Berkata Pagi kepada Petang: "Engkau masih terlalu muda"
dan Pagi pun melenggang menenteng Matahari di tangan kirinya
Lalu ketika Waktu terjaga dan Matahari menangis kelelahan,
Petang hanya menatap sendu, "Umurku sudah purna..."
Bukankah begitu Hari-Harimu, Anak Muda?
Semua seperti mimpi yang mampir silih ganti, bukan?
Sampai Takdir mempertemukanmu dengan Dia
dan Pagi pun melenggang menenteng Matahari di tangan kirinya
Lalu ketika Waktu terjaga dan Matahari menangis kelelahan,
Petang hanya menatap sendu, "Umurku sudah purna..."
Bukankah begitu Hari-Harimu, Anak Muda?
Semua seperti mimpi yang mampir silih ganti, bukan?
Sampai Takdir mempertemukanmu dengan Dia
No comments:
Post a Comment