil melahap sinetron-tak-bermutu, berbagai marga lauk berbalut bumbu menggoda sudah tiarap menunggu dimangsa. dari ayam bumbu kecap, cumi-cumi asam manis, bandeng balado, bali telur, sampai rempeyek udang. ya, giris saya melihatnya. bahkan anak pemilik kantin ini tak mampu menikmati kelezatan ultimate masakan ibunya! malang? mungkin. tapi di luar sana jauh lebih banyak lagi anak penjual ayam bakar yang nggak setiap hari makan anak ayam, eh, ayam bakar.. anak penjual martabak yang nggak setiap hari bisa makan martabak.. anak penjual mobil pun nggak setiap hari bisa beli mobil!
(angkot dago, bersama gerimis)
Gonjreng.. jreng jreng gonjreng.. jreng jreng jreng... (suara fales yang dengan pedenya menarik-narik lagu Ungu)
duh, ini ngamen apa demo? Rame-rame gitu.. (tapi gak sampai bikin kanon yang ada suara 1, 2, 3-nya)
wah, kasih ga ya? Kalo ngasi, ga enakeun kalo cuman cepek! umm, emang sabaraha sih standar memberi 'gaji' pengamen? (duh, apa iya harus bikin komisi khusus buat bahas UMR pengamen? gelo siah..)
ya, pas saya pikir-pikir (tentunya dengan otak saya yang jernih dan cemerlang akibat jarang dipake), kasarannya tiap orang di angkot anggap aja ngasih cepek. anggap ada lima orangeun, jadi gopek kan.. In the other words, dengan bekal gebyak mulut dan gitar, pendapatan bersih pengamen adalah gopek perangkot per lampu merah menyala. Katakanlah waktu tempuh satu trayek angkot adalah dua jam, dan lampu merah menyala tiap lima menit sekali, maka selama seorang sopir angkot mengembara di belantara trayeknya, seorang pengamen akan mengeringkan tenggorokannya minimal sebanyak 2 x 60 / 5 = 24 kali. artinya dia mengantongi uang setidaknya rata-rata 12000 rupiah (huhu, berlebihan banget ya angkanya.. tapi yaa.. segituan lah kayaknya).sedangkan sopir yang rajin bekerja dan mempertaruhkan jiwa raganya dengan sesekali ngebut tadi akan menerima: 5 x 2500 yang tak lain tak bukan sama dengan 12500! hayyaah.. ini belon dikurangi biaya bensin, calo, investasi kendaraan, setoran ke juragan, nraktir penumpang (ada ya?), beli balsem (buat kerikan masuk angin), dll.. pegimane kagak bakal gulung kuming tu supir: brenti di mana dia butuh, ngetem selama dia mau, nyalib serobot sana sini.. =D Kalo tuh sopir beruntung, penumpangnya full dari terminal ampe terminal tujuan gak ada yang turun-turun maksimal yang didapat bakal: 2500 X (5+7+2+2) = 40000. um, pantes aja banyak sopir yang rese, soalnya para penumpangnya kadang-kadang nggak ngehargai perjuwangannya menghadapi segala resiko menjaga nyawa mereka. sejujurnya, kadang saya masih mikir-mikir (mengingat kantong pengangguran saya yang cekak) buat nambahin 500 rupiah kalo bayar angkot. tapi bisa jadi, (kadang-kadang) ngasi pengamen cepak-cepek tanpa diitung-itung lagi.. yaa, emang gak sia-sia sih, moga-moga dicatat sebagai amal. tapi kapan kita mulai menghargai perbedaan tanggung jawab antara sopir dan pengamen: 30% ? C'mon!!!!!!!! serius lah..
sini anakku, buka mulutmu!
bunda sudah sendok awan untukmu..
jangan takut pilek, ini bukan Campina..
sini anakku, sini ke dekatku..
bunda sudah petik itu lintangmu!
tidak anakku, tidak usah bawa kabel itu!
ke mari, di sini anakku!
lihat, pekarangan kita sudah musim buah
sebentar lagi gedung, mobil macet itu buatmu!
lihat anakku, di sini..
bunda sudah sisakan seiris hati
pakailah nak!
orang-orang bilang ini sudah tidak diproduksi lagi!
bunda sudah sendok awan untukmu..
jangan takut pilek, ini bukan Campina..
sini anakku, sini ke dekatku..
bunda sudah petik itu lintangmu!
tidak anakku, tidak usah bawa kabel itu!
ke mari, di sini anakku!
lihat, pekarangan kita sudah musim buah
sebentar lagi gedung, mobil macet itu buatmu!
lihat anakku, di sini..
bunda sudah sisakan seiris hati
pakailah nak!
orang-orang bilang ini sudah tidak diproduksi lagi!
