Monday, November 06, 2006

InSaN




Insan. Begitulah makhluk berkaki dua dan berpikir itu diberi nama. Yang lemah, dan bergantung. Tak lepas juga dari kesalahan dan kekalahan. Seperti halnya makhluk-Nya yang lain. Bedanya, manusia memang diciptakan untuk diuji dengan kelemahan itu. Sedangkan makhluk-NYA yang lain diciptakan sebagai bagian dari sarana penguji tersebut. Maka ada satu perbedaan yang mendasar: manusia harus mempertanggungjawabkan semua yang terlintas dalam angannya, yang terucap dari lisannya, yang bersirobok dengan matanya, yang menggetarkan telinganya, yang diperbuat oleh kaki tangannya.. semua.. Reward dan punishment yang tak terelakkan.. sedangkan makhluk yang lain tidak!! (* dalam hal ini saya mengesampingkan iblis/ syaithon yang kelak pun akan menerima siksaan neraka.. sejak awal saya menyatakan bahwa makhluk-Nya yang lain hanyalah perantara ujian dari-Nya.. Bukankah tidak hanya sekali disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa sejak mula iblis/syaithon sudah ‘takut’ kepada Rabbal ‘alamiin, hingga dia berlepas diri saat manusia mengkambinghitamkannya?)

Kesalahan. Khilaf. Adalah sisi paling manusiawi dari sosok anak cucu Adam. Tapi, bukan berapa jumlah kesalahan kita yang akan menentukan apakah kita layak menjadi pewaris jannah-Nya, ataukah harus nista di sudut jahannam-Nya. Lebih dari semua, bukankah ampunan Alloh jauh lebih besar dari apapun? Dan DIA pun telah berjanji mengampuni hamba-Nya yang kembali. Jadi, esensi manusia yang lulus uji bukanlah yang tidak pernah membuat kesalahan. Bahkan, mungkin skor tertinggi hanya bisa diraih oleh hamba-Nya yang ketika berbuat kesalahan, dia senantiasa kembali. Kembali menghamba pada-Nya. Hakikat penghambaan itu sendiri, bisa jadi merupakan pengakuan terdalam, bahwa kita bukanlah apa-apa dan hanya Alloh-lah segala-galanya. Maka kita terbebas dari segala kungkungan, kecuali Ridho dan Laknat-Nya. Satu-satunya yang dikhawatirkan adalah pandangan Alloh. Maka, selama insan berpegang pada dogma ini, merdekalah ia. Merdekalah ia dengan Tauhid sebagai pembebasannya!

Jika tidak demikian, maka menjadilah ia bangkai yang bernafas. Seperti khayawan, bahkan lebih buruk lagi. Dan setelah melakukan kesalahan, dia mempertinggi pagarnya seolah-olah itu akan membuatnya aman dari azab-Nya.. Apapun itu, semoga 4JJ1 mempertemukan kita di surga.. sebagai insan yang lulus uji dan ruaarrrr.. biasa!

-( Perut sudah meronta, mengingatkan syaraf yang sedari tadi membatu.. Ah.. kenapa kemarahan harus melenyapkan kewajaran insani? )-

No comments: