waktu merayap dalam malam-malam panjang
mata yang berat digayuti hati yang bernanah..
ada borok membusuk di ujung gang sukma,
entah akan terbitkah fajar-senja bagi jiwa?
bukan mentari, juga bukan rembulan
kini yang dirindukan bukan lagi keberadaan..
tapi terbit dan tenggelam tetap saja menjadi penanda,
adakah sang perubahan mencincang sekerat makna?
duuh,
mengapa keluh ini enggan bersimpuh..
di hadap - NYA yang Agung itu..
*) dear In,
it's our chance.. (or may be it's our last chance!!!)
No comments:
Post a Comment