kamu adalah seorang yang sangat kuat. kuat dalam diri dan tekad. mungkin aku tidak terlalu mengenalmu, meskipun kita telah hidup bersama cukup lama. kamu yang menerima himpitan dalam diam, lalu teguh mengekstrak setiap kepahitan menjadi permen penyegar kehidupan. kadang aku gerah dengan kepedulianmu, tapi seringnya aku yang bikin kamu gerah dengan keseleboranku.. tapi toh kamu (terpaksa) menerimaku apa adanya juga =)
menjadi tim bukan berarti kita semua menjadi pagar atau kita semua menjadi rerumpunan. menjadi tim berarti aku menjadi semak dan kamu pagarnya. atau kamulah belukar dan aku pagarnya.. tak ada yang salah dengan kedua kombinasi itu. jika sekali waktu, atau berkali-kali, kau bengkokkan tonggakku dengan durimu atau kupatahkan rantingmu karena batangku, maka bukan berarti kita tak sejalan lagi. karena kita sama-sama mengakui, jalan kita bukanlah jalan lurus berpermadani. kita akan saling melukai, lalu menertawakan kebodohan kita, sambil tangan ini saling mengobati luka lainnya. ya, kita kadang-kadang bodoh mengekang ego sendiri. mungkin Tuhan menciptakan luka untuk melihat betapa kuatnya saat kita bersama.. meskipun seringnya kamu yang pertama kali menyadarkan betapa ego ini meraja. meskipun seringnya, kamulah yang mulai mengobati lukaku, bahkan saat lukamu sendiri masih berdarah-darah.. meskipun seringnya kamulah yang pertama kali tersenyum.. itu tidak berarti apa-apa, kecuali bahwa ternyata kamu jauh lebih dari sekedar kuat.. begitu bukan?
[:untuk semua tunas yang meretas:]
embun dan bunga
mbun, aku sudah bilang pada Tuhan
kumohon pagi jangan pernah datang..
tapi Dia hanya tersenyum
mungkinkah Dia lupa bilang iya?
tapi kata ibu Tuhan tidak pernah lupa
kita cekal saja surya?
beri dia sekadar waktu mengaso
tapi, embun, aku tak bisa!
Tuhan bilang nanti bunga binasa
bukan, bukan!
Aku tak bisa menahan surya
bukan berarti ku pilih bunga..
kau tahu kan bunga selalu pilih kasih?
dia tumbuh di mana dia suka
sedang kamu turun di mana-mana..
tunggu dulu embun, biar ku tanya bapak
bagaimana teknik negosiasi dengan Tuhan..
mungkin jika lidahku cukup lihai,
aku boleh menyimpanmu dalam saku
tapi bapak bilang negosiasi mempannya buat politisi
Tuhan tak perlu politisasi
Dia punya segala
embun, masuk saja dalam nadiku
jadilah darahku, jadilah keringatku
mungkin Tuhan akan marah
tapi Dia tak akan menghukummu
kumohon pagi jangan pernah datang..
tapi Dia hanya tersenyum
mungkinkah Dia lupa bilang iya?
tapi kata ibu Tuhan tidak pernah lupa
kita cekal saja surya?
beri dia sekadar waktu mengaso
tapi, embun, aku tak bisa!
Tuhan bilang nanti bunga binasa
bukan, bukan!
Aku tak bisa menahan surya
bukan berarti ku pilih bunga..
kau tahu kan bunga selalu pilih kasih?
dia tumbuh di mana dia suka
sedang kamu turun di mana-mana..
tunggu dulu embun, biar ku tanya bapak
bagaimana teknik negosiasi dengan Tuhan..
mungkin jika lidahku cukup lihai,
aku boleh menyimpanmu dalam saku
tapi bapak bilang negosiasi mempannya buat politisi
Tuhan tak perlu politisasi
Dia punya segala
embun, masuk saja dalam nadiku
jadilah darahku, jadilah keringatku
mungkin Tuhan akan marah
tapi Dia tak akan menghukummu
niji no ue ni
gerimis akan reda, kun
dan tak ada hubungannya dengan pelangi
gerimis anak awan
sedang pelangi adalah anak matahari
"apakah mereka tidak pernah bertemu?"
entahlah..
kau tanyakan sendiri saja!
dan tak ada hubungannya dengan pelangi
gerimis anak awan
sedang pelangi adalah anak matahari
"apakah mereka tidak pernah bertemu?"
entahlah..
kau tanyakan sendiri saja!
Friday, December 14, 2007
Titip Senyum pada Elektron
sebuah 'perhelatan' dari tuts ke tuts, siang ini.
whyeach (15/12/2007 11:19:17): gmn TAnya?
whyeach (15/12/2007 11:19:17): dah jalan lg?
whyeach (15/12/2007 11:19:17): smangath is....
whyeach (15/12/2007 11:19:17): Kapan2 yeni boleh yah ikut nimbrung
whyeach (15/12/2007 11:19:28): bikin kacau TAmu...
whyeach (15/12/2007 11:19:28): hohohoho
d_immoeth (15/12/2007 11:19:32): ok ok ok e
d_immoeth (15/12/2007 11:19:43): doakan ku
whyeach (15/12/2007 11:21:13): Insya Allah
whyeach (15/12/2007 11:21:40): Hayo...Iis...segeralah bertaubat!!!
whyeach (15/12/2007 11:21:40): hehehe
d_immoeth (15/12/2007 11:22:21): hikkss
whyeach (15/12/2007 11:24:07): cup...cup...cup...
whyeach (15/12/2007 11:24:07): jgn nangis...
whyeach (15/12/2007 11:24:07): nih aku kasih ini...
** ikon yang tidak pantas dipertontonkan pada anak-anak 17-**
d_immoeth (15/12/2007 11:24:39): ga mau
d_immoeth (15/12/2007 11:24:44): maunya coklat
d_immoeth (15/12/2007 11:24:49): ama duittt
whyeach (15/12/2007 11:25:28): iya...Insya Allah
whyeach (15/12/2007 11:25:28): kapan2
whyeach (15/12/2007 11:25:36): kalo duit mah ngga ah
whyeach (15/12/2007 11:25:42): kan dah ada dari suami kamu
whyeach (15/12/2007 11:26:00): yeni jg g mau mendahului jodohmu is....
whyeach (15/12/2007 11:26:07): hhohoho
d_immoeth (15/12/2007 11:26:26): gludaaaaaaaaaakkkkk...
oalah.. emang suami sumber duit ya Yen? masak sih??? =O
[setelah sang teteh menanyakan: bagaimana adik-adikku.. sudah siap?]
whyeach (15/12/2007 11:19:17): gmn TAnya?
whyeach (15/12/2007 11:19:17): dah jalan lg?
whyeach (15/12/2007 11:19:17): smangath is....
whyeach (15/12/2007 11:19:17): Kapan2 yeni boleh yah ikut nimbrung
whyeach (15/12/2007 11:19:28): bikin kacau TAmu...
whyeach (15/12/2007 11:19:28): hohohoho
d_immoeth (15/12/2007 11:19:32): ok ok ok e
d_immoeth (15/12/2007 11:19:43): doakan ku
whyeach (15/12/2007 11:21:13): Insya Allah
whyeach (15/12/2007 11:21:40): Hayo...Iis...segeralah bertaubat!!!
whyeach (15/12/2007 11:21:40): hehehe
d_immoeth (15/12/2007 11:22:21): hikkss
whyeach (15/12/2007 11:24:07): cup...cup...cup...
whyeach (15/12/2007 11:24:07): jgn nangis...
whyeach (15/12/2007 11:24:07): nih aku kasih ini...
** ikon yang tidak pantas dipertontonkan pada anak-anak 17-**
d_immoeth (15/12/2007 11:24:39): ga mau
d_immoeth (15/12/2007 11:24:44): maunya coklat
d_immoeth (15/12/2007 11:24:49): ama duittt
whyeach (15/12/2007 11:25:28): iya...Insya Allah
whyeach (15/12/2007 11:25:28): kapan2
whyeach (15/12/2007 11:25:36): kalo duit mah ngga ah
whyeach (15/12/2007 11:25:42): kan dah ada dari suami kamu
whyeach (15/12/2007 11:26:00): yeni jg g mau mendahului jodohmu is....
whyeach (15/12/2007 11:26:07): hhohoho
d_immoeth (15/12/2007 11:26:26): gludaaaaaaaaaakkkkk...
oalah.. emang suami sumber duit ya Yen? masak sih??? =O
[setelah sang teteh menanyakan: bagaimana adik-adikku.. sudah siap?]
Tragedi [Foto] HaPe
kemaren sore,
saat hujan malu-malu kucing mengguyur kawasan yang biasanya disebut Bandung, si akuh dan teh T berjalan penuh semangat menuju kantin S.
tetitut : ngapain is?
si akuh: hehe, miskol t'eu..
tetitut : lhoh.. kamu nggak tau? HaPe eu kan baru ilang..
si akuh: hah? kan di dalamnya ada foto is nya?!?!?!?!
tetitut : *glodak*^%!(#/$@&!">:"
[hohoho, begitu narsisnya sampai yang dipikirin pertama kali adalah...]
saat hujan malu-malu kucing mengguyur kawasan yang biasanya disebut Bandung, si akuh dan teh T berjalan penuh semangat menuju kantin S.
tetitut : ngapain is?
si akuh: hehe, miskol t'eu..
tetitut : lhoh.. kamu nggak tau? HaPe eu kan baru ilang..
si akuh: hah? kan di dalamnya ada foto is nya?!?!?!?!
tetitut : *glodak*^%!(#/$@&!">:"
[hohoho, begitu narsisnya sampai yang dipikirin pertama kali adalah...]
Thursday, December 06, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)